EMPAT BELAS

887 44 6
                                    

Hari ketiga adalah yang paling ditunggu oleh semua siswa SMA Nusantara. Dengan persetujuan kepala sekolah dan OSIS akan di adakan pesta kembang api nanti pukul 7 malam. Dan acara akan dimulai sekitar jam 3 sore nanti.

Dande bergelung diatas kasur ditemani oleh boneka panda didalam pelukannya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Sinar matahari mulai mengusiknya yang sengaja di buka oleh Spider, agar bayi besar itu segera bangun. Dande membalikkan badannya, menghalau sinar surya itu tapi tidak berhasil.

Dengan rasa malas yang menumpuk, ia perlahan bangun mengedipkan matanya mencoba berteman dengan sinar sang surya.

"Bangun Dande."

Suara Spider memenuhi kamar, pemuda itu duduk di tepi kasur. Mengecup bibir Dande menyalurkan energi semangat kepada pemuda manis itu. Sama seperti biasa, kedua tangan itu terangkat mengarah pada Spider yang tersenyum penuh saat tau Dande mencoba mengalahkan rasa ngantuk.

Setelah memandikan dan memainkan baju, Spider menggendong kebawah bayi besarnya untuk sarapan bersama. Pagi ini, ia membuat nasi goreng dengan telur ceplok diatasnya yang ditaburi dengan bawang goreng.

Mendudukkan Dande disampingnya, menyuapi bayi itu dengan telaten sampai habis, lalu ia mulai makan. Dande hanya diam memperhatikan, dari kening, mata, hidung, bibir lalu rahang tegas Spider.

"Kok rahang lo bagus, gak kayak gue yang ada lemaknya."

Spider hanya menatap, mulutnya penuh.

"Mungkin faktor keturunan." ucapnya setelah kunyahannya tertelan.

Tangannya putih itu mengelus rahang Spider pelan. "Gue juga mau."

Spider tertawa pelan. "Wajahmu tidak akan cocok."

Memajukan kepalanya mencium kening Dande lalu berdiri mencuci peralatan masak yang digunakan.

"Lo bisa main gitar?"

Kepala dengan rambut hitam lebat itu menggeleng pelan, lalu menoleh menatap Dande sebentar.

"Kenapa gak coba belajar main gitar?"

"Aku malas."

Dande mengangguk paham. Ia belum sepenuhnya mengenal Spider, hanya dasar saja yang ia tau begitu juga dengan Spider padanya.

Mengelap tangannya setelah piring terakhir ia bilas dan diletakkan. Membalikkan badan menatap Dande yang memainkan jarinya diatas meja. Ia mendekat, mengecup pelipis Dande sebelum mengangkatnya menuju ruang keluarga.

Kedua tangan Dande melingkar di leher Spider, menyandarkan kepalanya di bahu kokoh itu. Melihat keadaan rumah yang sepi, membuatnya ingin memelihara hewan menemaninya jika Spider pulang terlambat.

"Spider, bolah gak kalo gue beli anjing atau kucing gitu?" ujar Dande membuat dahi Spiser mengkerut.

"Ngapain?"

"Buat nemenin gue, kalo lo pulangnya lama." Spider menatap Dande lalu mengangguk.

"Boleh." ujar Spider saat mereka tiba di ruang keluarga. "Nanti aku bantu ngerawat, jika ada waktu."

Dande tersenyum senang. Menyandarkan tubuhnya pada Spider yang mengelus kepalanya pelan. Tidak ada kegiatan lain selain duduk menikmati kemesraan dalam waktu.

"Kapan mau dibeli?" ucap Spider.

Dande mengetuk dagunya, berfikir kapan waktu yang tepat. "Uhm.... Hari minggu ini?"

Spider kembali mengangguk. "Mau beli berapa emangnya?

"Dua!"

───※ ·❆· ※───

MINE DANDELIONWhere stories live. Discover now