7

1.5K 219 42
                                    

____________________

Senyumanmu.
Satu hal yang membuatku memahami bila rasa sakit tidak hanya berasal dari sesuatu yang buruk.

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.


Me
[ Sakura, aku berada di toserba dekat rumahmu. Ayo, kita keluar bersama. ]

Senyuman Hinata mengembang ketika menerima sebuah balasan dengan cepat.

Haruno Sakura
[ Kenapa kau berada di situ? Lagi pula, mengapa mengajakku? Ajak suamimu, sana! Dia akan keberatan jika kau pergi bersamaku. ]

Me
[ Aku ingin bersamamu. ]

Haruno Sakura
[ Kalian sedang bertengkar, ya? ]

Me
[ Tidak. ]

Haruno Sakura
[ Aku masih berada di luar. Tunggu aku di rumahku saja. Sebentar lagi aku pulang. ]

Hinata sempat menimbang untuk sesaat.

Me
[ Baiklah. ]

Setelah memastikan pesan terakhirnya sudah terkirim, Hinata beranjak pergi sesuai keinginan Sakura. Udara memang cukup dingin belakangan ini, akan lebih baik bila menunggu sang sahabat di tempat yang lebih memadai.

Hinata mengambil tempat di depan pintu apartemen sang sahabat. Sesekali, ia mengecek layar ponsel untuk melihat apakah ada pesan baru yang diterima.

Sejenak, pikiran Hinata melayang pada kalimat percakapan antara dirinya dan Sakura beberapa saat lalu.

Sakura bilang, dia pernah melihat seorang pria yang mirip dengan Naruto, dan orang itu bersama perempuan yang tinggal di samping tempatnya.

Secara sadar, Hinata jadi memperhatikan satu pintu di sebelah sana.

Apakah memang ada suatu kebetulan yang begitu kebetulan seperti ini?

Mendadak saja, ada satu pesan yang masuk di ponsel Hinata. Sebelumnya, dia sempat mengirim informasi kepada Sakura untuk mengatakan jika dirinya sudah menunggu di depan apartemen, dan kini baru saja mendapat balasan.

Haruno Sakura
[ Oke. Aku juga sudah hampir tiba. ]

Baru saja Hinata hendak kembali membalas, salah satu pintu apartemen terbuka.

Kepalanya bergerak secara refleks untuk menoleh.

Akan tetapi, ia terpaku ketika melihat Naruto baru saja keluar dari tempat tersebut.

Ketika mata biru itu membalas tatapannya dan ikut terdiam, Hinata yakin, ia tidak salah melihat.

Lalu, satu orang lain ikut menyusul; dia adalah perempuan yang tinggal di sana.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now