8 | mami

3.4K 478 235
                                    

Hari Senin kali ini, salah satu kelas sedang dibuat riuh dengan topik yang sama. Semua mahasiswa mulai kelabakan karena masing-masing dosen pembimbing sudah menjatuhkan perintah untuk megerjakan bab 1. Tidak terkecuali Sena dan kawan-kawannya.

"Rin, lo beneran udah bimbingan?" Chandra menghadang Karina yang hendak masuk kelas karena mendengar percakapan mengenai skripsi. "Kok gue belum?! Kan dosbim kita sama?!"

"Lah, emang iya?"

"Iya! Bu Iis sama Pak Arfi, kan? Gue, elo, sama Sena sedosbim."

Karina melotot kaget. "Anjir, demi apa sama Sena lagi?!"

"Demi cintaku padamu," jawab Chandra asal. "Bentar, lo bimbingan kapan, Rin?"

"Kemarin, hari Minggu. Via google meet tapi."

"Kok gue gak dapet info apa-apa, ya, anjing," Chandra menggaruk rambutnya lalu menjegal Sena yang baru datang membuat cowok itu mengumpat karena hampir jatuh. "Sen, lo kemarin bimbingan?"

"Sama Bu Iis? Iya, lah."

Chandra merapatkan bibir emosi. "Cukup tahu, ya, gue. Dasar anak ngen."

Sena terbengong-bengong melihat Chandra masuk kelas sambil misuh-misuh, kemudian ia melihat Karina meminta penjelasan, tapi cewek yang rambutnya dikuncir kuda itu hanya mengedikkan pundak sebelum ikut masuk.

Setelah duduk nyaman di bangku paling belakang, Sena ikut menaruh tas di samping kursi Karina sambil bersuara. "Lo kemarin google meet slot ke berapa?"

Ditanya begitu, Karina segera mengajukan pertanyaan serupa. "Heh, dosbim 1 lo beneran Bu Iis?"

"Iya. Kenapa? Seneng, ya, kita bakal sering ketemu pas bimbingan?"

Karina mengernyit. "Najis. Ketemunya lo lagi lo lagi."

"Najis-najis gini pernah bikin lo mupeng, Rin," tanya Sena lalu menoleh ke samping kanan pada Chandra karena sikunya dicolek-colek. "Apaan, sih, tot?"

"Masukin gue."

"Depan apa belakang?" Lalu mengaduh karena Karina menepuk kencang bibirnya. "Perasaan tangan lo enteng bener buat menganiaya gue, Rin?"

"Makanya—"

"Jangan debat sekarang, anjing, bantuin gue," Chandra menunjukkan layar ponselnya ke Sena. "Gue belum masuk grup bimbingannya Bu Iis."

"Lah, gue bukan admin."

"Adminnya siapa?"

Sena nanya Karina kemudian. "Adminnya siapa, Rin?"

"Gak tahu. Gue kirimin link undangan aja, gue masuk lewat situ."

Chandra mengangguk sambil mengangkat jempol. "Makasih, Ma. Nanti Papa kasih—" Chandra monyong-monyongin bibir terus ngedipin mata. "Di rumah, ya."

Sena nyengir ikut ketawa. "Ikut, dong, gue. Threesome gak masalah."

"Bangsat," Chandra ngakak sejadi-jadinya apa lagi pas Karina udah mau merontokkan gigi Sena dengan bogem mentah. "Minimal sadar, Sen, bapak lo lagi rajin belajar banjari di komplek."

••

Sena mengguyur kepalanya dengan sebotol air mineral yang disediakan setelah kakinya berselonjor di rerumputan. Chandra menyusul duduk di sampingnya kemudian, nafas ngos-ngosannya terdengar nyaring membuat Sena melempar botol mineral lain yang ditangkap cekatan oleh Chandra.

Ini jam lima sore dan pertandingan futsal—yang fyi sering diadakan buat sekedar main-main sekaligus nongkrong bareng anak angkatan atas—baru selesai. Gak setiap minggu, sih. Bisa sebulan sekali bahkan dua bulan. Makanya Sena dan Chandra gak pernah skip—apa lagi mereka berdua emang hobi.

the plot twist.Where stories live. Discover now