2

1.9K 238 24
                                    

____________________

Ada satu hal yang menjadi momen terindah dalam hidupku, itu adalah saat kau tersenyum dan mengajakku saling berkenalan.

"Hai, salam kenal."

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Makan malam romantis.

Semua telah dipersiapkan sebaik mungkin karena mengingat bila ini merupakan malam yang istimewa.

Tetapi, tangan-tangan cantik yang sedari tadi sibuk menghiasi makanan yang akan dijadikan jamuan -- mendadak saja terhenti ketika ucapan di belakang sana telah memberi sentakan kepada perasaannya.

Kepala itu menoleh. Tatapannya sangat jelas menampilkan rasa terkejut dan keberatan.

"Menikah?" ia mengulangi kata yang terdengar di telinganya.

Pria yang sedang duduk di sana -- Namikaze Naruto -- hanya bisa menghela napas. Setelah ini, ia yakin jika akan ada sebuah perdebatan di antara mereka.

"Ya. Ayahku memintaku untuk menikah dengan wanita lain."

Jemari Miku Shion mulai mengepal. Perasaan bahagia yang dimiliki saat akan merayakan kebersaman dengan sang kekasih yang keempat tahun, kini telah sirna dan digantikan amarah.

Hubungan mereka memang tidak pernah mendapat restu dari orang tua Naruto, terutama ayahnya, dikarenakan skandal manipulasi saham yang pernah dilakukan oleh ayah Shion beberapa tahun lalu, dan berakibat membuat nama baik keluarga Naruto ikut tercemar dikarenakan hubungan mereka.

Akibatnya, hubungan ini terpaksa dijalin secara sembunyi-sembunyi di depan orang banyak -- seolah mereka telah berpisah demi membersihkan nama baik keluarga Namikaze.

Namun, orang tua Naruto tahu jika mereka masih kerap bersama, dan mungkin, inilah cara menunjukkan penolakan itu -- dengan menginginkan Naruto bersama perempuan lain. Seolah, dengan begini, Naruto bisa terlepas secara utuh darinya.

"Kau menyetujuinya?"

"Aku tidak punya pilihan."

Hening terjadi.

Genggaman Shion pada pinggiran konter menjadi semakin erat. "Apa kau juga menginginkannya?"

"Mana mungkin. Tentu saja tidak."

Sial. Shion tidak menyukai kalimat yang baru saja Naruto ucapkan. Memang, konteksnya merambat pada ungkapan bila pria tersebut tidak mengharapkannya, tetapi, kenapa semua harus terjadi -- terlebih ketika seharusnya ia akan menghabiskan malam bersama Naruto dalam rasa bahagia?

"Lalu, kenapa kau tidak menolaknya saja? Jika kau memang tidak menginginkannya dan masih mencintaiku, kau harus memperjuangkan hubungan kita bagaimanapun situasinya. Bukan malah setuju saja saat orang tuamu ingin kau bersama perempuan lain!"

Naruto menyandarkan tubuh dengan hempasan cukup kuat. Jangankan Shion yang tampak tidak terima, Naruto bahkan merasakan beban lebih berat.

"Ayahku sedang sakit, Shion. Aku sudah menolaknya berkali-kali dan itu membuat keadaannya memburuk. Jika tetap bersikeras, aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya."

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