Chapter 23

336 51 0
                                    

Vino duduk bersama Ashel, Dio dan Naomi, keempatnya sibuk dengan pikirannya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vino duduk bersama Ashel, Dio dan Naomi, keempatnya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Helaan nafas Vino terdengar, beberapa menit lalu Naomi membeberkan temuannya saat dia mengunjungi Panti Asuhan tempat Grey menghabiskan masa kecilnya, dan cerita tentang gadis kecil bernama Fransisca juga tak luput dari bahasan.

"Kau benar mi, gadis kecil ini benar-benar sangat mirip dengan Sisca Sarasean putri Tuan Devan." ucap Dio memecah kesunyian yang berlangsung beberapa saat. Ashel mengangguk, sedangkan Vino bersedekap dada sambil memikirkan sesuatu.

"Namun Bibi Mel bilang jika Fransisca telah meninggal saat berumur 8 tahun dalam sebuah kecelakaan." jelas Naomi, lalu merebahkan badannya pada sandaran sofa di belakang.

"Apa kalian sedang berfikir jika Fransisca adalah Sisca Sarasean?? Itu artinya Sisca bukanlah putri kandung dari mendiang Tuan Devan dan Nyonya Veranda?? Tapi bukankah Bibi Mel bilang jika Fransisca telah lama meninggal?? Mi, apa kau berfikir jika semua ini ada hubungannya dengan Fransisca itu??" Vino memberondong dengan beberapa pertanyaan, yang langsung membuat tubuh Naomi tegak seketika.

"Aku hanya sedang berfikir jika Sisca Sarasean adalah Fransisca, dan bagaimana jika Fransisca sebenarnya tidak meninggal??" tatapan Naomi mengunci ke dalam sorot mata Vino. Jika sedang seperti ini, tidak ada lagi Vino dan Naomi yang memadu kasih, yang terlihat hanya dua detektif yang tengah serius membahas suatu kasus.

"Mi, jika memang seperti itu, lantas apa hubungannya dengan kasus pembunuhan berantai ini?? Petunjuk sama sekali tidak mengarah ke Sisca Sarasean, malahan petunjuk mengarah ke Shan Dandelion. Haishhhh!! Ini benar-benar membuatku pusing!" ucap Dio di sertai keluhannya.

Ashel dan Vino menghela nafas, Naomi tidak menjawab keluhan Dio. Dia hanya bersedekap dada dengan pikirannya yang penuh.

"Shel, coba kau bertanya pada pengurus Panti Asuhan itu, apakah mayat Fransisca di temukan atau tidak. Saat Naomi bilang tentang kecelakaan yang menimpa gadis kecil di Panti Asuhan itu, aku sempat mencarinya di internet, dan ada satu berita yang menurutku itu valid. Korban tertabrak mini bus dan membuat mini bus itu oleng. Menurut berita, korban terpental cukup jauh hingga terperosok ke dalam jurang." ucap Vino.

"Aku curiga jika mayatnya tidak pernah di temukan.." sambung Vino.

"Lalu Tuan Devan menemukannya dan diam-diam mengakuinya sebagai anak??" Naomi ikut menambahkan dugaannya, membuat Dio hanya meliriknya malas. Menurut Dio, dugaan Naomi benar-benar di luar nalar.

"Aku akan menelepon Bibi Mel untuk memastikan. Sebentar..." Ashel berdiri dari posisinya yang semula duduk. Dia membawa ponselnya dan sedikit menjauh dari Vino, Naomi dan Dio.

"Vino, apa kau juga berpikir sama seperti analisis Naomi??" tanya Dio.

"Memangnya kenapa analisisku?? Dio, apapun bisa terjadi! Kita harus menarik banyak kemungkinan karena setiap kasus pembunuhan selalu berakhir dengan sebuah plot twist!" ucapan Naomi terdengar lantang. Membuat Vino langsung menarik tangan kekasihnya itu, Vino tau jika Naomi sedang emosi.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang