Sudah seminggu sejak di tinggal Felix hari-hari Amora berjalan biasa saja. Sekolah- pulang- tidur- makan. Namun kali ini bedanya Amora selama seminggu penuh memutuskan untuk tinggal di rumah Daddy nya saja.Mengganggu ibu tirinya dan merepotkan Abang tirinya adalah hal yang Amora lakukan selama seminggu ini. Tak peduli sang Deddy yang menegurnya, toh Amora tak keterlaluan. Ia hanya memancing amarah ibu tirinya dan meminta abangnya mengantarkan ke sekolah, mall atau tempat yang ingin Amora kunjungi.
"Amoraa!! Bangun, anak gadis jam segini masih tidur"
Amora yang sedang melamun menatap langit kamar sedikit terlonjak kaget saat mendengar teriakan ibu tirinya di sertai gedoran keras dari pintu.
"Amora!!"
Malas mengeluarkan suara Amora segera melangkah menuju pintu, membukanya.
"Bangun Amora, kamu gadis bangun jam segini gak malu sama anak tetangga...."
Beginilah ibu tirinya sekarang, entah di mana sikap lemah lembutnya saat Amora baru pertama kali melihatnya. Yang ada sekarang wanita itu terus mengomel dan membandingkan Amora dan anak tetangga sebelah.
"Ngapain malu sama anak tetangga, wong tetangganya gak punya anak"
"Kamu...."
"Iya mommy, aku mau mandi dulu deh ya...ntar deh berdebatnya capek tauk" kini ia mulai mencoba memanggil wanita itu seperti apa yang Dady nya perintahkan.
'buk'
"Amora!!"
Amora yang menutup dengan paksa pintunya tentunya mendapatkan protes dari wanita itu.
"Ya mom, fens banget deh sama aku dari tadi manggil-manggil" ucap Amora memanasi wanita itu.
"Dasar, bocah"
Terdengar umpatan dari balik pintu, Amora tertawa lepas dengan santai ia melangkah ke kamar mandi, dan mulai bersiap untuk bersekolah.
Amora tau ia akan telat, beberapa menit lagi bel. Namun karna mengaku-ngaku pacar Felix serta hari ini juga mungkin tak belajar jadilah Amora santai saja.
Ia yang baru menyelesaikan ujian akhir semester di kelas dua SMA tentunya hanya tinggal menunggu pembagian lapor.
Amora yang selesai bersiap dan sudah rapi dengan seragamnya segera melangkah menuju dapur, menyapa sang mommy yang nampak sibuk mencuci piring.
"Pagi mommy, eh bang Deri mana mom?"
"Kamar" jawab wanita itu cuek
"Oh ya? Wahh bisa...."
"Mau apa kamu?"
Amora yang hendak berdiri berhenti seketika, menatap wanita yang memotong ucapanya itu.
"Mau minta antar, kenapa?"
"Jangan dulu hari ini, Abang mu sakit"
"Ha sakit? Sakit apa mom? Ais gak bisalah ntar sore nemenin beli bakso" Amora kembali duduk, sedikit kesal den kawatir.
Dengan santai gadis itu meraih roti dan mengolesi selai coklat yang sedari tadi berada di hadapannya.
"Kalo gitu aku berangkat sama mommy yah"
"Males banget"
"Males? Awas ya mommy aku aduin ke Deddy kalau...."
"Kalau mommy nyiksa kamu? Alah basi ancaman mu itu...sana pake sepatumu, mommy mau kebutik kebetulan lewat sana kok"
Amora terdiam sesaat lalu ia segera pergi dari dapur setelah meminum segelas jus.
Ia memasang sepatu memainkan handphonenya menunggu ibu tirinya keluar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...