28 | aduh!

3.3K 504 238
                                    

Karina tersentak kaget ketika tiba-tiba lampu kos mati. Gelap gulita kalau aja laptopnya gak lagi menyala di pangkuan. Dia buru-buru mencari keberadaan ponselnya, menghubungi grup kos buat nanyain kenapa tiba-tiba listrik padam.

Tapi bahkan WIFI kos juga sudah pasti mati dan Karina gak bisa menghubungi siapapun. Terdengar beberapa tetangga kos yang mulai keluar kamar dan saling bertanya.

"Kayaknya, sih, mati lampu."

"Gue udah chat Bu Kos tapi belum dijawab. Orangnya ada di rumah apa gak, sih?"

Karina hela nafas. Ketakutannya sedikit demi sedikit menghilang karena di luar kamar mulai ramai, para perempuan merumpi membicarakan pemadaman listrik.

Dia gak sepenakut itu, sih. Tapi matanya masih sangat segar, sementara andai aja WIFI gak mati, dia berencana menyelesaikan revisi skripsinya malam ini. Sayangnya kalau udah gak ada jaringan yang terhubung, satu-satunya pilihan yang bisa dia ambil adalah tidur. Apalagi ini udah jam sebelas lebih, hampir tengah malam. Tapi dia mana bisa tidur kalau gelap-gulita begini?

Karina memutuskan untuk bangkit dari ranjang dan memasukkan laptop, charger, dan ponsel ke dalam tas lalu mencari jaket.

Setengah jam yang lalu, Sena bilang bahwa dia lagi di kantin kampus, sekedar nongkrong sama orang-orang, dan gak ada kabar sampai sekarang. Karina menyimpulkan kalau cowok itu belum kemana-mana lagi.

Jadi dia memilih jalan kaki ke sana. Menyusul.

••

Tapi rencananya batal pas dia ketemu Jeje di gerbang kampus terus cewek itu memberi informasi kalau banyak kating bawa alkohol di kantin. Dia gak tahu apakah Sena jadi salah satunya atau enggak, tapi yang pasti Karina memilih buat melipir ke perpustakaan.

Kantin, tuh, emang jarang banget sepi apalagi kalau udah memasuki Jumat malam begini. Biasanya emang akan didominasi oleh kating-kating gak jelas yang sok akrab ke mahasiswa baru buat ngajak gabung perkumpulan mereka, terus sembunyi-sembunyi bawa minuman keras kayak yang dibilang Jeje tadi. Udah biasa walaupun banyak mahasiswa yang gak tahu soal ini.

Entah gimana caranya orang-orang yang tahu mau-mau aja tutup mulut tentang hal melanggar aturan kayak gini. Atau mungkin karena anggota BEM kebanyakan juga jadi salah satu di antara mereka, jadi aman-aman aja.

Beda lagi dengan suasana kantin yang Karina tebak lagi rusuh sama canda-tawa gak penting mahasiswa cowok kurang kerjaan, dibantu dengan band mendadak yang mengisi kekosongan di kantin tengah malam begini, perpustakaan udah jelas ramai setiap hari,mau pagi atau malem, diisi dengan orang-orang rajin.

Karina memilih duduk di paling ujung karena itu satu-satunya meja yang kosong. Dia segera mencolokkan charger ponsel dan mengisi daya. Jemarinya bergerak menghubungkan WIFI Perpustakaan kemudian beberapa notifikasi berhasil masuk ke ponsel.

gamasena.
| yin aku pulangnya ke kamu ya
| tapi masih nanti

karina.
aku di perpus |
di kos mati lampu |

Pesan hanya berakhir dibaca tapi Karina sudah menduga kalau dalam hitungan menit, cowok itu sudah muncul di hadapannya.

Beberapa orang melirik kecil karena kedatangan Sena di perpustakaan dan berjalan jauh ke meja paling ujung menciptakan aroma minuman keras murahan yang menyakiti hidung. Begitu pula dengan Karina yang langsung refleks memukul cowok itu sesaat setelah Sena duduk di sampingnya.

the plot twist.Onde histórias criam vida. Descubra agora