Chapter 25

377 46 1
                                    

Cuaca benar-benar tidak bisa di tebak, beberapa minggu ini sering sekali turun hujan, namun hari ini matahari kembali menampilkan pesonanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca benar-benar tidak bisa di tebak, beberapa minggu ini sering sekali turun hujan, namun hari ini matahari kembali menampilkan pesonanya. Panas terik membuat jalanan beraspal menjadi berdebu, membuat siapa saja pasti enggan berlama-lama di luar rumah. Namun tidak dengan Naomi, dia terlihat keluar dari mobilnya begitu saja, ponselnya masih menempel di daun telinga dan dia masih mengobrol dengan Vino lewat sambungan telepon. Naomi menghentikan langkahnya, berdiri di depan sebuah bangunan dengan nuansa kuno namun sangat megah. Sebuah Perpustakaan Daerah.

"Iyaa, baiklah. Aku tau Vin.."

Lalu panggilan terputus, Naomi masuk ke dalam bangunan megah itu sambil merapatkan jaketnya.

Ruangan dengan nuansa klasik nan megah, lantainya berbahan marmer berwarna coklat kayu, jangan lupakan juga rak-rak dengan bahan kayu pilihan yang berjajar rapi di tengah ruangan. Perpustakaan Daerah Ackerley memang yang terbaik. Naomi melangkahkan kakinya begitu saja, melewati beberapa rak besar dengan ratusan buku yang tertata sesuai dengan temanya. Lalu dia berhenti di depan sebuah rak buku dengan tulisan di atasnya "MITOLOGI".

Mata kucingnya memindai, beberapa kali dia mengambil buku namun beberapa kali juga buku itu dia letakkan kembali, hingga di buku kelima yang dia ambil, Naomi dengan serius membaca kalimat-kalimat di dalam buku tersebut yang terangkai menjadi banyak paragraf. Beberapa kali Naomi mengangguk-angguk, lalu keningnya berkerut.

"Tunggu..." monolognya, Naomi kembali membaca salah satu paragraf berulang-ulang, hingga saat dia menyadari sesuatu matanya terbelalak lebar. Naomi mencoba mengaitkan semuanya, semua benang kusut yang bersimpul di dalam otaknya perlahan terurai. Puzzle dari kasus pembunuhan berantai ini perlahan-lahan seperti menyatu menjadi sebuah gambaran yang utuh.

"Tapi... Bagaimana bisa dia menyamarkan ⎯  "

Drrrttt...

Drrrtttt....

Dering ponsel dari balik jaket yang Naomi kenakan berbunyi, dia langsung meraih benda elektronik berbentuk persegi panjang itu, lantas membaca siapa yang meneleponnya, ternyata Vino. Naomi mengangkat telepon dari Vino.

"Halo..?? Ada apa Vin??"

.

.

.

.

Jam menunjukkan pukul setengah 3 sore, namun berbeda dengan biasanya yang selalu turun hujan, hari ini cuaca sangat panas. Debu-debu yang berterbangan di sepanjang jalan, juga cahaya matahari yang menyengat kulit. Beberapa orang terlihat berlalu-lalang di sekitar halte bus di dekat Kingston High School, mereka memakai masker untuk melindungi dari debu kotor yang bisa mengganggu kesehatan.

"Haish... Panasnya..." keluh Chika, lalu membuka tutup botol air mineral yang tengah dia pegang. Gadis bergummy smile itu duduk seorang diri di bangku panjang yang berada di halte. Sambil melihat kendaraan yang berlalu-lalang, juga pejalan-pejalan kaki yang seperti gerombolan semut di pusat kota. Chika meneguk air mineral itu hingga kini tersisa setengahnya, lantas meletakkan botol air mineral berbahan plastik itu di sebelahnya.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang