Felix oh felix

38.3K 2.2K 115
                                    

Amora menatap Felix bingung, pasalnya ia yang di antar ke apartemennya sendiri, padahal Amora mengatakan ingin mengintili Felix ke kantornya dan juga ikut membantu Eca yang akan pindahan.

"Kok ke sini....aku kan mau ikut kalian, oh atau apart Eca di sini jug...."

"Istirahatlah" potong Felix.

Amora terdiam menatap tak percaya pada Felix, padahal baru saja pria itu membelanya tadi. Lalu kenapa seakan menjauhinya?

"Istirahat? CK, aku bosan di apart makanya pagi - pagi main ke rumah mu....."

"Bilang aja mau berduaan, dasar pria, ada yang lebih bening yang butek di kesampingkan" ucap Amora kesal, ia segera turun dari mobil Felix dan membanting pintu tersebut.

Sebelum pergi Amora sempat menendang  mobil mahal Felix. Ia kesal, sungguh.

"Maunya apa sih tu cowok, plin plan banget. CK....haruskah aku mengatakan 'pilig aku atau Eca kang?'... Hah boleh juga sih, ntar kalo dia pilih Eca kan aku bisa nyari yang lebih tajir tampan dan dewasa seperti om zaren itu ..hihi"

Bukanya lansung memasuki apartemennya, Amora memilih untuk jalan - jalan saja sambil mencari tempat yang enak untuk bersantai.

Ia sungguh tak memiliki kegiatan apapun setelah ujian dan libur. Rasa bosan sedari semalam ia rasakan.

Melihat sebuah bangku dan beberapa pedagang tak jauh dari bangku tersebut membuat Amora tersenyum senang. Ia melangkah ke arah penjual minuman serta telor gulung lalu memesannya.

Setelahnya, Amora lansung menuju bangku tersebut lalu mulai duduk santai sambil memperhatikan sekitar.

Bisa di katakan Amora sangat suka dalam memperhatikan kegiatan orang - orang di sekitarnya.

"Hah, ternyata gini rasanya cemburu, hmm untuk sekarang terserah deh si Felix mau ngapain, tapi kalo sampai dia lamar aku terus kita nikah dan dia masih nganu2 Ama tu si Eca.... Awas aja tu titid, jangan harap bakal utuh" ucap Amora penuh emosi, ia tak peduli di tatap aneh oleh beberapa orang yang lewat.

Tak lama pesananya datang, Amora segera berterima kasih lalu menyantap jajanan nya.

"Mora"

Amora merasa di panggil segera menoleh pada asal suara. Sedikit kaget dengan adanya sosok zaren di sampingnya.

"Om zaren, duduk sini" ucap Amora ramah, ia sangat senang ada teman sekarang.

Zaren nampak menurut, ia duduk tak jauh dari Amora. Mantap sekitar, zaren kembali menatap ke arah Amora.

"Sedang apa kau di sini,hm?" Tanya zaren kepo.

Amora menatap zaren sekilas, lalu kembali menyantap telur gulungnya. " Sedang meratapi nasip, sambil jajan.... Om zaren sendiri, sedang apa ke sini? Mau culik aku lagi? Hah, culik aja om, aku nyerah sekarang".

"Sudah saya katakan, saya tidak berniat menculikmu" ucap zaren datar.

"Lalu? Om zaren berniat menculik pacar Felix kan? Ah, bagaimana kalo aku yang pacar Felix,hm?"

"Kau berbohong?"

"Hahaha, aku selalu berbohong om zaren, bahkan aku bohong dengan  semua orang yang ku temui" ucap Amora di sertai tawanya.

Zaren menatap Amora aneh, dia memang ingin menculik pacar Felix dulunya namun setelah tau pacar Felix SE aneh ini maka zaren memutuskan untuk tak menculiknya melainkan mendekatinya.

Yah, zaren bukan orang bodoh yang percaya saja dengan ucapan Amora yang mengatakan ia pacar pria bernama Daniel, dan dia juga bukan orang biasa ya g gampang di bodohi.

Zaren tau segalanya tentang Amora, ia telah menyelidiki gadis ini jauh sebelum berniat untuk menculiknya.

Zaren tak sedang ingin memanfaatkan Amora untuk menghancurkan Felix, zaren tertarik! Yah dia tertarik pada gadis aneh ini....

"Jika aku membawamu ke suatu tempat dan mengurungmu di sana, apakah kau mau Mora?".

Amora menghentikan tawanya, menatap zaren "tentu tidak, di kira aku burung.... Tapi kalo om zaren bawa aku jauh dari sini aku mau, capek " ucap Amora asal.

Zaren terkekeh pelan, ia sungguh ingin mengurung gadis remaja ini, namun zaren tau itu hanya akan membuat Amora membencinya.

"Aku belum menemukan tujuan hidupku om zaren, jadi....apakah om mau jadi tujuan hidup aku, hm?" Amora kembali mencolek dagu zaren lancang, ia sungguh suka menggoda pria dewasa di sampingnya ini.

Lihatlah ekspresi zaren, CK....menggemaskan.

"Bercanda om, Jangan baper Lo yah".

Zaren berdehem singkat " saya tidak baper" ucapnya kaku.

Amora tertawa kencang, sungguh zaren sangat lucu saat ini.



.....


"Fel, kamu kenapa?"

Eca menatap bingung Felix di sampingnya. Pria itu sedang menatap sosok gadis dengan pria asing sedang berbicara dan tertawa bersama.

Itu Amora dan seorang pria dewasa.

Felix, ia yang meninggalkan Amora di apartemennya memilih untuk kembali namun saat di perjalanan mobil itu terhenti kala melihat sosok gadis yang ia cintai bersama seseorang yang amat ia benci.

Rasa cemburu menyerang hati ya, namun Felix enggan untuk mengakui itu. Ingin sekali ia turun dan menyeret Amora menjauh dari pria itu, namun Felix tak bisa melakukan itu sekarang.

Ada sebuah rencana yang sudah ia susun dengan matang, namun nampaknya rencana itu telah gagal.

Felix tak pernah berniat menjauh ataupun cuek pada Amora, hanya saja ia tak mau gadisnya menjadi incaran sosok mr.za, rekan bisnis sekaligus musuh perusahaannya.

Namun melihat ke dekatan mereka, Felix yakin Mr. Za telah mengetahui Amora adalah kekasihnya, dan pria itu merubah rencananya dari ingin menculik Amora menjadi merebut Amora dari pelukan Felix.

Felix melajukan mobilnya kembali ke rumah. Sesampainya di rumah....

"Lusa, kau harus pulang" ucap Felix datar.

Eca menatap Felix bingung " apa? Aku pulang? Tapi fel....".

"Aku tak membutuhkanmu lagi Eca, dan jangan berharap akan sesuatu yang tak bisa ku berikan ke pada kau Eca, kau memang sahabatku tapi itu dulu, sekarang kita hanya rekan, ingat itu" ucap Felix masih dengan wajah datarnya.

"Felix...kamu jahat yah, kamu tega gak nganggap aku lagi sahabat, hanya gara - gara sudah memiliki kekasih....hiks, kamu gak sadar....hiks kekasih kamu itu murahan...."

'Plak' 

Satu tamparan mengenai pipi Eca dengan cukup keras, bibir gadis itu mulai mengeluarkan darah.

"Aku menghargai kau sebagai anak om Bagas, namun bukan berarti aku tak bisa menjadikan kau korbanku Eca, ingat aku tak peduli wanita ataupun pria, jika dia mengusik ku maka jangan harap untuk hidup lebih lama" ucap Felix datar..

"Kemasi semua barang - barangmu, pergilah...aku tak membutuhkanmu lagi"..

"Hiks...kamu jahat fel, baik aku pergi tapi ingat....hiks aku akan kembali fel....selama ini, apa yang aku inginkan semua ya bisa ku dapatkan"

Dengan air mata yang membasahi pipinya Eca berlari menuju kamar tempat ia menginap beberapa hari ini, lalu mengemasi semua barang- barangnya.

.






















VOTE BANYAK2 GAES

COMEN BANYAK2 JUGA YA GAESSS

400 VOTE, AKU BAKAK UP YAH SAY


menurutku mengungkapkan ini terlalu cepat, tapi jujurly aku gak ada ide lagi...part ini sedikit melenceng dari apa yang aku fikirkan, tapi gak papa.

Semoga kalian suka yah.




Amora (END)Where stories live. Discover now