e24 (lamaran)

238 167 89
                                    

"Aku menutupi kesalahanmu saat kau membunuh anak dari seorang jaksa agung dan sekarang apa yang kau rencanakan lagi? Aku minta tolong padamu jangan merusak nama baikku!" Bentak Zeremi tak bisa menahan emosi lantaran dia adalah capres.

"Terserah kau mau melakukan apa, tapi jangan libatkan aku dengan tindakan bodoh mu itu. Kau mengerti?"

Bosan mengurusi istri yang selalu berbuat jahat, Zeremi keluar dari ruangan itu bersama asistennya yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi.

Malu, itu yang dirasakan Hesti, bukannya mengintropeksi diri, Hesti justru semakin marah padaku karena dia merasa aku adalah penyebab dari semua kesalahan dirinya.

"Kalau kau tidak ikut campur, ini tidak akan terjadi, kau rasakan saja pembalasanku kali ini." Cicit Hesti.

Tangannya menggepal kuat, matanya terbelalak dan membulat sempurna, urat lehernya terlihat sekilas dan wajahnya merah padam, dia terlihat seperti iblis.

Aku sangat yakin, orang seperti Hesti tidak akan bisa berubah meskipun karma sudah didepan mata.

***

Kini aku sudah berada didepan rumahku bersama Zehan, sebelum sampai, kami mengantar Riho terlebih dahulu agar dia tidak mengganggu kami lagi.

Tanganku gemetar, aku sangat gugup untuk menemui pak Zirga dan bu Viona, aku takut mereka tidak akan menyetujui pernikahan kami.

Berdiri didepan pintu sudah berlangsung selama beberapa menit, Zehan terus memperhatikan diriku yang masih panik karena takut. Pintu pun terbuka, membuatku semakin terkejut saat Zehan membukanya tanpa aba - aba.

"Ayo." Ajaknya.

Aku terpaksa masuk, dan ternyata bu Viona dan pak Zirga duduk di ruang tamu sambil memegang undangan pernikahan kami, reflex mereka menoleh saat pintu berderit terbuka.

"Zeya? Kenapa kau tidak pulang semalam?" Bu Viona langsung bertanya ketika melihatku masuk kedalam rumah itu, membuatku semakin takut untuk mengatakan yang sebenarnya.

Melihatku gugup, Zehan langsung pasang badan untuk mengalihkan pembicaraan. Dia menunduk dan salim kepada bu Viona dan pak Zirga.

"Saya minta maaf karena merencanakan pernikahan secara sepihak." Sesal Zehan.

"Duduklah dulu." Kata pak Zirga.

Kami semua pun duduk berhadapan, aku tak mungkin mengalihkan pandanganku lagi dari mereka, aku sangat merasa bersalah karena bertindak seenaknya denga tubuh anak kesayangan mereka.

Tak lama segerombolan pelayan masuk membawa perlengkapan lamaran, dari bunga, buah dan perlengkapan lainnya. Siapa yang merencanakan ini? Zehan? Aku tidak pernah menyangka dia sudah menyiapkan segalanya.

"Kedatangan saya kemari untuk melamar putri kalian, mungkin terlihat tidak sopan karena undangan pernikahan datang lebih dulu dari saya. Tapi saya serius untuk melamar Zeya sebagai istri saya. Saya tau kalian pasti khwatir dengan skandal pernikahan saya baru-baru ini, ditambah lagi saya yang seorang duda. Tapi itu tidak menjadi halangan bagi saya untuk berusaha mencintai Zeya sebagai istri saya, saya harap kalian menyetujui pernikahan ini, dan pernikahan kami akan berlangsung kurang dari 1 minggu." Tegas Zehan menjelaskan.

" Tegas Zehan menjelaskan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Married you twice (menikahimu dua kali)Where stories live. Discover now