Chapter 26

356 41 0
                                    

Ruangan itu terasa sunyi, dingin, dan mencekam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruangan itu terasa sunyi, dingin, dan mencekam. Chika perlahan membuka matanya, matanya mengerjap beberapa kali hingga dia bisa melihat suasana di sekitarnya dengan jelas. Ingin rasanya dia berteriak untuk meminta tolong, namun lakban sialan ini mengunci mulutnya. Chika menggerakkan kedua kaki dan tangannya, namun hasilnya nihil, kedua kaki dan tangannya terikat kuat.

"Ehmmmm!!!" Chika mencoba berteriak namun hanya geraman yang keluar dari rongga mulutnya itu. Kepalanya menoleh ke samping, tepat dimana remaja laki-laki tengah tak sadarkan diri dengan posisi yang sama dengan dirinya. Mata Chika terbelalak lebar, remaja laki-laki itu adalah Shan. Kekasihnya.

"Ehmmmm!!! Ehmmmmm!!!" Chika mencoba membangunkan Shan, namun sialnya pemuda itu sepertinya tengah tak sadarkan diri, bahkan kini Chika bisa melihat jika wajah Shan penuh luka sayatan. Darah mengering dari bekas luka-luka itu.

Chika menangis, air matanya terus jatuh membasahi wajahnya yang kotor karena debu. Entah sudah berapa hari dia berada di tempat ini. Tangisnya semakin pecah saat dia teringat dengan mama, dan juga kakaknya. Chika terus menangis, hingga suara decitan dari pintu besi yang terbuka membuatnya langsung menegakkan kepalanya. Ada seseorang yang datang, Chika bisa mendengar suara langkah kaki itu.

Di sela isakannya, dan juga air mata yang berderai, Chika mengerjap, lalu pandangannya tertuju pada sosok bertopeng dengan jaket tebal dan juga celana gombrong. Chika menggeram, meminta orang itu untuk melepas ikatan yang melilit kaki dan tangannya, memberontak hingga membuat sosok bertopeng itu berjalan menghampiri.

Chika tidak tau siapa orang itu. Dia tidak tau siapa yang menculiknya. Yang dia ingat hanyalah saat dia berada di rumah Shan, lalu tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Tunggu ⎯  siapa yang melakukan ini semua?? Lalu dimana Boby dan Sisca? Chika sempat mengobrol dengan Boby sebelum seseorang memukul dengan keras di bagian punggungnya, dan dia tidak mengingat apapun lagi. Tau-tau dia sudah berada di tempat asing ini bersama dengan Shan.

"Hey..." sapa sosok bertopeng itu lalu berjongkok di depan Chika. Suaranya berat, Chika menduga bahwa sosok bertopeng itu adalah seorang pria.

Chika beringsut, wajahnya ketakutan sambil melirik ke arah Shan yang juga tak kunjung sadar. Sepertinya tadi malam saat Chika pingsan, Shan di siksa oleh sosok bertopeng itu. Chika membuang mukanya ke samping, saat tangan dingin sosok bertopeng itu mencoba membelai anak rambut yang tergerai di sekitar wajahnya.

"Kenapa?? Apa kau takut padaku??" tanya suara berat itu, lalu dia berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Chika terisak, dari isakannya yang terdengar lirih, perlahan berubah menjadi tangis yang tertahan.

Bugh!!

"Diam!! Berhenti menangis!" sosok itu menendang kaki Chika hingga tubuh gadis itu limbung dan jatuh menyamping. Suara tangis Chika kian menggema, membuat sosok bertopeng itu berdecak sebal. Kepalanya yang tertutup tudung hoodie itu membuat Chika sama sekali tak bisa mengenalinya.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Where stories live. Discover now