e23 (pembunuh!)

184 158 28
                                    

Meskipun pertanyaan itu terasa ngasal, tapi Zehan menanggapinya dengan serius. Dia melirik Riho dengan tatapan seriusnya, mebuat Riho semakin penasaran dengan jawaban yang akan keluar dari mulutnya.

Belum sempat Zehan menjawab, gorden penghalang terbuka, kini aku bisa melihat Zehan dan Riho yang sedang menungguku di depan ruang ganti.

Belum sempat Zehan menjawab, gorden penghalang terbuka, kini aku bisa melihat Zehan dan Riho yang sedang menungguku di depan ruang ganti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gaun putih terasa sangat mewah saat menyatu dengan tubuhku, ditambah rambut coklat gelapku yang bersinar terpancar dari cahaya lampu.

"Cantik, kan?" Tanyaku.

Lagi-lagi Zehan merasa deja vu, dia teringat saat kami mencoba gaun pengantin pertama kali, saat itu dia tidak tau kalau aku akan meninggalkannya, aku pun tidak tau kalau aku akan bertransmigrasi.

"Ya, cantik." Batin Zehan terpaku dengan pesonaku.

"Cantik pake banget! Ga ada yang lebih cantik dari noona disini." Jawab Riho seraya memberiku dua jempol.

Aku tersenyum, tentu saja tersenyum, mana mungkin aku tidak tersenyum saat kulihat Zehan terpaku dengan kecantikanku dan terdiam membisu menatapku.

"Tuh, kan, apa ku bilang. Zehan hanya mencintaiku, karena aku cantik." Bisikku ditelinga Alen yang membaut mereka berdua tertawa di sampingku.

Zehan masih menatapku, dia juga teringat dengan pembicaraanku dan Riho kemarin, saat aku membahas tentang transmigrasi didepan rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zehan masih menatapku, dia juga teringat dengan pembicaraanku dan Riho kemarin, saat aku membahas tentang transmigrasi didepan rumahnya.

Ternyata dia dengar, ternyata Zehan mendengarnya, tapi dia berpura - pura tidak mendengarnya, kenapa? apakah dia tidak percaya?

"Itu kau, Hera? Itu sebabnya kau mendekatiku dan mengetahui banyak tentangku? Jika kau memang Hera, maka semuanya menjadi masuk akal. Tapi, apa transmigrasi nyata? Aku tidak percaya." Gumam Zehan saat fokusnya masih tertuju padaku.

Fokus kami ambyar saat Riho menepuk tangannya dengan keras, "Ayo kita main, gaunnya udah dipilih, kan? Sekarang buka dan kita main setelah ini. Udah lama kita ga main."

Riho memberikan ide cemerlang, aku dan Zehan memang butuh healing saat ini. Masalah yang kami alami membuat kami lupa caranya tersenyum dan caranya bahagia.

Married you twice (menikahimu dua kali)Where stories live. Discover now