TIGA

2.1K 79 0
                                    

Awali pagimu dengan berbuat nakal. Itu slogan untuk Dande yang dibuat oleh Daisy, teman sekelas Dande.

Gadis berambut panjang yang biasanya diikat satu kebelakang itu tertawa lebar di kursi guru menatap kearah korban kenakalan Dande.

"Anjir! Perut gue sakit cok!" bukan hanya dia yang tertawa juga beberapa siswa dan siswi yang kebetulan ada didalam kelas ikut tertawa.

Melati, gadis pendek berambut sebahu itu melompat-lompat di depan jendela, tangannya tidak sampai di ventilasi dimana jepit rambutnya berada.

"Di dikit lagi, Mel." seru Dande yang duduk di meja guru menyemangati Melati yang menatap kearahnya kesal. Ia sudah capek melompat, kakinya sakit.

Duduk di lantai dengan terus menatap Dande kesal. "Gue gak sampai, siapapun tolong gue jir!" pekiknya.

"Mel, kenapa lo gak pake kursi aja ambilnya." ucap seorang siswi.

Menepuk keningnya, astaga sebodoh itukah ia. Pantas saja temannya yang lain tertawa. Dengan malu ia menyeret kursi, menaikinya dan berhasil. Harap di maklum otaknya lemot.

"Ah, kalian gak seru. Biar di sendiri yang mikirin caranya!" decak Dande turun dari meja hendak keluar tapi di cegah oleh Daisy.

"Mau kemana, jam masuk sebentar lagi." kata Daisy.

"Toilet, mau ikut lo?" ketus Dande langsung pergi. Dirinya bosan, malas menatap papan tulis dan guru.

Entah kemana tujuannya sebenarnya hingga nyasar dikantin. Bel sudah berbunyi sejak 2 menit lalu, mencari tempat strategis bersembunyi menghindari patroli guru BK.

Dekat penjual batagor menjadi pilihan Dande sebab jika dilihat dari jauh akan tertutup oleh penjual yang lainnya.

Memainkan ponsel untuk mengurangi rasa bosan sambil makan sepiring batagor dan ditemani segelas teh.

Anjing, bangsat, sialan, brengsek menjadi kata andalan Dande saat dirinya memainkan game, karena suaranyalah yang mendatangkan masalah. Di samping telah berdiri Spider yang menatap kearah layar lalu wajah Dande.

"Ah, bangke. Kalah guenya." umpatnya tak sadar.

"Ayo, main lagi." suara Spider membuatnya kaget yang langsung menoleh kesamping kiri dimana Spider berdiri.

"Kenapa disini?" tanyanya dengan tangan yang ingin menyembunyikan ponselnya tapi kalah cepatnya dengan Spider yang terlebih dahulu merebut dari tangan Dande.

Memasukannya kedalam kantong celananya. "Kenapa diambil?!"

"Ini area sekolah di larang memainkan ponsel jika tidak ada persetujuan dari guru atau dari ketua OSIS." kata Spider.

Mata hitam itu tertuju kepada sepiring bekas batagor Dande, menghela nafas. "Kamu makan ini di waktu pagi? Kamu ingin sakit perut?"

"Yah, karena gue lapar. Gak mungkin lah gue sakit perut." jawab Dande sewot karena ponselnya diambil paksa.

"Ponsel gue balikin!"

"Gak. Masuk kelas sana!" perintah Spider, menurut? Tidak! Dande malah ingin menambah batagornya. Spider geram dengan segera ia menarik tangan Dande keluar kantin menuju ruangan ketua OSIS.

Dande memberontak sekuat tenaga, Spider menyeretnya bagaikan kambing kurban.

"Lo mau bawa gue kemana?! Gue gak mau!"

"Lepas! Tangan gue sakit!"

"Spider, tangan gue sakit."

Setiap teriakan tidak di pedulikan Spider hingga mereka tiba di ruangan ketua OSIS, dengan kasar ia melempar Dande kedalam tak lupa mengunci pintu agar tidak ada celah untuk Dande melarikan diri.

MINE DANDELIONحيث تعيش القصص. اكتشف الآن