14

1.9K 247 30
                                    

____________________

Cara paling instan untuk menyelesaikan apa yang tidak mampu diselesaikan adalah dengan melarikan diri.

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Karena segala aktivitas seharian ini, Hinata langsung tertidur pulas ketika menghempaskan diri di atas ranjang.

Waktu tidur dengan sensasi istirahat terbaik yang akhirnya bisa dirasakan setelah beberapa waktu belakangan.

Sayangnya, Hinata terpaksa bangun dikarenakan sebuah mimpi yang kurang menyenangkan. Padahal, jika bisa, dirinya ingin istirahat lebih lama lagi.

Kini, Ia hanya duduk diam di sisi ranjang. Tangannya sedang mengelus pelan sebuah cincin yang masih terpasang pada jari manisnya hingga saat ini.

Ia masih memakainya dengan setia meskipun Naruto selalu bersikap tidak menganggapnya sebagai pasangan.

Dengan begitu lambat seolah ingin agar beban dalam hatinya ikut keluar, Hinata menghela napas. Tak begitu lama kemudian, ia menarik benda tersebut terlepas.

Hinata menatap cincin itu cukup lama bersama jutaan luapan rasa tanpa suara, sebelum menyimpan secara baik di atas meja.

Sekarang, Hinata sadar, benda ini tidak pernah pantas untuknya.

"Aku lapar." Dalam sekali gerakan, Hinata bangkit berdiri. Ia belum mengisi perut sejak tadi. Itulah mengapa, lambungnya sudah terasa bergemuruh.

Dengan tampilan seadanya berupa kemeja lengan panjang dan rok span di atas lutut, Hinata berencana membuat makanan untuk mengisi rasa lapar. Ini adalah pakaian yang ia kenakan saat pergi bekerja tadi dan belum diganti sama sekali, namun dirinya tak lagi serapi ketika pagi hari. Hinata bahkan hanya menggelung rambut secara asal untuk menampilkan leher bersihnya.

Ketika baru saja membuka pintu kamar, Hinata dibuat tersentak pelan. Ia keluar bersamaan dengan Naruto yang juga baru saja keluar dari ruangan miliknya.

Hinata segera berpaling karena masih merasa salah tingkah oleh kejadian tatkala ia memeluk Naruto secara tidak sengaja.

Lagi pula, ini yang membuat Hinata merasa sedikit heran. Tidak biasanya Naruto menjadi lebih banyak diam di rumah. Seringnya, dia akan pergi hingga hanya Hinata yang akan mengisi kekosongan yang ada.

Namun karena tidak sepatutnya terlalu bertanya-tanya tentang hal itu, Hinata bergegas melangkah menjauh dan menyibukkan diri di area dapur.

Naruto juga tidak berniat berkata apa-apa. Ia memilih berjalan ke arah lain dan mengambil duduk. Namun, secara tidak langsung, posisi ini malah membuatnya dapat melihat kegiatan yang Hinata lakukan di sana.

Saat Hinata sedang sibuk memotong sesuatu, Naruto memperhatikan dalam diam. Tubuh belakang wanita tersebut adalah sesuatu yang ia dapati secara leluasa.

Tanpa sadar, tatapan biru itu bergerak seolah memindai. Menangkap potret dari rambut, turun ke leher yang jenjang, punggung dengan kemeja dan rok yang membentuk lekuk tubuh sangat baik, lalu terus bergerak perlahan hingga ke betis.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu