🥀 Berusaha Melepaskan Diri

53.3K 1.8K 174
                                    

Kukasih satu bab lagi, supaya semakin penasaran haha ...









Merry meletakkan nampan yang ia bawa lalu ia letakkan di atas meja dekat ranjang. Mata pelayan itu berkeliaran ke setiap sudut kamar yang kosong. Ia melangkah mendekati jendela kaca lalu membuka tirai membuat cahaya matahari pagi langsung masuk menerangi dalam kamar itu.

"Nona Naya!" Merry mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Tidak ada sahutan ataupun suara kehidupan dalam kamar mandi yang terdengar hening di dalam sana.

Merry memutar handel pintu tersebut lalu mendorongnya. Kosong, tidak ada sosok Naya di dalam sana namun lantai dalam kamar mandi itu basah, berarti baru saja digunakan. Merry kembali menutup pintu kamar itu lalu melangkah cepat keluar dari kamar. Dengan perasaan diliputi kegelisahan Merry mencari-cari di setiap sudut ruangan bahkan taman belakang mansion serta perpustakaan yang beberapa hari ini selalu Naya gunakan untuk membaca.

Merry bertanya pada para pelayan, namun mereka semua tidak melihat sosok Naya bahkan Naya tidak ada keluar dari kamar.

Argio yang tengah menikmati sarapan paginya bersama orang tuanya dan Chelsea, melirik Merry yang melangkah cepat ke taman belakang dengan raut wajah yang cemas membuat rasa penasaran Argio muncul.

"Di mana nona Naya," gumam Merry. Ia menatap taman yang kosong. Bahkan sekarang tengah hujan deras di sertai angin kencang.

Setelah memastikan Naya tidak ada di taman Merry kembali memasuki mansion. Pelayan itu kembali menaiki lantai atas tanpa menyadari mata tajam Argio terus memperhatikan dirinya.

"Kenapa Argio?" tanya Arga ketika melihat putranya menatap ke arah tangga.

Argio menggeleng dan kembali menyantap sarapan paginya. Chelsea menatap Argio dengan bibir mencembik. Otaknya terus bekerja memikirkan cara menyingkirkan Naya. Segala cara sudah ia lakukan. Tapi hasilnya selalu gagal.

"Aku sudah selesai," ucap Argio sambil mengusap sudut bibirnya dengan tissu.

"Kamu langsung ke perusahaan?" tanya Caesa mendongak menatap Argio.

"Iya, ada pertemuan penting," balas Argio seraya melirik sekilas pada Chelsea yang terus menatap dirinya.

Chelsea memilih tetap tinggal di mansion ini walau ayahnya meminta ia untuk kembali ke rumah. Tapi hatinya tidak akan tenang sebelum Naya terusir di mansion ini.

"Sedang mencari apa?"

Merry terperanjat kaget bahkan jantungnya terasa ingin lepas dari tempatnya. Wajah pelayan itu seketika pucat pasi melihat sosok tegap berdiri di ambang pintu kamar Naya. Mata Argio berkeliaran menatap dalam kamar Naya.

"Di mana Naya? Apa dia belum memakan sarapannya?" Argio mencecar beberapa pertanyaan ketika melihat makanan di bawa Merry sebelumnya tidak tersentuh.

Kedua tangan Merry yang saling bertautan langsung berkeringat dingin apalagi Argio tengah mencari-cari sosok Naya yang tak terlihat matanya.

"Tuan ... Em, nona Naya tidak ada di kamar ini." Merry berucap tergagap karna ketakutan tidak menemukan Naya yang tiba-tiba hilang.

Sebelah alis Argio terangkat."Maksudmu apa? Bicara yang benar!"

Suara Merry langsung tercekat di tenggorokan mendengar ucapan Argio yang menuntut penjelasan. Mata tajam hitam pekat itu terus menyorot ke arah sang pelayan.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang