Kekejaman Felix

59K 2.8K 5
                                    

Amora mengayuh sepedanya dengan riang memasuki kawasan sepi, tempat di mana ia merasakan peluru walau hanya tergores saja.

Rumah besar Felix adalah tujuannya. Tidak.... Jika Felix tak memintanya maka jangan harap Amora mau ke sini.

Amora menghentikan sepedanya tepat di depan sebuah gerbang, dengan betsenandung kecil ia memencet bel beberapa kali.

Ia sangat senang hari ini karna baru saja membeli sepeda baru dengan uang si Amora.

"silahkan masuk nona, tuan Felix sudah menunggu di dalam"

Amora mengangguk serta tersenyun pada satpam rumah Felix lalu mengayuhkan sepedanya memasuki gerbang rumah Felix dan memarkirkan sepedanya di sembarang tempat.

"Nona Amora, ah ayo non saya antar ke ruang tamu"

Amora mengangguk wanita ini adalah wanita yang sama saat ia di rawat sehari di rumah ini, ah Amora ingat betapa patuhnya wanita ini pada tuan mudanya. Siapa sih namanya....

"Bii... Bi apa sih"

Amora kesal sendiri dengan ingatannya yang lemah. ia yang berada agak jauh dari si bibi segera mengejarnya.

Bi imah mengarakanya pada sebuah ruangan yang terlihat cukup privasi.

"ini ruang tamu bi?" tanya Amora penasaran

"Iya nona, tapi ini ruang tamu hanya untuk tamu khusus" jawab bi imah di sertai senyuman seperti biasa.

"Baiklah, tapi... Di mana Felix nya?"

"Tuan Felix akan datang secepatnya nona" bi imah menjawab dengan senyum tak pernah luntur "kalo begitu saya akan kedapur dahulu, nona mau minum apa? "

"apa aja bi" jawab Amora, ia sungguh tak tau nama-nama minuman orang kaya. Mau kopi kelihatanya kurang pas kalau mau juss ah boleh juga tapi Amora memilih pasrah dengan si bibi yang membawa apa.

Salah satu pintu yang Amora tebak kamar mandi terbuka dengan pelan, Amora syok... Dari pintu itu keluar seorang cowok dengan baju berwarna merah dan wajah tersenyum padanya. Ah bukan itu yang membuat Amora syok tapi baju yang di gunakan cowok itu berwarna merah karna darah!! Yah Amora yakin itu darah. Di tangan cowok itu sebuah belatih mengkilap tajam meski juga di lumuri darah.

"Kau sudah datang, sayang?"

Bai anyir menyeruak khas bau darah seiringi dengan mendekatnya Felix. Yah Felix lah cowok itu, dengan santainya melangkah ke arah Amora dan mencium pipi Amora.

"maaf jika kau melihat aku begini"

Felix terus saja mengeluarkan suara dengan santai, tak sedatar biasanya. Namun bagi Amora itu lebih mengerikan..... Ayolah siapapun tolong Amora.

"Ap--ken-apa baju mu--basah--ketumpahan juss--ya" Amora bertanya kikuk terdiam di tempatnya sedangkan Felix telah bebas merangkulnya dari samping

"Hmm, sebentar aku akan mandi, cup"

Felix pergi meninggalkan Amora yang terkena darah, Ah Amora tidak jijik namun tentu saja ia harus membersihkannya.

Dengan segera Amora melangkah ke arah pintu di mana Felix keluar, tebakanya itu adalah kamar mandi namun setelah di buka Amora salah, salah besar.

Seorang pria dengan banyaknya sayatan di tubuh dan leher yang hampir putus duduk dengan manis di sebuah kursi, dimana-mana ada cipratan darah.

Amora kaget, ia segera menutup kembali ruangan itu. Ah kenapa Felix ceroboh sekali dengan membiarkan ruangan ini tak terkunci. Apa dia sengaja membiarkan Amora tau dan memintanya untuk melaporkan perbuatan si Felix?

Amora menggeleng kepala ia lalu mencari pintu lain yang benar kamar mandi, dan syukurlah kali ini ia tak salah.

