🥀 Ancaman

60.3K 1.3K 36
                                    

Hai semuanya! Terima kasih sudah menyempatkan waktu membaca karya ini:)

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen.

Cerita ini updatenya selang seling, ya



~Happy Reading~










Gedoran pintu yang cukup keras membuat Bella bergegas membuka pintu apartemen miliknya. Wanita itu tampak terkejut ketika mendapati Argio sudah berdiri di depan pintu dengan raut wajah yang begitu menyeramkan.

Tanpa diberi tahu pun ia tahu maksud kedatangan pria itu ke sini apalagi ekpresi wajah Argio sudah menjelaskan semuanya.

"G-gio ... ada apa kamu ke sini?" Bella menampilkan wajah bingungnya membuat Argio yang melihat itu berdecih.

"Tidak perlu basa basi!" ketusnya.

Argio melangkah maju mendekati Bella yang melangkah mundur menjauhi. Wanita itu tampak gugup dengan raut wajah yang begitu tegang.

"Apa maksudmu membuat berita bohong itu?"

"A-aku tidak paham maksudmu, Gio. Memangnya aku melakukan apa?"

"Akh ..." Bella terpekik kala Argio mencengkram lengannya. Ia merintih kesakitan dengan cengkraman yang semakin kuat dan tak berperasaan menekan kuku-kukunya di kulit mulus Bella.

"Aku tidak suka orang yang berbohong. Dan kamu sudah berani melakukan itu!"

"Oke, aku akui, memang aku yang melakukan itu. Tapi itu semua karna kamu menolak menjalin hubungan serius denganku, Gio. Aku sangat mencintaimu ..." lirihnya disertai ringisan kesakitan.

"Lalu? Kamu pikir dengan menyebarkan berita seperti itu aku akan mau menjalin hubungan denganmu? Jangan mimpi!"

Argio mendorong Bella cukup kasar membuat wanita itu jatuh tersungkur ke lantai. Perlakuan kasar yang pria itu berikan merupakan bentuk dari amarah yang sudah terpupuk di dalam dadanya. Ia tak segan-segan melakukan hal yang lebih kasar lagi dari ini.

"Akh ... sakit, kamu jahat Gio! Aku hanya ingin kamu membalas perasaan ku ..." Bella menangis terisak-isak dengan posisi masih terduduk di lantai.

Argio memutar bola matanya malas mendengar ocehan wanita di hadapannya sekarang.

"Sudah berapa kali aku katakan jangan pernah membawa-bawa perasaan. Tapi kamu sendiri yang melanggar, dan itu bukan salahku!"

"Sekali lagi kamu melakukan kesalahan yang sama ... aku bisa lebih kasar dari ini!" kecamnya tak main-main dengan ucapannya.

Bella mendadak membisu dengan ancaman pria tersebut. Argio berbalik badan lalu melangkah keluar dari apartemen Bella seraya membenarkan jas hitamnya.

"Sudah selesai?" tanya Hendrik ketika Argio baru saja sampai ke parkiran.

Hendrik memilih menunggu di parkiran apartemen tak ingin ikut campur dengan masalah Argio. Biarkan pria itu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan orang yang bersangkutan.

"Sudah. Apa paman sudah melenyapkan berita yang menyebar?"

"Kamu tahu, apapun yang kamu perintahkan akan selalu aku lakukan dengan sempurna. Kamu bisa cek ponselmu."

Argio mengeluarkan ponsel dari saku celana hitamnya lalu memeriksa berita buruk yang sempat menyebar di media sosial. Ia menipiskan bibirnya.

"Bagus. Aku sangat suka kerja Paman yang sesuai keinginanku."

Hendrik yang mendengar pujian Argio merespon dengan senyuman simpul.

"Sekarang, kamu ingin pulang atau ke perusahaan?"

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang