DUA BELAS

1K 49 2
                                    

Di halaman belakang, Dande duduk di bawah pohon mangga menatap malas Spider di depannya yang berdiri.

"Kamu marah?" tanya Spider berjongkok memegang tangan Dande tapi tetap di tepis.

"Gak!"

"Maaf, aku salah." kata Spider lembut. Menarik tangan Dande untuk di peluk.

Dande melepaskan pelukan Spider. "Lo kalo mau nebar pesona jangan di depan gue." kata Dande menatap tajam Spider yang malah tertawa pelan.

"Iya, maaf. Aku tidak tau jika hanya menggunakan pakaian seperti ini auraku keluar."

"Yah! Makanya jangan dipake." sewot Dande. Pipinya ia gembungkan semakin menjelaskan kalo ia cemburu.

Spider duduk disamping Dande memeluknya dari samping. Mengusap kepala Dande pelan. "Ah! Senangnya kamu cemburu."

Dande mendonggak menatap mata hitam Spider.

"Kenapa?! Gue gak boleh cemburu gitu?!"

"Bukan gitu. Kamu boleh cemburu sesuka kamu kok." lalu kepala Dande kembali nyaman didada Spider mendengar detak jantung pemuda itu entah kenapa membuat mengantuk tapi hilang saat Spider mengatakan sesuatu.

"Aku lapar, cari makan yuk." ajak Spider menunduk menatap Dande. Dande mengangguk, melepaskan pelukan Spider lalu berdiri diikuti oleh Spider menepuk pantatnya menghilangkan serpihan dedaunan kering yang menempel.

Dande juga melakukan hal yang sama, bisa gawat jika Spider yang melakukannya.

Mereka berdua berjalan meninggalkan halaman belakang sekolah menuju lapangan. Kini sudah hampir jam 1 siang, kantin tidak sepenuh biasanya karena ada yang berkesempatan mengadakan bazar.

Aroma masakan mengudara mengundang siapapun datang untuk memakannya, kelas Dande juga mengadakannya, jadi ia pergi terlebih dahulu menuju kelasnya. Kepo.

Setibanya ia dapat melihat sosis dan gurita bakar yang di lumuri saus barbekyu di sekelilingnya. Tangan putih itu hendak mencoba satu tapi kalah cepat dengan pukulan tangan Melati.

Plak!

"Aks! Kok lo mukul gue sih?!" Ucap Dande mengelus tangannya bahkan meniupnya pelan, sakit.

Melati berkacak pinggang, food togs yang di pegang Melati tertuju kearah Dande.

"Kalo lo mau makan yah, beli. Lo pikir karena kelas kita juga ngadain ini lo bisa seenaknya ambil gitu lalu lo makan. Oh, tidak semudah itu. Lo harus beli!" kata Melati menekan kata terakhirnya menegaskan.

Mata coklatnya menatap kearah gurita yang hendak ia ambil tadi lalu menoleh kearah Spider yang berdiri dibelakangnya. Mengkode agar pemuda itu membelikannya, meskipun ia punya uang tapi jika punya atm hidup mengapa harus mengeluarkannya bukan?

Seakan mengerti, Spider mengangguk pelan kemudian maju untuk melihat lebih dekat. Ia menunjuk apa saja yang ia akan beli. Gurita dengan asam manis satu, yang pedas satu dan sosis bakar 5 yang juga asam pedas.

"Wih, Pak Ketos banyak uang nih." goda Melati saat matanya melihat kearah dompet Spider yang berisi uang merah mungkin sekitar sepuluh lembar dan uang biru juga sepuluh lembar.

Spider menyerah uang seratus ribu.

"Kembalian lo ambil aja." ucapnya datar lalu mengambil pesanannya, kemudian pergi dengan Dande menjulurkan lidahnya mengejek Melati.

Dande semakin senang dengan senyum yang tak pernah luntur saat Spider membelikannya makanan yang diinginkan Dande. Tak lupa juga minuman dingin untuk mereka berdua. Di rasa sudah cukup mereka mencari tempat sepi.

MINE DANDELIONWhere stories live. Discover now