37

831 26 0
                                    

Darren menyuruh ajudannya melakukan tugas yang lain. Dia ajak Shella masuk ke ruangannya, hanya berdua. Shella yang dari tadi diam sejak berjalan berdampingan dengan Darren dibuntuti para ajudan dan pelototan para pegawai memilih tetap berdiri ketika Darren mempersilakan dirinya duduk di sofa khusus tamu.

Melihatnya, Darren yang duduk di tepian meja kerja memilih tersenyum. Merasa tak perlu memaksa gadis itu untuk menerima tawarannya.

"Jadi, apa yang bikin Nona ke sini?"

Shella membalas dingin, "Davin ke mana?"

Darren termangu, lalu senyum. "Nona sudah berkali-kali bolos sekolah. Nona pasti masih shock dan belum pulih kan? Nona pasti juga udah tau siapa Davin sebenarnya, ya kan? Di saat semuanya mencemaskan Nona bahkan Rachel berkali-kali memenuhi panggilan guru sebagai wali yang bertanggung jawab atas Nona, kamu masih sempat-sempatnya mikirin di mana dan ke mana Davin?"

"Iya," jawab Shella tanpa ragu. "Davin perlu izin aku kalo mau pergi. Nggak bisa ngilang gitu aja."

"Sampe segitunya?"

"Iya."

"Sayang sekali. Dia justru pergi karna ingin lepas dari Nona. Ya, walaupun tuntutan pekerjaan juga nuntut dia buat pergi."

"Maksud Sir?"

"Kalau Nona ke sini untuk menuduh saya mengganggu hubungan kalian berdua, berarti saya hanya perlu meluruskannya. Davin bisa aja nolak pekerjaan yang saya tawarkan. Tapi, dia pergi atas pilihannya sendiri."

Shella mengernyit. Menata napasnya yang tak keruan.

"Entah gimana ceritanya, saya yakin Nona sudah tau siapa saya. Sebelumnya, maaf untuk itu, Nona. Saya pikir hubungan kita cuman sebatas antara relasi bisnis. Ternyata, Nona tau lebih banyak tentang saya ketimbang pegawai-pegawai yang ada di sini."

"Hm." Shella mengangguk. "Seorang konsultan kriminal. Seorang ayah angkat. Seorang pendiri organisasi bawah tanah yang nampung pembunuh bayaran. Dan seorang presdir."

"Great."

"Aku mau Davin tetep di sini."

Darren masih senyum. Menghela napas. "Davin adalah sumber masalah bagi Nona—"

"Dan itu bukan urusan Anda, Sir Darren yang terhormat."

"Gimana bisa itu bukan urusan saya? Kamu anak asuh yang dipercayakan Nyonya Azalea pada saya ketika Isla bukan lagi seseorang yang berhak atas kamu. Dan Davin adalah salah satu anak asuh saya yang panjang ceritanya bisa saya anggap terfavorit. Gimana bisa dua orang yang berada di bawah tanggung jawab saya ini bisa saya lengahkan begitu saja?"

Shella diam. Mengatur napas. Lalu membalas, "Kalo gitu, terang aja Sir. Aku pengen Davin tetep di sini. Di dekat aku. Nggak peduli siapa dia dan gimana bentuk organisasi yang dia jalani, aku tetep bakal nemenin Davin. Jadi tolong, biarin Davin tetep di sini. Aku mohon Sir..."

"Kamu tau saya akan sulit menolak permintaan seorang anak Nyonya yang pernah sebegitu baik dengan saya. Tapi Nona harus tau kalau ini demi kebaikan Nona sendiri." Darren melipat kedua tangannya depan dada. Sebelum itu dia posisikan kacamata bingkai petaknya serapi mungkin. Kemudian, dia menatap Shella tajam. "Saya enggan Nona terlibat dalam organisasi gelap saya."

"Bukan cuman Davin yang udah terlanjur masuk dalam kehidupan aku, Sir. Kak Rachel, Leon, Albert. Kalo ini demi keselamatan aku, bukannya mereka juga bahaya?"

"Ya. Tapi mereka punya benteng kokoh untuk membuat kamu tetap dalam posisi."

"Kalo Davin?"

"Tidak."

Shella in the Davin's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang