Chapter 22

350 44 0
                                    

Malam semakin larut, dan hujan yang mengguyur kota Ackerley seperti enggan untuk berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam semakin larut, dan hujan yang mengguyur kota Ackerley seperti enggan untuk berhenti. Hawa dingin menguar begitu saja dari balik jendela-jendela yang tidak tertutup rapat. Hujan yang turun sangat lebat membuat semua orang lebih memilih untuk berdiam diri di dalam rumah. Apalagi waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam.

Gadis dengan piyama berwarna biru cerah, juga sepasang sandal tidur berwarna senada, tengah duduk terpekur di atas kursi belajarnya. Tirai jendelanya tersibak dengan halus akibat deru angin dari luar. Di atas meja belajar, sebuah laptop masih menyala menampilkan website dengan banyak paragraf yang berjajar rapi. Gadis dengan gummy smile itu membenarkan letak kacamata bacanya, helaan nafasnya terdengar samar.

"Hades adalah Dewa Kematian dalam mitologi yunani. Apa Hades ini yang selalu Shan sebut..??? Arghhhhh!!" Chika mengacak rambutnya, pikirannya benar-benar buntu dan itu sukses membuatnya uring-uringan. Chika lalu menarik kursinya, dia bangkit dari sana dan berjalan perlahan ke arah jendela kamarnya yang besar. Rintik hujan masih terus mengguyur kota Ackerley, Chika bisa melihat embun-embun yang menempel di kaca jendelanya.

"Vin... Apa kau yakin??"

Suara dari mulut Naomi terdengar masuk ke gendang telinga Chika, gadis itu langsung berlari kecil ke arah pintu kamarnya. Chika tau, pasti Vino dan Naomi tengah mengobrol di depan pintu kamar Vino. Chika masih bisa mendengarnya karena kamarnya dan Vino yang bersebalahan. Gadis bergummy smile itu lalu menempelkan daun telinganya ke pintu. Menguping.

"Belum 100%, tapi sikap Boby seolah-olah sedang menutupi suatu kebenaran tentang kasus kematian ayahnya. Dan jika Shan benar-benar terlibat, bukankah tidak aneh jika Boby melindungi adiknya? Keluarga Tuan Devan adalah keluarga terpandang, tentu Boby tidak akan membiarkan publik tau jika adiknya adalah seorang psikopat gila!"

Mata Chika terbelalak, jantungnya seakan berhenti seketika. Ucapan Vino benar-benar seperti ribuan pedang yang menusuk jantungnya secara bersamaan.

Shan??? Pembunuh??? Psikopat gila??

Tubuh Chika bergetar hebat.

"Analisisku juga sama sepertimu, apalagi jejak sepatu itu sama persis. Namun kita masih butuh bukti lain yang kuat vin.."

Itu suara Naomi, membuat Chika diam seketika dengan tubuh yang mulai lemas. Apa dia tidak salah dengar?? Shan??? Shan teman sekolahnya, pemuda sedikit gila yang juga sudah berhasil mencuri hatinya, dia... Terlibat dalam kasus pembunuhan berantai yang mengerikan ini??? Benarkah???

Chika tidak ingin percaya, namun bayangan ketika Shan selalu berbicara tentang Hades dan hal-hal yang janggal membuatnya menyadari satu hal. Pemuda itu... Memang mencurigakan!!

Dalam semilir angin yang masuk melalui celah jendela yang tidak tertutup rapat, Chika berjalan gontai ke arah ranjangnya. Pikirannya jauh melanglang-buana memikirkan banyak hal. Dan Shan, nama itu yang memenuhi rongga otaknya. Chika merebahkan tubuhnya begitu saja di atas ranjang, lalu menarik selimut sebatas dada, matanya menatap lurus ke arah langit-langit kamar, benaknya masih terus bertanya. Benarkah Shan Dandelion terlibat dalam kasus mengerikan ini?? Chika tertidur dengan banyak pertanyaan yang masih bersemayam di pikirannya.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Where stories live. Discover now