e15 (melirik)

283 208 198
                                    

Zehan yang sudah tiba dirumahnya masih memikirkanku, dia melihat foto Hera dan mengingat apa yang kukatakan padanya sore ini. Dia tersadar dari lamunannya, dengan gegas dia pergi kedapur dan memanaskan makanan yang sudah dia masak pagi tadi.

Mengingatku membuat hatinya semakin tersiksa, mengingat istrinya yang mati dihadapannya saja sudah membuat batinnya tersiksa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mengingatku membuat hatinya semakin tersiksa, mengingat istrinya yang mati dihadapannya saja sudah membuat batinnya tersiksa. Dia duduk di meja makan dan melahap makanannya, perlahan air matanya menetes ke mangkuk nasi miliknya.

"Ahh apa-apaan ini? aku menangis?" Katanya pelan.

Dia langsung mengusapnya dan melanjutkan makanannya, tapi dia tak sanggup dan mulai berhenti mengunya. Tangan kanannya menutup mata untuk menghentikan air mata yang sudah jatuh, sedangkan tangan kirinya mendorong nasi yang tinggal separuh.

Dia mengingat tatapanku ketika melihatnya membuang susu yang kuberikan.

"Shibal! Aku tidak suka perasaan bersalah."

Dia pergi tanpa menghabiskan makanannya dan berjalan cepat kekamarnya. Dengan kasar dia membuka sebuah koper kecil bewarna coklat dan mengambil sesuatu didalamnya.

Tangannya yang besar menggenggam kuat parfume kecil yang dia keluarkan dari koper itu, dia menyemprotkan parfume itu keseluruh ranjangnya sampai ruangan kamarnya penuh dengan semerbak parfume.

Setelah itu dia tidur dan memeluk bantal empuk yang sudah di semprot parfume, perlahan air matanya kembali mengalir dan dia semakin memeluk erat bantal itu. Tangis Zehan pecah tak tertahankan.

"Hera maaf... seharusnya aku tidak memarahimu... kau mati karena aku... aku yang membuatmu mati Hera... maaf..."

Tangisnya semakin pecah bersama harumnya parfume itu, dia menangis dan terus menangis mengingat kematianku yang tragis.

Dirumahku, aku juga memikirkan tentang Zehan dan memikirkan cara agar dia mau menikah denganku.

Brak! "Zeya? Apa itu?" Tanya ibuku yang mendengar suara barang jatuh dari kamarku.

"Tidak apa ibu, aku sedang membuat parfume." Aku menjawab seadanya.

"Parfume? Tidak biasannya." Gumam bu Viona terheran.

Aku menutup pintu agar mereka tidak mendengar suara dari dalam kamarku, dan akhirnya parfume yang kubuat selesai. "Finaly selesai juga, Zehan pasti mengenali parfume ini."

Kusimpan cairan parfume di wadahnya, aku berencana mengembalikan semua kenangan yang sudah kulalui bersama Zehan.

Saat dia bingung dan merasa kalau aku sama seperti Hera, saat itu juga aku akan mengatakan yang sebenarnya padanya.

Aku memikirkan berbagai macam rencana sampai tak terasa malam sudah berganti, kini sinar matahari masuk menyusup kamarku setelah aku membuka gorden jendela kamarku. Aku mandi dengan tenang, suasana pagi dirumah ini sangat tenang dan hangat.

Married you twice (menikahimu dua kali)Where stories live. Discover now