TUJUH BELAS

740 37 0
                                    

Dande malu untuk keluar sekarang. Pikirannya meruntuki Spider yang membelikannya baju ini.
Pada bagian pundak sedikit terbuka menampilkan bahu putihnya dengan pita biru yang terdapat pada baju ini. Ditambah stoking putih yang juga terdapat pita biru.

"Dande, keluarlah. Aku ingin melihatnya." pinta Spider sambil mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali.

Dengan perlahan sangat perlahan Dande keluar membuang wajahnya kearah lain, ia sangat malu sekarang.

"Aku sudah menduganya ini akan sangat cocok untukmu. Bukankah begitu, Lion?" suara Spider berubah kini menjadi lebih serak dari sebelumnya.

Dan pastinya hal itu akan terjadi padanya.

Mencoba tersenyum, namun dalam hati ia memaki dengan seluruh kata kasar yang ia punya untuk pemuda didepannya ini.

"Sejak kapan lo beli beginian?" amarahnya ia tahan agar tidak meledak didepan Spider.

"Mungkin sudah lama tapi baru ku ingat kemarin." balasnya santai.

"Sudah liatkan, gue mau ganti baju." sebelum berjalan kembali masuk kedalam kamar mandi, tangannya di tahan oleh Spider.

"Tidak! Aku ingin kamu seharian ini menggunakan itu. Ini perintah, Lion." tegas Spider maju merapatkan tubuh keduanya lalu melingkari pinggang Dande dengan tangannya.

Dande menatap mata hitam itu, ada nafsu disana. Ia kaget saat, Spider mencium bibirnya dengan tiba-tiba lalu melumutnya pelan.

Benang saliva terlihat membentang bagaikan jembatan diantara bibir keduanya, jari Spider mengusap bibir bawah Dande yang kini memerah karenanya dan juga terlihat sedikit bengkak.

"Jangan lepaskan baju ini Lion. Jika kamu melakukannya, maka akan ku pastikan kamu tidak akan pernah bisa berjalan dengan normal selama seminggu ini." ancam Spider sebelum melepaskan pelukannya.

Dande menghirup nafas sebanyak yang ia bisa, entah apa yang merasuki Spider sehingga ia terlihat berbeda detik ini.

Seringaian itu terlihat mengerikan, mata hitam yang berkilat nafsu disana menatapnya tajam.

Dande menelan ludah. Lalu menunduk menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat. Ia bisa mati muda jika Spider seperti ini setiap hari.

"Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah membersihkan rumah ini." ucap Spider yang dengan cepat di angguki oleh Dande.

Dan dengan segera juga ia mengambil sapu membersihkan kamar yang masih ditatap oleh Spider dari kasur. Gerakannya kadang tidak terkendali, ia sangat sadar Spider menatap kearah terus menerus tanpa henti.

Ingin rasanya ia memaki Spider langsung tapi ia urungkan karena firasatnya mengatakan ia akan mati jika melakukannya.

"Ah, kamu menumpahkannya." ucapan Spider membuat tersadar dan melihat skop sampah yang isinya sudah tumpah setengah. Dengan segera ia kumpulkan dan disatukan kembali.

Spider tertawa pelan akan kegugupan Dande didepannya, ini adalah sisi lain yang belum pernah Dande lihat darinya, bukan alter ego atau apalah tapi ini memang sisinya lain dari dirinya yang sepenuhnya sadar.

"Kasurnya berantakan Dande."

"Akan aku bereskan."

Dande membawa langkahnya menuju kasur  setelah membuang sampah dan menyimpan sapu dan peralatan lainnya.

Spider berdiri di samping Dande yang menunduk merapikan selimut sehingga bagian bawahnya terlihat karena baju yang digunakan hanya sampai pada setengah pahanya.

"Akh!" jerit Dande saat tangan Spider meremas pantatnya keras. Spider menyukai ekspresi yang dibuat Dande, itu merangsang nafsunya semakin tinggi.

Kemudian melangkah keluar kamar yang otomatis di ikuti oleh Dande.

MINE DANDELIONWhere stories live. Discover now