Chapter 21

342 42 0
                                    

Kota Ackerley kembali di kagetkan dengan kasus pembunuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kota Ackerley kembali di kagetkan dengan kasus pembunuhan. Jasad di dalam koper yang sudah di mutilasi itu langsung terindentifikasi jika itu adalah milik pemuda bernama Zee. Polisi yang tadinya mencoba menyembunyikan kasus ini agar tidak menimbulkan ketegangan pada masyarakat, nyatanya tetap bocor juga. Awak media langsung mengetahuinya dan masyarakat kembali heboh.

Vino dan Naomi masih berada di rumah sakit bersama polisi yang lain, jasad Zee akan di autopsi sesegera mungkin agar tau penyebab utama kematian pemuda naas itu. Apakah korban langsung di habisi atau di siksa terlebih dahulu.

Kepulan asap rokok membumbung tinggi dan terbang bersama hembusan angin. Vino kembali menghela nafasnya, Naomi yang duduk di sampingnya hanya melirik laki-laki itu dan sibuk dengan foto-foto di galeri ponsel yang tengah dia pegang.

"Vin..? Aku mulai curiga dengan Shan.." ucap Naomi, yang langsung membuat Vino menoleh ke arah kekasihnya itu. Naomi masih menatap layar ponselnya, dimana foto dengan jejak sepatu bermerk Nike itu terpampang jelas. Vino sudah tau tentang analisis Naomi mengenai temuan wanita itu, dimana petunjuk satu-satunya yang tertinggal saat jasad Grey di temukan.

Naomi menoleh ke arah Vino, sambil menyisipkan helaian rambutnya ke belakang telinga, perempuan bermata kucing itu memperlihatkan foto jejak sepatu yang ada di tempat Grey mati terbunuh. Foto itu sengaja di edit Naomi dengan menjejerkan foto jejak sepatu milik Shan. Dan hasilnya sama persis.

"Mi, tapi Shan... Kau tau sendiri kan keadaannya? Bukankah anak seperti dia tidak akan berani melakukan hal keji semacam itu?" Vino masih mencoba untuk menyanggah jika Shan adalah tersangkanya.

"Apa lagi dia putra dari Tuan Devan, atas dasar apa coba dia membunuh ayahnya sendiri dan semua korbannya??" sambung Vino.

Naomi menghela nafasnya.

"Semua orang mempunyai jiwa psikopatnya masing-masing vin.. dan bukan tidak mungkin jika Shan yang kita kenal sebagai pemuda yang berkebutuhan khusus itu mampu melakukan ini semua. Kau pernah bilang padaku jika semua orang layak untuk di curigai, karena sebagian besar pembunuhan yang pernah terjadi, pelakunya adalah orang terdekat korban." jawab Naomi.

"Dan jangan lupakan jika setiap orang mempunyai sisi monsternya masing-masing." Naomi menatap Vino dengan tatapan kucingnya, membuat laki-laki itu mengusap wajahnya kasar. Kasus ini benar-benar rumit, Vino maupun Naomi masih belum bisa menguraikan benang kusut yang menyelubungi kasus ini. Dan jujur saja, ini semua membuatnya lelah.

Cklek!!

Baik Vino maupun Naomi langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka, menampilkan Hanna yang berdiri masih dengan jas dokter dan juga masker yang menutupi hidung dan mulutnya. Sepasang kekasih itu berdiri dari posisi semula yang duduk, lalu Vino melangkah lebih dulu, di ikuti Naomi. Ketiga orang itu lantas berjalan ke arah sebuah ruangan yang tak jauh dari ruangan autopsi. Ruangan milik Hanna.

.

.

.

.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Where stories live. Discover now