Memasuki kamar mandi itu lalu segerah membasuh wajahnya, ia menatap pantulan dirinya di cermin. Pucat dan terlihat syok

Bohong jika Amora tak takut, namun tak ada rasa mual atau jijik, saat ini Amora lebih merasa takjub, ia sangat suka menonton Film-film pembunuhan atau psikopat atau semacamnya dan yah yang Amora lihat jelas lebih nyata.

Ah katakanlah Amora sinting tapi ia benar-benar ingin menyaksikan secara lansung bagaimana Felix melakukan semua itu tapi asalkan dia tak menjadi yang selanjutnya sih... Ah maksdunya jika cowok itu mengundang Amora untuk melihatnya tampa menyentuh Amora, maka akan Amora terima dengab senang hati.

Amora sangat ingin melihatnya namun sebuah fikiran lain muncul di benaknya. Untuk apa Felix menyuruhnya ke rumah ini?? Apakah akan di jadikan korban selanjutnya??

"Kau di dalam"

Amora terperanjat ia segera membersihkan darah pada bajunya namun jelas tak semudah itu.

"Amora!"

Sekali lagi Amora di buat terperanjat, ah lihatlah pria itu. Dia memanggil nama Amora, bibir seksi nya itu menyebut nama Amora.

"sebentar"

Amora segera keluar, bodo amat dengan bekas darah yang masih ada jika ia tak menjadi korban Felix selanjutnya maka Amora akan meminta baju ganti pad Felix.

"Wah sudah tampan ya, oh kenapa kamu menyuruh aku ke rumah kamu?" Amora menatap Felix polos seolah ia tak pernah membuka pintu besar itu.

Felix menyaringai, ia merangkul Amora lalu menduduki gadis itu di sofa yang sama.

Amora menurut di hadapanya sudah ada segelas jus merah, ah jangan bilang itu baju Felix yang di pras.... Jika di lihat-lihat warnanya sangat mirip.

"minumlah setelah itu kita akan pergi"

Amora diam sesaat, bagaimana jika fikirannya benar? Bagaimana jika di dalam minuman itu ada racun?

Ah Amora ingin sekali menolak namun Felix nampak menatapnya dengan tajam. Amora tersenyum lalu segera meminum tandas jus yang ternyata jus strobery. Ah kenapa warnanya seperti ini? Pikir Amora.

"hahah nampaknya kau haus sekali, ayo sayang"

Amora diam ia mengikuti Felix dari belakang, cowok itu keluar dari ruangan dan membawa Amora ke bagasi mobil.

"Mau ke mana el? Baju aku basah ini trus masih ada bekas jus kamu tadi"

Amora tak bohong tapi soal jus....

Felix menatap Amora, baju gadis itu tak sepenuhnya basah bisa di katakan lembab itupuh hanya sebelah warnah mera masih menempel di bajunya yang berwarna krim.

"ntar beli"

Felix masuk ke dalam mobil tampa mau repot-repot membukakan untuk Amora. Amora yang tak mau membuat Felix ngamuk dan menjadikanya korban pun segera masuk di sebelah Felix

"mau ke mana sih el, mau ngenalin aku ke bapakmu ya?" Amora bertanya asal.

"ya"

Amora membulatkan matanya, apa kata felix tadi 'ya'. Ya artinya iya kan? Ah Amora jadi merasa dirinya seorang memiliki kemampuan menerawang masa depan.

"buru-buru banget, aku jadi malu"

Amora tersenyum layaknya orang malu namun yang ada Felix hanya menatap datar ke arahnya.

"gemas dikit kek, ah ntar bangunin ya el ngantuk ini"

Amora kesal sendiri padahal tadi ia berniak membuat adegan2 novel yang mana ceweknya malu-malu dan si cowok tersenyum gemas sambil menggoda si cewek dan mencubit pipi kemerahanya.

Amora tak peduli lagi akan Felix, iapasrah akan di bawa kemana oleh Felix. Tidur lebih penting sekarang.










Tbc...









Vote dan comen

Amora (END)Where stories live. Discover now