Chapter 29 [End]

1K 70 2
                                    

Tap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tap... Tap...

Hades... Apa itu kau..??

Apa sekarang kau akan menjemputku..??

.

.

.

.

3 bulan kemudian.

Semilir angin membawa pesan tersirat dari alam kepada siapapun yang di terpanya. Begitupun dengan gadis yang tengah berdiri di pinggir danau, dia masih menggunakan seragam lengkap dengan hoodie yang menutupi kepalanya. Semilir angin itu menerpa wajahnya yang putih bersih, aroma segar bercampur dengan bau pohon pinus menguar begitu saja. Angin yang bertiup dari arah berlawanan itu seperti simfoni menyedihkan yang bergaung melewati gendang telinganya. Helaan nafas lolos dari bibirnya yang berwarna merah jambu alami, lalu kepalanya mendongak, matanya menatap langit biru dengan percikan sedikit warna orange itu.

Yessica Tamara, gadis itu masih terus menatap langit dengan sejuta pikiran yang berjubel memenuhi otaknya. Ada berbagai macam perasaan yang kini tengah bergejolak hebat, dan ada satu nama yang terus dia doakan di dalam hatinya. Kembali helaan nafas itu lolos begitu saja, bersamaan dengan hembusan angin yang menyapu wajahnya yang cantik jelita. Chika memeluk dirinya sendiri, ketika hawa semakin dingin dan hari mulai berubah menjadi senja.

"Tetangga!!"

Panggilan itu, panggilan yang entah kenapa Chika tau siapa yang memanggilnya. Chika memutar tubuhnya ke arah sumber suara, matanya memicing, saat seorang pemuda dengan kemeja putih yang tengah berlari kecil ke arahnya. Rambutnya yang sedikit berantakan itu terlihat melambai-lambai karena tersapu angin.

"Shan?!" Chika tersenyum cerah, hingga gummy smilenya terlihat.

"Tetangga! Kenapa meninggalkanku? Curang sekali..." ucap Shan begitu dia sampai di hadapan Chika.

Chika hanya tersenyum dan terus memperhatikan wajah Shan. Tangan Chika terulur dan mengelus lembut pipi pemuda itu. Betapa Chika ingin menangis saat ini, jika dia mengingat kejadian 3 bulan yang lalu. Kejadian dimana dia melihat dengan mata kepala sendiri saat Shan berjuang antar hidup dan mati. 2 peluru yang bersarang di punggung pemuda itu akibat melindungi Chika dari tembakan Sisca, sukses membuat Shan harus mengalami koma selama 2 minggu lamanya.

Air mata hangat meluncur perlahan dari pipi putih milik Chika, membuat Shan seketika panik karena Chika yang tiba-tiba terisak dan menangis.

"Tetangga?? Kenapa kau menangis..??" tangan Shan memegang pergelangan tangan Chika yang masih mengelus pipinya. Wajah Shan yang panik malah membuat tangis Chika semakin kencang.

"Tetangga?!! Jangan membuatku takut.. ku mohon jangan menangis. Apa aku melakukan kesalahan??" Shan kembali bertanya, kini tangan Chika dia genggam, lalu menciumi punggung tangan itu sambil terus mengucapkan kata maaf.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Where stories live. Discover now