19

1.5K 230 29
                                    

____________________

Ombak dan perasaan seperti satu jiwa. Mereka tampak sama.

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

"Hei,"

Hinata tidak merespon saat Naruto menatapnya cukup dalam.

"Apa menurutmu ... aku ini aneh?"

"Kau bicara melantur. Bangun dan pindahlah."

Namun, Naruto masih enggan menyanggupi.

Hinata berpaling ketika biru di hadapannya seperti memberi sengatan tersendiri dalam dadanya.

Tatapan Naruto berubah sedikit layu. Ia merasakan sebuah tusukan aneh yang mengacaukan segalanya.

"Aneh. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi ... semuanya menjadi terasa sulit bagiku."

Alis Hinata mengernyit. Wajahnya diputar untuk kembali menghadap sang pria. Sulit apa maksud Naruto? Perkataan itu membuatnya ikut bertanya-tanya.

Tatapan mereka bertemu cukup lama.

Keparatnya, Naruto merasakan tarikan yang begitu kuat.

"Ya. Kurasa, memang ada yang aneh dengan diriku."

Begitu cepat, ia bangkit. Kedua tangannya seketika menangkap wajah Hinata dan membawanya merapat.

Mata Hinata terbelalak. Bibir mereka bertemu.

Ia dapat merasakan bagaimana Naruto sedang mengecap dirinya begitu dalam dan menggebu. Sangat tiba-tiba, hingga sulit rasanya untuk melepaskan diri.

Hinata memantung. Ia terlalu syok hingga otaknya seakan berhenti sejenak untuk memberi perintah pada tubuh. Sistem sarafnya seolah lumpuh, namun kemudian, pipi Hinata bersemu ketika Naruto melepas perpaduan dan kini menatapnya dalam jarak begitu rapat.

Napas mereka beradu. Hinata merasa tubuhnya meremang.

Ini adalah ciuman pertama mereka.

"Hinata ..."

Manik Hinata bergetar. Apakah Naruto sadar saat menyebut namanya?

Sesaat, tanpa melanjutkan kata untuk mengisi panggilannya, Naruto kembali meraup bibir tersebut. Sudah banyak bibir yang pernah Naruto kecup, namun, yang ini terasa sangat manis dan lembut.

Ia menarik tengkuk Hinata. Menuntun perpaduan mereka agar kian intens dengan raupan-raupan kecil yang Naruto sambarkan untuk membelai seluruh rongga mulut Hinata.

Tanpa sadar, tangan Hinata sudah berada di atas paha sang pria. Gerakan ini dilakukan secara tak sengaja ketika tubuhnya nyaris terhuyung ke depan.

Jantung Hinata berdebar sangat keras. Keras sekali hingga jiwanya bisa ikut keluar karena begitu terhanyut.

Sentuhan Naruto begitu hangat dan nyaman. Tetapi, Hinata sadar, Naruto mungkin tidak tahu apa yang sedang ia lakukan saat ini.

Seketika saja, segala kejadian menyakitkan yang ia alami -- melintas cepat. Segala penolakan Naruto, tatapan dan ucapan Shion, seketika itu juga, Hinata menarik diri dan mengukir jarak.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang