Liburan ala Gamasena dan Karina

1.8K 145 12
                                    

yang udah baca di Karyakarsa berarti gak perlu baca disini, karena isinya sama aja. yang gak purchase di sana, bisa baca disini versi 1200 kata.

for your info, yang di Karyakarsa, bab ini beneran panjaaaang banget. 7500+ kata tanpa catatan. bayangin 3 hari gue ngerjain!! saking kangennya sama gamasena :( semoga enggak gumoh dah baca 25 lembar begitu.

happy reading!

•••


"Weh, anjir. Lagi berantem lu berdua?"

Ini siang hari, pukul dua. Matahari di luar sana menyala seolah ingin menyaingi panas neraka.

Entah apa yang ada di pikiran Chandra sampai membawa kakinya menuju kos Sena alih-alih kosnya sendiri. Menemukan kamar sang pemilik terbuka lebar, menampilkan ada dua manusia di dalamnya yang seharusnya bermanja-ria seperti biasa tapi kali ini tidak begitu, membuat Chandra melemparkan komentar yang ada di kepala.

"Tumben jauh-jauhan." imbuhnya lagi.

Jauh-jauhan yang dimaksud Chandra adalah bagaimana Sena duduk di pinggir ranjang dengan laptop di atas kursi plastik, sementara Karina duduk dengan kaki memanjang dan punggung bersandar pada kepala ranjang. Pahanya memangku laptop.

Mereka berdua hanya sedang mengerjakan skripsi masing-masing, sibuk sendiri, dan Chandra mengambil kesimpulan di luar nalar. Memangnya setiap detik Sena harus selalu bergelayut manja dengan kekasihnya?

"Ngapain lu?" Sena memandang aneh pada Chandra yang masih bergeming di daun pintu. "Bawa minum apa gitu gak?"

Chandra mendecih. "Kagak, lah. Lu kira gue sales," balasnya sensi. "Gue mau ke atas."

"Ngapain?"

"Mau ngomongin bisnis ama bang Soleh."

Karina yang dari tadi tidak mengindahkan kehadiran Chandra jadi menoleh dengan kening berkerut. "Bisnis apa? Sejak kapan lo punya bisnis?"

"Bisnis ilegal, Yang," Sena menyahut ngasal. "Pake nanya."

"Dih, awas aja lu nanti panjat sosial ke gue."

Sena membiarkan Chandra kemudian menutup pintu dari luar dengan kencang. Tahu kalau itu juga bukan marah—Chandra emang berani ngamuk ke Sena?—disusul suara sandal cowok kulit sawo matang yang menjauh dan menapaki tangga ke lantai atas.

Sena menoleh ke belakang, ke arah kekasihnya yang masih fokus dengan skripsi di hadapan. Suara keyboard yang ditekan cepat mengisi kamar kos Sena, diiringi suara Tulus dari Spotify laptop Karina yang kini menyanyikan lagu Teman Hidup, setelah sebelumnya suara Day6 yang mengisi gendang telinga mereka.

"Kamu udah sampai mana?"

Jari lentik Karina berhenti mengetik. Kepalanya terangkat untuk menatap Sena sembari membenarkan kacamatanya yang sedikit melorot. Kini suara Tulus sudah terganti oleh BTOB.

"Ngisi daftar pustaka," jawab cewek cantik dengan rambut digulung tinggi menggunakan jedai itu. "Kamu?"

"Cari jurnal yang relevan, susah. Mau lanjut tapi males."

Karina mendengus mendengarnya. "Lanjutin dulu, lah. Minimal bab 3 kamu selesai hari ini."

"Minimal? Itu, mah, maksimal."

the plot twist.Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora