26

2.1K 277 101
                                    

____________________

Langkahmu menentukan tujuanmu. Jawabanmu menentukan pilihanmu. Keraguanmu menentukan seberapa pengecut dirimu.

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Keadaan sungguh-sungguh menjadi terasa begitu segan. Kushina adalah pihak yang paling diterpa dampak atas situasi ini.

Hinata masih berada di sana. Dan sekarang, ia tengah saling bertatapan bersama Shion.

Kegelisahan Kushina menjadi semakin besar. Dari mimik wajah yang ditampilkan, Hinata tampaknya tidak mengerti mengapa ada orang asing di antara mereka. Inilah yang membuat Kushina segera mendelik sesaat -- tepatnya kepada sang anak, Naruto.

"Hinata, kau sudah datang?" Kemudian, wanita paruh baya tersebut mencoba tersenyum. Ia berusaha mengalihkan diri dan menghilangkan atmosfer canggung yang ada, dengan meminta Hinata agar mendekat serta segera bisa masuk bersamanya. "Masuklah, Sayang."

Respon Hinata menjadi sedikit berbeda. Ia memang kembali tersenyum, namun rasanya sangat terpaksa.

Kushina melirik singkat pada Shion yang hanya diam di tempat, setelah itu segera meraih tangan Hinata ketika menantunya tersebut sudah berjarak dekat.

Bergegas, Kushina menariknya untuk berjalan masuk, meninggalkan Shion dan Naruto di sana, dengan tujuan menghindari situasi untuk sejenak.

Sekarang hanya berdua, Naruto menatap pada Shion. "Apa yang kau lakukan di sini?" suara lelaki itu seperti bisikan.

Shion membalas dengan kening menekuk. "Datang mengunjungi ayah dan ibumu. Apa ada yang--"

Perkataan itu terhenti.

Ternyata, Kushina kembali menghampiri mereka. Ia menyoroti perempuan di hadapannya tanpa berkata, setelah itu, bergegas menarik Naruto agar mengikuti langkahnya menjauh.

Shion mendengus pelan. Selalu sama. Cara mereka memandang dirinya, tetap seperti dulu.

Selaras suasana hati yang menjadi tersinggung, Shion menggulir pandangan pada Hinata yang sudah berada dalam ruangan. Dia sedang duduk manis pada sebuah sofa keluarga sembari menunduk.

Sial. Shion berdesis. Bahkan, dirinya tidak dipersilahkan masuk.

.

.

"Apa maksudnya ini, Naruto?" Kushina tidak ingin berlama-lama. Segera setelah ia menarik Naruto untuk mengikuti langkahnya, pertanyaan itu langsung dilontarkan.

Sejenak, Kushina menatap ke arah jendela di dekatnya. Ia ingin memastikan bagaimana situasi Hinata dan Shion di sana.

"Kenapa dia bisa datang ke sini?"

Naruto tidak bisa menjawab. Ia pun tidak menduga akan tindakan Shion hari ini.

"Naruto!"

Naruto membalas tatapan ketika suara sang ibu lebih menekan.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now