4

1.6K 227 36
                                    

____________________

Aku mulai menyadari, bila aku jatuh hati padamu.

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.


Hinata merasa cukup lega.

Walaupun ia hanya datang seorang diri, namun ayahnya tidak menuntut banyak hal dan berkata bisa memaklumi keadaan Naruto.

Hinata terpaksa berbohong dengan mengungkapkan bila Naruto memiliki urusan penting dengan pekerjaan, sehingga tidak bisa datang berkunjung.

Meski sempat menerima keberatan dari ayah dan ibunya -- karena berpikir bila Naruto seharusnya mengutamakan Hinata lebih dulu dibanding pekerjaan, apalagi, mereka baru saja menikah, namun, pada akhirnya mereka hanya mengangguk dan berkata 'tidak apa-apa'.

"Naruto sangat mirip dengan ayahnya. Dia begitu pekerja keras."

Komentar sang ayah yang sedang duduk di seberang meja, hanya Hinata balas dengan senyuman kecil.

"Tapi, jika minggu depan, ibu berharap Naruto bisa menyempatkan waktu." Hyuga Hikari, ibunda Hinata, juga ikut mendudukkan diri setelah meletakkan makanan terakhir ke atas meja. "Ayahmu akan berulang tahun. Kau tidak lupa, 'kan?"

Hinata mengangguk. Tentu saja dia tidak akan lupa dengan hari kelahiran pria yang sangat ia sayangi.

"Ayah ingin hadiah apa?"

"Hadiah? Ayah tidak ingin hadiah apa pun. Ayah hanya berharap anak dan menantu Ayah bisa berkumpul bersama untuk merayakannya."

Rasanya, dada Hinata sedikit sesak. Tetapi, ia tetap mencoba terlihat tenang.

"Ulang tahun pertama dengan kehadiran anggota keluarga baru. Ayah senang karena kau bisa menikah dengan Naruto. Dia pria yang baik. Kita sudah mengenalnya sangat lama."

Hinata tidak bisa menahan diri. Helaan napasnya lolos begitu saja tanpa dikehendaki.

"Dan mungkin, akan semakin baik bila kita ketambahan satu anggota baru lagi."

Pandangan Hinata sedang tertuju pada sang ibu. Menatap senyuman penuh arti dan berharap itu, Hinata seakan sudah memahami maksud di dalamnya.

"Tidak perlu terburu-buru. Biarkan Naruto dan Hinata menikmati waktu mereka lebih dulu. Lagi pula, Ayah merasa mereka masih harus lebih banyak saling mendalami satu sama lain." Hiashi menatap sang anak dengan lembut. Anak gadisnya telah menjadi wanita dewasa yang cantik. "Ayah hanya berharap, hubungan kalian selalu diberkahi."

Jemari Hinata terkepal di atas pangkuan.

"Meski kalian menikah karena perjodohan, Ayah percaya bila Naruto bisa menjagamu dengan baik." Hiashi sempat merasa cemas pada awalnya. Namun, mengingat bila pernikahan ini juga telah disetujui kedua bela pihak -- yang berarti tidak ada paksaan di dalamnya, maka ia merasa lebih tenang.

Sedangkan untuk merespon hal tersebut, Hinata hanya menunduk. Sedari tadi, bibirnya terus menyunggingkan senyuman tipis. Biarlah kedua orang tuanya berpikir bila semua begitu membahagiakan.

"Sejauh ini, semua baik-baik saja, 'kan?"

"Ya." Hinata menjawab. "Semua baik-baik saja, Ayah."

.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now