Chapter 9

440 42 0
                                    

Vino dan Naomi tiba di lokasi pukul 05

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Vino dan Naomi tiba di lokasi pukul 05.47 pagi. Lokasi pembunuhan kali ini berada di daerah Hansan, tepatnya di sebuah hotel mewah bintang 5 bernama Parades Hotel. Vino dan Naomi langsung di sambut oleh beberapa polisi yang langsung mengantarkan mereka ke tempat kejadian. Mata Vino tak hentinya memperhatikan sekitar, takut-takut jika ada awak media yang menyusup. Karena menurut kabar yang dia terima dari satuan reserse kriminal yang meneleponnya, korban adalah Presdir sekaligus CEO Ken Company, Devan Kenan Putra.

Mereka tiba di sebuah kamar dengan fasilitas vvip, laki-laki dengan umur lebih muda dari Vino itu membukakan pintu, Vino dan Naomi masuk, yang langsung di sambut pemandangan yang cukup mengerikan. Mayat Tuan Devan tergeletak kaku di atas lantai keramik yang dingin, bibirnya sengaja di jahit, dengan beberapa luka sayatan di kakinya.

"Oh astaga...." Naomi menutup mulut, lalu melangkah maju mendahului Vino. Keduanya lalu memakai kaos tangan karet dan memeriksa tubuh korban juga hal-hal apa saja yang mencurigakan.

"Tidak ada tanda-tanda perampokan. Korban di temukan pukul 05.30 pagi oleh pegawai hotel yang mendapat telepon dari orang tak di kenal, orang itu mengatakan bahwa terjadi sesuatu di kamar hotel Tuan Devan." ucap laki-laki dengan mantel berwarna hijau gelap. Dio Djuhandar.

"Dio. Kurasa korban di bunuh dengan cara lehernya di jerat memakai tali. Ada bekas tali di lehernya." ucap Naomi, sambil terus memperhatikan leher Tuan Devan.

"Nomor tak di kenal?? Dio, apa kau sudah menghubungi kembali nomor itu??" tanya Vino.

"Nomor itu sudah tidak aktif. Christian sudah mengamankan ponsel Tuan Devan untuk di periksa bersama tim IT. Vino, kau lihat sendiri kan ruangan ini sangat bersih, pembunuhnya benar-benar sangat teliti dan berhati-hati." ucap Dio sambil merapatkan mantelnya.

Naomi sibuk dengan memotret apa saja yang patut di selidiki menggunakan kamera ponselnya.

"Bagaimana dengan pegawai hotel itu?? Kau sudah mengamankannya??" tanya Vino sambil matanya terus meneliti ke sekitar ruangan.

"Sudah. Dia bersama anak buahku." jawab Dio.

Naomi berdiri setelah sebelumnya dia berjongkok untuk memotret mayat Tuan Devan, dia berjalan ke arah Vino dan Dio.

"Ku harap awak media tidak dengan cepat mengendus jika kematian Tuan Devan akibat pembunuhan. Yeah,, kalian tau sendiri kan media sekarang benar-benar membingungkan, pro dan kontra pasti akan selalu melingkupi ini semua. Apa lagi jika kasus ini menyangkut orang-orang penting, bukan tidak mungkin jika orang dengan power seperti Tuan Devan pasti mempunyai banyak musuh." ucap Naomi dengan wajahnya yang serius.

"Kau benar mi, itu mengapa aku meminta semua pihak kepolisian yang datang kesini untuk berpakaian bebas. Aku tidak ingin memancing media." ucap Dio, nadanya terdengar santai namun tegas.

"Apa pihak keluarga sudah di kabari??" tanya Vino.

"Sudah. Boby Chaesara sedang menuju kemari, sedangkan Sisca Sarasean, ku dengar dia masih berada di luar kota. Kemungkinan 3 jam lagi dia akan sampai." jawab Dio.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