e09 (palsu)

296 205 212
                                    

"Sebegitu cintanya kau dengan tunanganmu sampai kau terus menatapnya? Ini Yohan tunanganmu, dia asisten papa." Ledek ayahku.

Hah? Tuangan? Aku tidak pernah memikirkan ini sebelumnya, aku terlalu terpaku dengan hidupku sampai aku melupakan kehidupan sipemilik tubuh ini. Terkejut, aku sangat terkejut, aku mengernyit tidak suka, reaksiku membuat Yohan diam dan ayahku juga diam.

Wanita itu mendekatiku lagi dan berbisik, "Aku asistenmu, aku Dewi. Dan dia tunanganmu, kalian akan menikah bulan depan."

Perkataannya berhasil membuatku terkejut, jantungku berpacu cepat.

Aku tidak mungkin menikah karena aku mencintai Zehan, bagiku suami ku satu-satunya hanyalah Zehan.

Aku tidak peduli dengan tubuh siapa yang aku pakai, tapi setidaknya sekarang ini adalah aku. Aku berbalik meninggalkan mereka dan keluar daru ruangan itu.

Pintu kututup dengan keras, Dewi mengikutiku dari belakang hendak menyusulku. Sedangkan tunanganku dan ayahku bingung, mereka kecewa dengan sikapku yang berubah drastis.

Meski aku tidak melihatnya, tapi Yohan terlihat kecewa saat ini. Sikapnya dingin, tapi kurasa hatinya hangat.

***

Disisi lain, Sasa sedang berakting seperti biasa karena itu adalah pekerjaannya. Kalian semua tau kalau dia adalah adik tiriku, dan dia juga mencintai Zehan suamiku tanpa sepengetahuanku.

Perasaan senang meliputi hatinya karena berita pernikahan mereka akan segera dipublikasikan hari ini. Dia mengambil sebotol air mineral, memeberikannya pada ayahku yang fokus merekam adegan berikutnya.

"Papa haus, kan?" Tanyanya manja seraya menggandeng tangan ayahnya, dulu dia juga ayahku.

Ayahnya mengelus rambutnya dan mempuk puk rambutnya yang lembut. Tersenyum manis didepan anak gadisnya yang kini akan menikah dengan Zehan.

"Terimakasih, putri papa."

Balasnya senang. Mereka semua terlihat baik-baik saja seakan-akan kematianku tidak berarti bagi mereka.

Terlihat dua orang wanita duduk di kursi istirahat dibelakang Sasa, yang satu berambut pendek dan yang satunya lagi berambut panjang. Namanya juga dunia artist, pasti ada aja yang bergosip.

"Kau lihat? Bahkan saat putri kandungnya mati, ayahnya asik bercanda dengan putri tirinya." Bisik si rambut panjang.

Rambut pendek mengangguk kecewa, "Ya, aku melihatnya. Aku saja masih sedih karena penulis idolaku sudah tidak ada. Aku sangat sedih sekarang." Jawabnya.

***

Dikampus, Riho terus merenung memikirkan tentangku yang bertukar jiwa, dia meletakkan kepalanya di atas meja panjang dengan tas sebagai alas. Dia bahkan tidak mendengarkan perkataan dosen yang sedang menerangkan.

"Itu nyata? Apa itu bisa dipercaya? Kalau memang itu tidak nyata, kenapa dia bisa tau semua rahasia kami?"

"Ahhh, Shibal!!" Batinnya menjerit.

Memikirkanku membuatnya pusing, dia membuka ponselnya untuk menghilangkan rasa bosan, tapi justru malah sebaliknya. Melihat berita kakak tirinya akan menikah dengan Zehan membuatnya marah, dia tidak habis fikir dengan ayah kandungnya yang bahkan tidak berduka.

Tangannya reflex memukul meja dan pergi dari kelasnya, meninggalkan buku dan tasnya disana lalu berjalan cepat menuju mobil. Tangan kanannya membuka layar ponsel untuk menghubungiku, tapi dia lupa kalau aku bukan Hera, melainkan Zeya.

"Ck, aku tidak ada nomornya." Decaknya kesal.

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, entah kemana dia akan pergi dengan keadaan termakan emosi. Saat dia sampai, dia langsung turun dengan tergesa-gesa, sampai dia melupakan ponselnya di mobil. Ternyata yang dia datangi adalah tempat ayahnya bekerja.

Married you twice (menikahimu dua kali)Where stories live. Discover now