31

1.7K 231 62
                                    

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

Happy Reading

.

.


Sial.

Hanya satu kata tersebut yang secara spontan lolos dari bibir tipis Naruto seperti bisikan.

Naruto lupa -- bahkan tidak ingin tahu siapa nama pria yang kini sedang membalas tatapannya -- karena yang menjadi pemikiran utamanya saat ini adalah panggilan yang baru saja Boruto lantunkan padanya.

Papa?

Apa maksudnya ini?

Hinata bersama orang ini setelah perpisahan mereka?

Dia sudah--

"Papa sudah pulang!"

Suara kecil Boruto yang kembali terdengar, menghentikan sejenak berbagai macam pertanyaan di dalam kepala Naruto.

Pria yang masih berdiri di depan pintu itu kini mencoba tersenyum ke arah anaknya.

Pahami ini, maksud 'Anaknya'  yang Naruto ucapakan merujuk Boruto yang adalah anaknya, bukan anak orang itu.

Dan Naruto mulai tidak suka melihat wajah sosok tersebut, terlebih ketika Boruto berlari pelan mendekatinya, dan dia memberi ulasan senyuman hangat.

"Ya, Papa sudah pulang."

Sial.

Sekali lagi, tanpa sadar Naruto memaki dalam hati.

"Selamat datang!" Boruto begitu girang.

Kemudian, ketika Toneri kembali pada dirinya, tangan Naruto sudah terkepal. Erat sekali, sebab ia masih begitu kaget dan ... tidak begitu menerima ini.

Ditambah lagi dengan wajah sumringah yang Boruto tampilkan.

Anaknya bahkan belum pernah memberi senyuman selebar itu padanya.

"Selamat datang," Ino ikut membalas di belakang sana. Walaupun terkesan tetap sepenuh hati memberi sambutan, tetapi, Ino lebih condong merasakan atmosfer yang berbeda melingkupi sekeliling. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, namun, dua pria di hadapannya tampak memberi getaran kurang ramah satu sama lain.

"Di mana Mama?" sosok itu bertanya.

Kening Naruto mengernyit semakin dalam. Boruto tampak tenang-tenang saja. Seolah ... mereka sudah sangat saling terbiasa.

Sial.

Ketiga kalinya ia memaki dalam hati.

"Mungkin masih dalam perjalanan. Tadi, dia pergi menjemput Boruto di sekolah, tapi ternyata Boruto sudah pulang bersama pria ini."

Alis Toneri terangkat. Boruto bersama Naruto? Sudah sejak kapan orang ini melakukannya?

"Hm," lantas, Toneri hanya bergumam untuk membalas perjelasan Ino.

"Apa ini?" pertanyaan berikutnya merujuk pada kotak lumayan besar dalam dekapan Boruto. Toneri penasaran karena Boruto terus memeluknya sejak tadi.

"Mainan. Aku dibelikan mainan oleh ..." Boruto terdiam sesaat. Ia menoleh kepada Naruto yang membalas tatapannya tanpa kata-kata.

Boruto masih bingung harus memanggil Naruto dengan sebutan apa, karena Naruto tidak ingin disebut dengan panggilan yang biasa Boruto tiru dari Ino dan Ibunya saat berinteraksi dengan orang asing.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now