DELAPAN BELAS

740 35 0
                                    

Spider mendesah kecewa kala dirinya tidak keluar. Semua permainan diambil ahli oleh Dande, tangannya diikat di atas dengan pita yang entah dari mana Dande mendapatkannya.

Kedua kakinya diikat diatas kasur membentuk huruf Y terbalik. Dande menggoyangkan pinggulnya sedikit menyiksa Spider dibawahnya.

"Ah! Spider ini sangat enak. Lo tau?" ujar Dande mendongak keatas menikmati permainannya sendiri.

"Goyangkan pinggulmu lebih cepat Lion. Ahh.." ujar Spider frustasi sebab sedari tadi dirinya tidak keluar satu kali pun. Namun, yang dilakukan Dande hanya memuaskan dirinya sendiri.

"Ahhh.... Spider... Shhh.. Ahhh!" desah Dande saat ia mencapai puncak.

"Ahhh!" cairan putih kental keluar dengan tertembak 5 kali. Dande ambruk diatas dada Spider yang sangat frustasi. Tangannya ia gerakkan berharap pita sialan yang mengikatnya dapat terlepas dan mengejar puncak setidaknya satu kali.

Namun, bukannya terlepas tangannya lah yang lecet. Dande merasa kasihan tapi jika mengingat kelakuan Spider padanya tadi, bukankah Spiser lebih keterlaluan?

"Lepaskan Lion!" perintah Spider menatap mata coklat itu yang masih terdapat nafsu didalamnya.

"Tidak! Sebelum lo janji gak ngelakuin hal yang tadi." tegas Dande mengukir abstrak pada dada Spider.

"Ok, kamu menang. Tolong lepaskan." pinta Spider lelah. Dande tersenyum lalu mencium bibir Spider. Menengakkan kembali tubuhnya.

"Gue akan bantu lo keluar setidaknya satu kali."

Lalu menggoyangkan pinggulnya lebih brutal dari tadi, membantu Spider keluar.

Suara desahan kembali mengudara memenuhi seluruh ruangan dalam kamar. Spider menutup matanya saat dirinya akan mendekati puncak. Semburan hangat memenuhi lubang Dande, ia kembali berbaring diatas dada Spider yang naik turun sama dengannya.

"Lepaskan Lion."

"Kenapa harus gue lepasin?"

"Tanganku sakit, jadi lepaskan."

"Apa imbalan yang gue terima nantinya?" ucap Dande menahan tawanya saat wajah Spider menatapnya datar menahan rasa kesal.

Karena tak tahan tawanya pun pecah. Spider semakin kesal, namun ia tersenyum menatap wajah bahagia Dande diatas tubuhnya. Hanya sebentar lalu ia kesal lagi.

"Oh, ok. Gue lepasin." yang tidak ia sadari jika milik Spider masuk ada didalam dirinya.

Setelah Lepas, Dande hendak berdiri namun pinggangnya ditahan dan pinggul Spider dihentakkan keras masuk kembali.

"Ahk! Enggh! Spider!" teriak Dande saat prostatnya selalu di tumbuk oleh penis Spider.

"Aku belum puas Dande, kini saatnya gantian."

Dande menyesali perbuatannya untuk melepaskan ikatan tangan Spider, jika ia tau akan seperti ini mungkin ia akan melepaskannya ketika selesai mandi tadi. Tapi itu hanya angan sekarang.

"Enghhh... Sssshhhhh.... Spider!"

Pinggul Spider terus menghujam lubang Dande mengejar puncak lagi hingga matahari mulai terbenam mereka berhenti.  Dande telah pingsan setengah jam yang lalu. Ia sudah tidak kuat menghadapi nafsu Spider yang sangat liar bagaikan hewan yang sedang kawin.

Peluh keringat menetes di berbagai tubuh Spider yang mengangkat Dande kedalam kamar mandi untuk ia bersihkan. Dalam tidur, Dande sempat meringis yang segera di tenangkan oleh Spider.

30 menit kemudian Spider keluar dengan Dande yang berada dalam pelukannya, ia memakaikan dahulu Dande baju baru itu dirinya. Jam menunjukkan pukul 8 malam, ia mengingat jika dirinya dan Dande belum makan malam.

Setelah menyelimutinya, Spider turun kebawah. Hanya makanan simpel yang ia buat. Setelah jadi, ia membawa keatas kamar agar bisa makan bersama Dande nantinya.

