Bab 29. Mimpi Yang Terwujud

1.6K 72 11
                                    

Terik matahari tepat membakar di atas kepala, namun hembusan udara dingin di bukit yang pernah Adrian dan Armand kunjungi mampu menyejukkan kulit dua laki-laki yang sedang asyik memadu cinta. Kedua laki-laki itu tentunya Arjuna dan Adrian.

Saat ini Adrian tengah berada di atas tubuh Arjuna, memacu dirinya yang seakan menaiki pelana kuda. Penis Arjuna tentunya sudah bersemayam di dalam liang anus Adrian, tangan Arjuna memegang pinggang Adrian, membantu Adrian bergerak naik turun untuk mengasah penis Arjuna yang perkasa.

"Ahhh ...." Desahan keduanya menyatu seiring angin segar yang berhembus menerpa kulit telanjang mereka.

Arjuna menatap Adrian yang sedang memberinya kenikmatan, begitu pula Adrian yang tak hentinya menatap Arjuna dengan bongkahan pantat yang terus bergoyang. Pandangan mata mereka bertemu, menatap dalam penuh cinta, hingga Adrian sedikit merebahkan dirinya mendekat untuk mencium bibir Arjuna yang langsung menyambutnya. Mereka saling melumat, saling memagut dan saling merasakan lidah satu sama lain yang bertaut. Terlihat sangat menikmati setiap inchi demi inchi bibir yang mereka cicip bergantian.

Tangan Arjuna mulai menjalar dan meremas bongkahan pantat Adrian, membantu pantat sekal itu untuk tetap bergerak naik turun mengasah kontolnya.
Sedangkan Adrian merengkuh pipi Arjuna seakan tak ingin ciuman itu diakhiri, mereka terus melumat dengan lembut, memagut dengan liar, membiarkan savana indah, semilir angin yang berhembus dan mentari terik siang itu menjadi saksi mereka memadu cinta.

Arjuna menarik tubuh Adrian untuk memeluknya lebih dekat dan erat, ia berguling pelan membuat posisi Adrian kini berada di bawah tubuh gagah Arjuna, mengambil alih untuk mendominasi kegiatan seks yang mereka lakukan siang ini.

Pandangan mata Arjuna tertuju pada puting Adrian yang sebesar biji kopi, tentu Arjuna tak mau melewatkan untuk mengecap puting yang mengeras itu, ia melahapnya dengan rakus, menggigit pelan puting yang menantang itu seakan hanya ia saja pemilik tunggal dari puting atau pentil yang ia nikmati.

Adrian seakan tak terima karena Arjuna mendominasi permainan, ia mendorong tubuh Arjuna, membuat penis Arjuna lepas dari liang anusnya, kini Adrian yang berada di atas tubuh Arjuna.

Adrian balas menciumi leher Arjuna, memberikan jilatan menjalar hingga ke bawah, kemudian berhenti tepat di selangkangan Arjuna. Dengan penuh nafsu, Adrian melahap kontol Arjuna, memberi kuluman dan memberikan gerakan menyeruput kontol Arjuna.

Arjuna menahan tubuhnya dengan satu tangannya, melebarkan paha agar Adrian leluasa bermain dengan kontolnya. Tangan Arjuna memegang kepala Adrian, membelai rambut Adrian dengan sangat lembut, membuat Adrian semakin bersemangat mengulum kontolnya yang besar, keras dan panjang. Adrian memaksakan diri untuk menelan kontol Arjuna sampai ke bagian pangkal, namun itu membuat Adrian tersedak.

Arjuna yang khawatir mengangkat dagu Adrian, ia menggeleng, memberi isyarat jika Adrian jangan terlalu memaksakan dirinya, namun Adrian tersenyum  dan mencium bibir Arjuna.

"Aku baik-baik saja" ucap Adrian mengakhiri pagutannya, "boleh aku mencobanya lagi?"

Arjuna mengangguk, mengecup pipi Adrian dengan mesra lalu pasrah untuk dipuaskan Adrian kembali.

Setelah puas memberi hisapan dan kuluman di kontol Arjuna. Adrian kembali menaiki tubuh Arjuna, Arjuna tersenyum manis melihat kekasihnya yang ingin mendominasi permainan, Arjuna sepertinya sudah menantikan momentum ini.

Adrian memegang penis Arjuna, mengarahkan penis yang masih tegang sempurna itu ke tengah pantatnya, mencari sebuah lubang sempit yang pernah dirasakan Arjuna. Kepala penis Arjuna perlahan mulai masuk, Adrian masih saja meringis menahan sakit karena kontol Arjuna berukuran besar yang pernah mencicipi lubang anus Adrian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Romance In The VillageWhere stories live. Discover now