Chandra dan Salwa

1K 72 5
                                    

Demi pembaca yang neror minta Chandra dan Salwa karena penasaran gaya pacaran dan konfliknya, sudah lunas ya hutang saya. Happy reading!

•••

Chandra duduk di kursi kayu jati menghadap pohon mangga di depan rumah. Di sampingnya, ada Iqbal dan Ridho yang sedang merokok berdua sambil cekikikan entah bahas apa.

"Rokok, Mas," tawar Iqbal sambil mengulurkan kemasan rokok yang isinya hanya berkurang dua biji itu. "Awakmu baru bangun tidur, ya?"

Yang ditanya mengangguk. Dia mengapit rokok di bibirnya dan menyalakan pemantik.

Siang ini, Kota Malang gak terlalu panas, gak kayak biasanya. Malah mendung, pertanda sore nanti bisa dipastikan hujan lagi kayak kemarin.

"Pacarmu gak diajak kesini, Mas?"

Mendengar nama Salwa disebut, Chandra jadi ingat kalau dia belum buka ponsel sejak bangun tidur. Dia mengeluarkan benda tersebut dari kantong celana sembari menjawab. "Dia juga lagi lebaran kali, Bal."

"Ooh, bener juga. Orang mana, sih, Mas?"

"Asli Kalimantan."

"Walah, jauh juga, yo?"

"Tapi kerjanya di Jakarta. Dia balik kampung cuman beberapa kali aja dalam setahun."

Iqbal manggut-manggut menyudahi basa-basinya, berpamitan untuk kembali masuk ke dalam karena diminta ibunya makan bakso di dapur bersama Ridho—kembarannya. Chandra mempersilahkan.

Laki-laki itu malah senang bisa seorang diri tanpa ada yang repot-repot mengajaknya mengobrol, karena dia tidak terlalu dekat dengan keluarga dari ibunya ini, selain nenek dan almarhum kakeknya.

Alih-alih membuka pesan masuk dari Salwa, dia memilih membalas DM masuk dari Sena yang mereply Instagram Storynya.

Gamasena Januari replied to your story:
| gue kira lu udah balik Jakarta?

Chandra Garda Bumi:
| apaan kocak
| orang baru lebaran hari berapa
| gimana mo balik kesono

Gamasena Januari:
| lu putusan sama Salwa berarti? wkwk

Chandra Garda Bumi:
| hah kagak jing
| berantem aja kagak
| kenape dah?

Gamasena Januari:
| DEMI ALLAH?

Siang itu, masih dengan sebatang rokok di antara jari kanannya, mendung dan suara petir di langit Malang, semilir angin yang menerbangkan daun mangga yang berjatuhan, Chandra mendapati hatinya patah. Salwa, perempuan pertama yang membuatnya jatuh hati sejatuh-jatuhnya, yang membuatnya berani mengenalkan seorang perempuan ke ayah dan ibunya, diam-diam kembali menjalin hubungan dengan orang dari masa lalu. Farhan.

••

Chandra bahkan tidak sempat untuk sekedar mengistirahatkan matanya setelah ia kembali menginjak Jakarta usai perjalanan jauh. Malang, Yogyakarta, Jakarta. Tebak berapa lama Chandra memendam perasaan tidak nyaman dalam hatinya hanya karena ia tidak ingin bertengkar dengan Salwa via telepon?

Menggenggam sejumlah bukti tidak membuat Chandra punya keberanian untuk memulai perdebatan. Satu, karena ia tahu ia sendiri yang akan sakit hati apabila terjadi sesuatu di hubungannya. Dua, karena ia tidak siap kehilangan perempuan itu. Tidak akan pernah siap.

Jadi setelah sekian hari ia menahan, Chandra bergegas menemui Salwa di kontrakannya mengingat sang kekasih sudah kembali ke Jakarta sejak beberapa hari yang lal. Dia hanya mengirimi pesan singkat semacam, "gue mau ke sana." tanpa menunggu balasan untuk ia segera meluncur.

Chandra menaruh helm di atas spion lalu berhenti di depan pintu. Walaupun ini masih pukul setengah delapan malam, ia sedikit merasa was-was apabila harus bertamu malam-malam mengingat letak kontrakan baru Salwa ini di dalam perumahan yang dijaga ketat oleh satpam.

Satu kali denting bel rumah berbunyi, mengundang kehadiran gadis yang ditunggunya muncul dari balik pintu rumah dengan cat dinding berwarna cokelat susu.

Andai tidak ada sesuatu yang membuat Chandra gelisah, sudah pasti Chandra tidak akan menunggu bermenit-menit demi merengkuh tubuh mungil itu ke pelukannya. Siapa yang tidak rindu?

Tetapi ternyata perempuan itu membuka kedua tangannya lebar-lebar, membuat Chandra melengkungkan senyum tipis dan menyambut dengan baik. Dihirupnya wangi bayi yang menguar dari helai rambut dan kepala Salwa.

Ia bisa merasakan tepukan kecil di punggungnya dan perempuan itu mengeratkan rengkuhan.

"Kangen, deh."

Kalau biasanya Chandra bakal jawab tengil dan usil, kali ini dia cuman bisa mengangguk samar. "Sama."

•••

Kalau mau versi 4000 kata bisa meluncur ke Karyakarsa happyandrich dengan judul Chandra dan Salwa: Lebaran dan Perkara Mantan [21+].

Kalau mau versi 4000 kata bisa meluncur ke Karyakarsa happyandrich dengan judul Chandra dan Salwa: Lebaran dan Perkara Mantan [21+]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat voucher atau potongan harga beli paket Karyakarsa, habis ini aku share di wall Wattpadku, ya. Tungguin.

Yang minta Sena-Karina, belum bisa janjiin tapi gak sampai seminggu, kok.

Yang nanyain Jena-Jordan, kasih aku ide aja kalian minta adegan atau konflik gimana, nanti aku bikinin. Soalnya buntu banget kalau buat duo lucu itu.

Yang nanyain karya baru, pasti bakal ada! Ehehehe. Kalian akan berjumpa dengan Adara Helena segera. Tapi draft dan covernya belum selesai, jadi stay tuned!

the plot twist.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang