19 | heartbreak guy

3.3K 518 175
                                    

ramein daripada diriku hiatus beneran sebulan [ngancem] [hiks]

•••






Hal yang paling mengejutkan bagi Chandra selama dia kenal Sena adalah malam ini. Tepatnya pas tahu alasan Sena ngajakin dia mabuk adalah karena cowok itu patah hati.

Demi apapun, ya. Temenan sama Sena bertahun-tahun, dia enggak tahu kalau Sena bisa gila gara-gara cewek yang bahkan gak pernah jadi kekasihnya. Kayak? Halo? Ini Sena benerankah?

Chandra ngelihatin temennya kasihan. Serius. Dia beneran ngerasa ikut sedih ngelihat Sena bolak-balik ngisi sloki sambil diem, terus ngelamun, minum lagi, ngelamun lagi. Disuruh cerita gak mau. Barulah pas cowok itu udah teler, Sena mulai meracau gak jelas.

Gak ada pilihan lain bagi Chandra selain minta tolong ke Jijel buat jemput mereka berdua. Karena walaupun dia gak semabuk Sena, dia gak jamin matanya bisa berhenti berkunang gara-gara ngelihat lampu di jalanan.

Paginya, Sena bangun di pelukan Chandra.

Geli dikit, sih. Tapi ya udahlah. Sena cukup tahu diri buat gak ngomel dan mengeluh kenapa bisa dia terbangun dengan posisi meluk Chandra erat-erat, yang gobloknya Chandra juga anteng-anteng wae.

Sena beranjak dari ranjang, menoleh ke belakang sekali lagi untuk memastikan apakah ia perlu membisikkan kalimat terima kasih dengan mesra ke telinga temennya yang udah effort bantuin dia semalem atau enggak perlu.

Tapi Sena memilih nanti-nanti saja. Kini dia keluar dari kamar sambil memegangi kepala, namun perjalanannya terhenti ketika menemukan Jijel yang berdiri menghadang, menatap Sena malas.

"Lo bisa gak kalau tidur biasa aja? Jangan pake pelukan sama Chandra?" omelnya. "Yang nontonin ilfeel!"

Sebenernya gak cuman itu. Karena posisinya kemarin Chandra dan Sena sama-sama mabuk, mereka berdua langsung ambruk di kasur membuat Jijel harus mengalah dengan tidur di sofa. Padahal dia yang punya kamar kos.

"Gue napa nginep di kos lo?" Sena nanya serius, tapi kemudian samar-samar dia ingat sesuatu. "Yang kemaren gue buang di got itu kunci kos gue?!"

"Si Chandra bilang kosnya lagi ditempatin anak Hima." jelas Jijel lebih lanjut kenapa dia akhirnya memutuskan membawa dua orang itu kemari.

Sena nyengir. "Sori, deh. Gue jajanin seminggu di kantin."

"Gue tagih beneran lu."

"Iye, Nya."

••

Sena gak masuk kelas, udah pasrah sama absensinya. Siapa juga yang mau pergi ke kampus sementara kepalanya masih berat dan dia bangun kesiangan?

Cowok itu memutuskan balik ke kos sama Chandra setelah nungguin sohibnya bangun. Sayangnya, Chandra minta anter ke kampus karena cowok itu gak mau bolos, sementara Sena akhirnya balik ke kos nyetir mobil sendiri.

Dia baru masuk besoknya, setelah menenangkan hatinya yang terasa enggak karuan, setelah puas menyendiri dan cari pengalihan, setelah banyak merenung ditemani rokok dan angin malam.

"Laper banget, bangsat," keluh Chandra sambil mengusap perutnya yang keroncongan. "Makan apa, yak?"

Mereka berdua berjalan bersisihan, masih dengan Chandra yang banyak omong dan Sena yang banyak diem dengan mata pandanya. Udah persis mayat hidup padahal cuman perkara diputusin. Lemes banget.

Usai menemukan meja kosong, Chandra segera menitipkan ponsel dan tasnya di kursi ke Sena. "Lo rawon gak? Biar sekalian."

"Kagak. Masih kenyang makan pecel."

the plot twist.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora