Amora menatap datar seorang pria yang kini tengah memasuki kelasnya dan berbicara pada guru yang mengajar.Mereka nampak serius namun Amora sudah menebak pasti pria itu sedang membicarakan ya, semuanya terlihat saat mereka berbicara dan sesekali menoleh pada Amora.
Felix, cowok bertubuh tinggi dengan pakaian ala kantoran itu nampak tak layak di katakan siswa kelas tiga SMA, apalagi cara ia berbicara dengan gurunya. Ah, Amora kesal sendiri melihat pria itu, entah apa alasannya....
"AMORA! Felix mengatakan hari ini kamu ada cek up penyakitmu, jadi kau boleh pulang"
Amora kaget mendengar namanya di panggil, sontak saja ia menjadi pusat perhatian seisi kelas.
"Ah....tapi....."
"Ayo Amora, saya tak mau melihat kamu sesak seperti kemarin, merepotkan"
Amora memegang dadanya dramastis, sunggu guru pria bernama pak Adam ini tega sekali. Apakah ia tak menghargai hati rapuh Amora....
"Ayo mor, ajak gue"
"Wus, ada-ada aja Lo ge, ajak gue juga dong mor......sekalian bebeb Edo"
Amora yang mendengar bisikan kedua iblis betina itu hanya diam saja, ia segera mengemasi barang barangnya.
"Kalo begitu saya permisi pak, bapak hati-hati di sini....."
Amora menyalami pak Adam, itung-itung modus kan...lumayan cuy pak Adam. Guru tampan idaman.
Setelah menyalami pak Adam Amora menggendeng tangan Felix lalu melambai pada seisi kelas.
Ah Amora dapat melihat wajah iri dari para cowi-ciwi, dan wajah tak terima dari dua gadis yang mengaku sahabatnya itu....ah Amora senang sekali.
"Jadi akang mau bawa aku kemana? Huft...padahal bentar lagi ujian smester dan akang mau ujian kelulusan, gak takut apa gak lulus? Malu atuh kang"
"Tapi syukur deh akang datang, pusing kepalaku kang....pusing, matematika memang musuhku sejauh ini, akang tau.,...perkalian aja aku gak bisa coba...."
"CK, aku ngaku sih aku bodoh, tapi kan calon suami aku ini kaya raya dan tampan, jadi aku gak bakalan risau masalah uang atau selagi macamnya....hah...mungkin kalo gak di nikahin kamu nantinya entah apa jadinya aku......gembel? Atau lacurrrrr.......hmmm"
Amora terdiam dari celotehanya, sebuah benda kecil melumat dengan kasar bibirnya, Felix menciumnya dan menatapnya tajam....
Amora salah apa? Kalo salah di pukulij dong bukanya di cium...
'emmmh,......'
'bug'
"Aws...bibir aku bengkak gak yah....apaan sih cium-cium...harammmm" teriak Amora, syukur saja mereka sudah di mobil sedari tadi.
Felix terdiam, ia menikmati ciuman singkat dengan gadis di hadapannya ini...bibir Amora candu, Felix tak bisa melepaskannya jika saja tak mendapatkan tonjokan kecil di perutnya.
Mengusap bibir Amora sensual, lalu kembali mengecup singkat bibir kecil Amora.
"Ayo nikah, kalo itu mau Lo"
"Gak...aku bercanda, belum nikah aja udah bengkak ni bibir apalagi kalo udah nikah......gak deh, belum siap bengkak sana sini, merah sana sini, ahh perutku pasti juga bengkak membesar selama sembilan bulan dan sembuh pas sesuatu keluar dari bawah sana.....CK CK CK, mengerikan tapi tak mungkin di hindarkan, bengkak sembilan bulan adalah hal wajib bagi perempuan yang mampu....."
Amora kembali berceloteh, sementara Felix memilih fokus melajukan mobilnya. Sangat tak penting melayani celotehan tak ber faedah Amora.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...