🥀 Hancur

74.4K 1.4K 25
                                    

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen.

See you di part selanjutnya






~Happy Reading~








Naya terus melangkahkan kakinya sedikit tertatih-tatih dengan wajah pucat dan sorot mata yang tampak kosong. Sesekali ia mengusap air mata yang merembes dari pelupuk matanya yang tampak sembab. Wanita muda itu juga hanya berjalan kaki untuk pulang ke rumah, tidak ada uang sepeser pun yang ia pegang.

Naya terlihat sangat menyedihkan setelah mahkotanya direnggut lalu ditinggalkan begitu saja seperti seorang wanita murahan. Yang membuat wanita itu semakin hancur mahkotanya direnggut saat ia tidak sadar karna pengaruh minuman memabukkan itu.

Dengan tangan gemetar wanita itu memutar handel pintu rumah kontrakannya setelah satu jam berjalan kaki. Beruntung ibunya masih di rawat di rumah sakit, setidaknya ibu tidak tahu apa yang terjadi pada putrinya.

Naya memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Air mata wanita muda itu semakin meluruh ketika melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Bercak merah kebiruan tercetak jelas di sekujur tubuhnya. Dan bagian pangkal pahanya terasa sangat sakit.

Naya menarik napas dalam-dalam berusaha menenangkan dirinya. Bukankah ia memang berniat menjual keperawanan pada pria itu, tapi kenapa ia sangat hancur dan merasa tak terima mahkotanya di renggut. Sekarang ia merasa sangat kotor.

"Tenangkan dirimu, Naya. Anggap saja ini sebagai ganti dari uang 70 juta yang kamu pakai," monolognya pada diri sendiri.

Bukannya tenang Naya menangis semakin deras dan menjadi-jadi. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan yang berguguran butiran kristal bening.


Argio mengusap wajahnya kasar. Pikirannya selalu dipenuhi wajah wanita itu. Dan ada sedikit rasa bersalah dalam benaknya namun ia berusaha menepis rasa bersalah itu. Toh, Naya yang lebih dulu menggodanya. Lagipula ia juga sudah mengeluarkan uang puluhan juta untuk membantu wanita itu. Jadi, itu ia anggap sebagai imbalan untuk uang yang ia berikan.

Baginya Naya seperti tidak jauh beda dengan wanita penghibur yang ada di club tapi bedanya wanita itu masih perawan dan belum terjamah oleh lelaki manapun.

Argio membuang napasnya kasar dan berusaha untuk fokus pada pekerjaannya kali ini. Begitu banyak lembaran kertas di atas meja kerja pribadinya. Termasuk berkas untuk menyetujui kerja sama dengan perusahaan lain.

"Argio ..."

Suara serak Hendrik membuat Argio menatap sekilas pada pria yang kini masuk ke ruangannya. Ia kembali fokus pada lembaran kertas yang harus ia tandatangani.

"Kamu ke mana saja? Tiba-tiba pergi meninggalkan Bar tanpa memberitahu ku."

"Aku ada urusan mendadak. Bisakah paman keluar dari ruangan ini? Aku butuh ketenangan." Saat ini ia tak ingin diganggu termasuk diajak bicara.

Sebelah alis Hendrik terangkat sebelah. Ia melihat ada sesuatu yang berbeda dari Argio. Ia melangkah semakin mendekat pada pria yang memfokuskan pandangan matanya pada kertas yang ia pegang.

"Apa kamu ada masalah?" ucap Hendrik.

Argio memejamkan matanya sejenak. Sungguh, kehadiran Hendrik membuat kepalanya semakin pusing.

"Apa Paman tidak paham dengan ucapanku? Tolong keluar dari ruangan ini! Jika tidak ada sesuatu yang penting jangan datang ke sini!" sergah Argio sedikit emosi.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang