27

1.8K 249 65
                                    

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

Happy Reading

.

.

Beberapa Tahun Kemudian

Bandara tampak begitu ramai. Kabarnya akan ada konser dari grup luar negeri, dan para personelnya direncanakan tiba hari ini. Itulah mengapa, sudah ada gerombolan penggemar yang memadati beberapa tempat untuk menunggu.

Shikamaru sempat bertanya pada salah satu petugas bandara, dan kabarnya, para gadis remaja itu sudah berada di sana sejak berjam-jam lamanya.

Luar biasa!

Akan tetapi, Shikamaru tidak begitu peduli. Tujuan kedatangannya bukan untuk melihat kehisterisan pada kaum hawa di sana saat idolanya datang, melainkan karena ia ingin memenuhi ucapannya.

Shikamaru sudah berjanji akan menjemput sang sahabat. Pesawatnya sudah mendarat sejak beberapa saat lalu. Dan baru saja dikatakan, seorang di sana sudah membuat Shikamaru mengangkat tangan untuk menyapa.

"Hei!"

Namikaze Naruto membalas hal tersebut. Dengan sebuah koper di tangan, ia berjalan menghampiri.

"Bagaimana penerbangannya?"

"Menurutmu, bagaimana berjam-jam dalam pesawat?" Naruto melirik pada barisan gadis-gadis di sana. "Apa yang mereka lakukan?"

"Menunggu idolanya. Kupikir itu kau."

Naruto mendengus. "Aku takkan bersedia. Lagi pula, tidakkah mereka berpikir ingin memberi ruang bagi idolanya? Perjalan panjang pasti melelahkan. Diserbu orang sebanyak itu mungkin terasa menyebalkan."

"Sudah risiko."

"Di mana mobilnya?" Naruto bertanya.

"Kau sudah ingin langsung pulang?"

"Aku sedikit lapar. Mari cari makanan."

.

.

"Jadi, bagaimana keadaan di sana?"

Keduanya sudah berada di dalam satu restauran, menikmati makanan pengisi tenaga sembari berbincang ringan.

Shikamaru sedang membahas tentang pekerjaan Naruto di luar negeri. Beberapa tahun lalu, sekitar tiga bulan setelah perceraiannya, Naruto berangkat sesuai perintah perusahaan.

"Begitulah. Baik-baik saja."

"Perempuan-perempuan Barat pasti sangat memanjakan mata."

Satu sudut bibir Naruto terangkat. Ucapan Shikamaru ada benarnya.

"Apa kau sudah mendengar kabarnya?"

Mata Naruto mendongak. Ucapan Shikamaru masih terkesan ambigu di telinganya.

"Apa?"

"Shion."

Ketika itu, kunyahan Naruto terhenti. Ia mengangguk-angguk pelan, sudah mengerti. "Ya."

"Mereka langsung tewas."

"Mereka?"

"Dia dan kekasihnya. Mereka menyetir dalam keadaan mabuk dan--wussh!" Shikamaru menggerakkan tangannya seolah memperagakan bagaimana kendaraan yang digunakan Shion dan kekasihnya menemui celaka. "--brak! Seperti itu."

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin