DUA PULUH DUA

535 26 0
                                    

"Ayo bangun! Ayo bangun!
Bangun, bangun, bangun bangun bangun!"

Nyanyian Gerbera menggunakan speaker di lantai bawah membuat kedua orang yang berpelukan itu menutup telinga. Ini hari minggu, dan banyak orang yang ingin bermalas-malasan di atas kasur.

Dande salah satunya. Spider bangkit berdiri dan menuju lantai bawah, menatap tajam kearah biang onar dibawah sana yang hanya tertawa.

"Bangunlah wahai kalian, kalo tidak aku cium nih!"

"Bisa diam gak lo!?" bentak Spider melempar sandalnya kearah Gerbera yang menghindar. Lidahnya ia keluarkan untuk meledek Spider di atas sana.

"Eh, btw. Gimana babang Spider berapa ronde kemarin malam? Enak gak?!" celetuk Gerbera yang sudah siap untuk berlari keluar rumah.

"Sialan lo!" teriak Spider, dengan segera ia berlari turun mengejar Gerbera yang telah keluar dari rumah.

Dande yang berada di pintu kamar melihat semua, ia tidak pernah melihat Spider seperti itu. Ia turun untuk membuat sarapan.

Teriakan dan umpatan masih terdengar di sekitarnya, Senyumnya terlihat lalu tertawa saat dari jendela dapur ia bisa melihat Gerbera yang terjatuh dan di pukuli oleh Spider.

Kemudian keduanya masuk kembali kedalam rumah untuk makan dan juga Dande selesai memasak.

"Jadi, besok nih gue masuk kesekolah kalian?" tanya Gerbera duduk di bangku berhadapan dengan Spider yang mulai makan.

"Hm." sikap dingin Spider kembali, setelah meleleh beberapa menit yang lalu.

"Babang Spider mah gitu."

"Dilarang bicara saat makan." tegas Dande menatap tajam kearah Gerbera yang langsung terdiam.

Tidak ada suara yang terdengar lagi, namun mata Gerbera terus menatap mereka berdua bergantian. Spider yang risih pun mengerbak meja pelan dan Gerbera langsung fokus pada makanannya.

15 menit mereka gunakan untuk menghabiskan semua makanan yang dimasak Dande. Dan kali ini, giliran Gerbera yang mencuci piring.

Niatnya ia ingin kabur tapi ancaman Dande membuatnya terpaksa melakukannya.

"Jika lo kabur, jangan salahin gue bila barang lo gue bakar nantinya."

Demi menyelamatkan barangnya yang berharga, Gerbera terpaksa mencuci piring bekas sarapan mereka.

Sambil mencuci juga sambil mengurutuki Dande pastinya tapi tidak secara langsung, bisa mati ia dibantai oleh pemuda manis itu yang kini duduk bermanjaan bersama Spider di ruang keluarga seraya menonton TV.

Setelah menyelesaikan cuci piring ia ikut bergabung menonton tapi ia tidak minat karena tontonan yang dilihat Dande adalah kartun. Ia kira aksi, ternyata tontonan anak-anak SD.

"Lo itu memang bocil SD." ucap Gerbera.

Dande yang merasa di katai segera menoleh dan memukul kepala Gerbera keras.

"Lo ngatain gue kan?!" sewotnya.

"Siapa yang ngatain lo sih. Gue kan cuman bilang memang bocah SD." balas Gerbera yang tidak terima dipukul begitu saja.

"Itu lo ngatain gue!"

"Gak!"

"Lo ngatain gue!"

"Gak!"

"Lo ngatain gue, bangsat!"

"Mulutnya!" Spider berucap karena Dande menggunakan kata kasar di depannya lagi.

"Dia ngeselin, suruh pulang sana. Ngapain juga sih harus di sini." ketus Dande berdiri dari duduknya berjalan menghentakan kakinya kedalam kamar.

Spider menghela nafas, lalu mata hitamnya menatap Gerbera yang berdiri pelan dan berlari kedalam kamar tamu.

MINE DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang