7 | bandung punya cerita

3.8K 476 228
                                    

Mengingat kemarin malam semua orang begadang, gak heran kalau gak ada yang bisa bangun pagi, bahkan Karina sekalipun—the one and only morning person di sana. Cewek itu memang bangun lebih dulu tapi setelah jarum di jam dinding menunjukkan pukul delapan, sementara yang lain masih ngorok.

Jam sepuluh, mereka baru berkumpul di meja makan untuk sarapan setelah Karina menggedor-gedor semua pintu, membangunkan yang lain agar segera keluar kamar karena mereka harus kembali ke Jakarta siang ini.

Ada yang berbeda pagi ini. Terasa ganjal karena orang-orang tidak banyak bicara, apa lagi Chandra yang biasanya seperti mercon, kini laki-laki itu banyak diam, menikmati sarapannya tanpa suara.

Karina melirik orang-orang di meja makan. Jendra yang berkali-kali mengajak Jijel mengobrol namun perempuan itu tidak banyak merespon, Chandra yang berkali-kali melirik Jijel walau tidak terlalu ketara, Jijel yang terlihat tidak nyama untuk berada di meja tersebut, sementara satu-satunya yang paling normal, ya, Sena.

"Ini perasaan gue aja atau emang ada yang aneh?" Sena bersuara setelah mendorong piringnya yang sudah kosong menjauh. "Sepi amat kayak kuburan."

Chandra berdeham membersihkan tenggorokan, mengambil air mineral dan menyeruputnya.

"Lo sariawan, Chan?" tanya Sena baru sadar. "Tumben gak ada suara."

"Elah, baru bangun masa gue mau ngebacot."

Jijel melirik ke arah Chandra, yang dilirik ikut ngelirik balik. Karina tidak berhenti mengamati gerak-gerik dua orang itu walaupun dia pura-pura gak tahu aja.

"Pengumuman ACC judul kapan, sih?"

"Saaaat," keluh Chandra. "Jangan ngomongin skripsi, napa?"

Sena nyengir. "Kapan, Rin?"

"Lusa."

"Kalau gak di ACC gitu berarti harus ngajuin judul lagi?"

"Ya iya," Jijel menjawab. "Tapi kating ada yang bilang pasti di ACC, kok. Kemarin semua mahasiswa setor 3 judul, kan?"

"Iya."

Jijel mengangguk pada Sena. "Mungkin ada revisi dikit di judul, tapi yang pasti bakal ACC dari salah satu yang kita setor. Lo ambil kuanti apa kuali emang?"

"Hah? Mana gue tahu."

"Lah?" Karina mengernyit aneh ke Sena. "Ya elo bikin judulnya gimana? Kan dari judul juga bisa dilihat itu lo pakai kuali, kuanti, atau apaan."

"Ketahuan, nih, lo bikin judulnya ngasal," Jijel ketawa. "Lo ambil metode apa, Rin?"

"Kuali. Kan samaan sama lo."

"Oh, iya."

"Gue gak ditanya, Jel?"

Semua orang langsung noleh ke Chandra. Begitu pula Jijel yang terkejut dengan kalimat sebiasa itu. 

"Pengen banget ditanyain juga?" Sena ngeledek. "Jendra kagak ditanya juga biasa aja."

"Ya dia belum skripsian," bela Jijel. "Emang lo metode apa, Chan?"

the plot twist.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang