"Aduh berat"
Amora mengaduh merasakan sesuatu melingkar berat di pinggangnya.
"Uagh... Felix... "
Amora yang baru terbangun mendapati dada bidang di hadapanya, mendongak Amora mendapati wajah Felix sebagai pemandengan pagi ini. Ah indah sekali.
"Hmm"
"Felix...kamu kenapa tidur di sini, trus ngapain peluk-peluk, ntar di grebek warga ini, ayo lepasin..."
Amora berusaha semaksimal mungkin namun yah tetap tak bisa, cowok itu kuat sekali. Amora bahkan hampir menangis membayangkan sebesar apa zina yang ia lakukan sekarang. Jika bapaknya tau mungkin saja ia akan mati di tempat.
"Hmm"
Felix melonggarkan pelukanya membuat Amora leluasa melepaskan pelukam cowok itu.
Menduduki diri tampa peduli pada Felix Amora segera memasuki kamar mandi lalu membasuh wajahnya.
"hah... Gila, haram....haram!!"
Amora berteriak histeris membayangkan ia telah tidur dengan cowok yang bukan suaminya.
"Hah... Apa ini?"
Tangan Amora kini sibuk menggosok beberapa kemerahan di lehernya.
"duh, satu... Dua... Tiga... Ais.. Gak mungkin ini bekas cekikkan Kendri"
Usaha terus saja Amora lakukan namun nampaknya kemerahan itu sangat kuat bahkan ada yang hampir menyerupai lebam.
"Haah, ini kalo aku gini ke sekolah apa kata orang"
Kesal dengan kejadian pagi ini Amora segera membersihkan dirirnya dan bersiap pergi kesekolah meninggalkan Felix yang sedari tadi masih saja tidur.
"cih, capek kali yah habis cupangin anak orang.... "
'plak'
Amora menampar keras wajah Felix dan segera berlari keluar.
.......
Amora pagi ini memasuki gerbang dengan wajah cemberut, tak peduli akan sekitar yang mulai -bisik. Gadis itu tau pasti mereka membisiki penampilannya.
Amora sekarang memakai seragam di baluti switer serta syel yang melilit di lehernya. Matanya menukikn tajam sesekali membenarkan letak syelnya.
Ia memasuki kelas dan kembali mendapatkan tatapan aneh dari teman sekrlahnya. Menarik nafas pasrah gadis itu mulai menduduki dirinya di tempatnya.
Tas yang tadinya berada di punggung pindah pada meja, gadis itu segera nelungkupkan kepalanya di atas tas tersebut lalu mulai memejamkan mata. Berharap bel masuk di undur atau guru-guru akan rapat, ah jikalaupun guru-guru masuk nantinya tetap saja Amora akan melanjutkan tidurnya.
"woy, napa lo? sakit?"
Terdengar suara gea di sampingnya, Amora tak berniat menjawab. Ia lelah pagi ini jangan di tanya kenapa.
"pake-pake syel lagi.... Emang masih merah ya?"
Gea kembali melontarkan pertanyaan, namun masih tak ada jawaban dari Amora.
"Kenapa? Tumben pake beginian"
Kali ini suara Alin dari belakang, Amora menghela nafas... Niat tidurnya hilang begitu saja jika ada ketua gadis ini.
"Ck, apasih aku ngantuk ini" ucap Amora kesal sambil mengangkat kepalanya.
"Ya lo yang apaan, aneh deh"
"Wus gea....Amor maksud kita.... Kamu kok tumben make tertutup gini, perasaan pagi ini gak dingin-dingin amat" ucap Alin menengahi.
"ck, leher aku masih merah" jawab Amora akhirnya.
"Lah perasaan..."
"di cupang nyamuk, dah ah ngantuk ini"
Amora segera kembali menelungkupkan kepalanya namun sebelum itu.
"ntar kalo ada ibuk yeti bilang aja aku lagi gak enak badan" ucapnya.
......
"jadi apa rencana lo? "
"gak tau ser, aku takut.... Amora gak pernah bulli aku tapi... "
"tapi dia pacar Felix Nad, sadar dong... Dia udah rebut cowok yang lo suka... Lo kenal Felix dari kecil nad...ingat dari kecil masa si Amora tiba-tiba udah pacaran aja ama Felix, ck gak adil banget"
Nadira menatap sera, gadis itu nampak sibuk sedari tadi mengomeli nadira yang di saat-saat ini masih saja memikirkan orang lain.
"tapi ser, Amora baik dia cuma... "
"cuma apa? Lagian baik dari mananya... Lo gak kerasa dia udah jatuhin lo pot bunga, ha?"
Nadira terdiam, kejadian waktu itu teringat di kepalanya. Ia tak yakin jika seorang Amora begitu namun mau menjelaskan pada kendri ya percuma.
Apa yang di katakan sera tentang ia yang mengenal felix sedari kecil benar adanya, cowok itu saat usia tujuh tahun tidaklah sedingin sekarang bahkan mereka kerap kali bermain bersama dengan Nadira yang masih berusia lima tahun.
Felix berubah seiring waktu, nadira tau betul betapa kerasnya Felix di didik oleh ayahnya, nadira ingat saat-saat Felix menangis dan ia yang menenangkan.
Namun sejak memasuki kelas enam SD felix berubah total, bahkan cowok itu seakan tak pernah menganggap adanya Nadira.
Nadira yang anak dari pelayan di rumah itu sadar betul akan posisinya namun rasa cinta dan suka mengalahkan semuanya.
Nadira selalu melakukan dan menyingkirkan secara diam-diam setiap gadis yang mendekati Felix.
Hah untuk kendri jangan di tanya, saat itu kendrilah yang mendekatinya dan yah Nadira yang memang hanya siswa bea siswa yang cupu butuh seorang pelindung. Ia menerima kendri dan cowok itu selalu menyelamatkanya dari Alin si ratu bully.
Semuanya terjadi sesuai alurnya hingga suatu hati Amora nampak berbeda, gadis itu yang di kenal dengan sikap kalemnya, berubah lebih hidup. Bahkan dengan gampangnya melawan kendri.
Lalu.....bagaimana bisa Felix menyukai Amora? Kenapa mereka bisa berpacaran? Bukankah Merek hanya orang asing yang jelas tak pernah berkomunikasi sama sekali?
Itu semua masih menjadi pertanyaan di benak Nadira.
"Dah lah, kita buat aja seakan dia bully lo dan Felix pasti gak suka ama cewek kek gitu" ucap sera setelah cukup lama keterdiaman antara mereka.
"gak ser, stop!! Ngasih saran seperti itu, aku gak bisa sejahat itu ser" ucap Nadira kesal. Yah mau segimanapun ia kesal tetap saja Nadira tak bisa berbuat jahat kepada orang.
Ia terlalu tekut dan terlalu tak tega.
"ck, kalo lo gak mau ngelakuin itu trus gimana caranya lo di lirik Felix? Gimana caranya lo dapat perhatian dari orang-orang? Ingat nad, percuma lo bersikap lemah lembut begini kalo pada ujungnya Amoralah yang menang.... Felix gak akan lirik cewek......miskin"
Nadira menatap tak percaya pada sera, ia tau selama ini seralah yang membantunya di manapun itu tapi kadang sera kerap kali mengatainya dan menyuruhnya melakukan hal sebejat itu, yah memfitnah.
Nadira tak tau apa tujuan sera namun yang jelas gadis itu cukup baik selama ini.
Hanya sera lah yang mau menjadikanya teman, menolongnya....
"kecuali, kalo lo buat seakan Amora cewek jahatnya, Amora cewek menjijikan... Ck gak harus bully sih masih banyak cara lain buat ngefitnah tu cewek" ucap sera tajam.
Nadira menatap tak percaya pada Sera, gadis itu selalu begini.... Ia seakan membenci Alin dan kedua temanya padahal di sini Nadiralah yang tersakiti.
"Kamu kok gitu ser..... "
"ck, lo cukup ikutin rencana gue nad... Dan yah jangan sok alim, kita punya dosa yang sama"
Vote comen
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...