Pintu yang tidak ia tutup memudahkannya untuk masuk, meletakkan kedua piring itu diatas meja lalu berjalan membangunkan Dande. Tidak tega sebenarnya, tapi jika tidak dibangunkan pemuda manis itu akan terbangun nanti malam untuk mencari makanan.

Tangannya mengusap pelan pipi Dande yang menjalar keatas kepala mengusapnya pelan.
"Hey, ayo bangun." katanya sambil mengguncang pelan tubuh Dande.

"Unggh... Nanti."

"Kamu belum makan tadi, ayo bangun." Spider masih berusaha membangunkan Dande ynah kini membelakanginya.

Jika sudah begini, hanya cari ini yang bisa membangunkan Dande. Perlahan ia membalikkan kembali tubuh Dande menjadi telentang, menunduk kepala mempertemukan kedua bibir mereka.

Menciumnya dengan melumut bibir Dande hingga pemuda manis itu kehabisan oksigen barulah Spider melepaskan ciumannya.

"Udah berkali-kali gue bilang. Jangan bangunin gue dengan cara itu. Lo beneran mau gue mati?!" sembur Dande kesal.

Spider menghela nafas pelan. "Aku sudah bangunin kamu dengan cara lain tapi kamu tetap tidak bangun jadi hanya cara ini yang bisa membuatmu bangun." Jelas Spider berjalan kearah meja membawa kembali piring ia letak disana kehadapan Dande.

"Kamu makan, jika tidak nanti malam kamu bangun untuk makan dan itu tidak baik untuk kesehatan." ujar Spider mulai makan yang diikuti oleh Dande juga.

10 menit berlalu, kedua piring yang dibawa Spider kini kosong tanpa ada sisa hanya tinggal bumbu mie yang tersisa. Spider yang hendak membawa kembali kedua piring itu di hentikan oleh Dande.

"Biar gue aja. Sekalian mau ambil snack didalam kulkas."

Lalu berjalan ke dapur tanpa menunggu balasan Spider. Rencana ia ingin menonton film horor, tapi ketika ingin melewati  pintu menuju halaman belakang ia menemukan baju yang tadi dipakai ada disana. Bisa saja ia membakar baju sialan itu tapi ia sayang akan uang yang di pakai untuk membelinya, baju seperti itu harga tidak murah karena kualitas kainnya sangat bagus.

Ia perkirakan mungkin sekitar 4 juta atau 6 jutalah. Menghela nafas sebelum memungutinya untuk ia taruh di tempat baju kotor yang akan ia cuci besok.

Setelah mengambil beberapa snack dari dalam kulkas, ia segera pergi menuju kamar, mungkin Spider sudah menunggunya lama.

Pintu terbuka menampilkan Spider yang bersandar pada kepala ranjang menatap menatap TV. Kepala itu menoleh padanya lalu kembali menatap kedepan. Ia sedang memilih film apa yang sangat menyeramkan untuk dilihat bersama.

Dande menyamankan kepalanya pada bahu Spider sambil memakan snack yang ia buka satu, yang lainnya ia taruh di atas selimut yang membungkus kaki keduanya.

Film The conjuring: Annabel menjadi pilihan Spider yang katanya salah satu anggota OSIS pernah membahasnya, film tersebut berasal dari kisah nyata.

Sepertinya benar jika dilihat bagaimana film itu dibuat. Dan beberapa kali Dande harus bersembunyi jika hal yang menyeramkan muncul berbeda dengan Spider yang hanya biasa saja. 1 jam lebih film itu pun habis dengan bagian akhir menampilkan beberapa adegan yang sama dalam film tadi tapi ini dalam bentuk hitam putih menunjukkan kepada para penonton jika film itu sangat benar di ambil dari kisah nyata.

Dande menghela nafas saat film itu habis. Ia mendonggak menatap Spider yang kini mulai lagi mencari film lain.

"Ada apa?" Dande terkejut lalu menggeleng pelan saat Spider menyadari jika Dande memperhatikannya.

"Coba cari film yang lain. Action mungkin bagus." usul Dande yang langsung di carikan oleh Spider.

Setelah dapat mereka kembali menonton, yang tangan Spider mengusap kepala Dande hingga membuat pemuda manis itu mengantuk dan tertidur.

Beberapa menit berlalu, Spider menunduk karena tidak ada suara kunyahan terdengar. Ia melihat Dande tertidur dengan beberapa remahan di sekitar bibir pemuda manis itu.

Bukan dengan tangannya untuk menghapus remahan itu melainkan dengan lidahnya. Lalu membaringkan dengan benar.

"Selamat malam, Lion."

Bersambung.

MINE DANDELIONOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz