🥀Perkara Alergi

48.2K 1.2K 91
                                    

Hai semuanya! Apa kabar?

Kali ini aku update lagi!

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen.

Tandai kalau ada yang typo






~Happy Reading ~















Suara dentingan sendok dan garpu mengudara dan mengisi keheningan di ruang makan tersebut. Saat semua orang begitu menikmati hidangan yang disantap berbeda dengan Argio yang diam tanpa ingin menyentuh makanannya. Kepalanya dipenuhi Naya. Ia memikirkan nasih wanita tersebut. Ah, entahlah ia begitu memikirkan Naya.

"Bagaimana pekerjaanmu di perusahaan sekarang?"

Pertanyaan yang dilontarkan Arga membuat Argio langsung menatap sang ayah yang duduk berhadapan dengannya. Wajah Argio benar-benar duplikat Arga membuat dua pria itu terlihat sangat mirip.

"Semuanya berjalan dengan baik, Yah."

Caesa hanya menyimak obrolan antara ayah dan anak itu sambil menikmati makanannya.

"Kamu selesaikan semua urusan pekerjaan di perusahaan karna dua minggu lagi kalian berdua akan bertunangan. Ayah tidak ingin saat acara pertunangan berlangsung kamu sibuk mengurus pekerjaan," ucap Arga menatap Argio dan Chelsea bergantian.

Chelsea tersenyum lebar mendengar ucapan calon ayah mertuanya. Ia menoleh menatap Argio di sampingnya.

"Urusan pekerjaan bisa aku limpahkan pada Aldo, Yah."

"Malam ini kamu akan menginap di sini' kan?"tanya Caesa sembari mengusap ujung bibirnya dengan tissu.

Argio terdiam sejenak sebelum menjawab namun setelahnya menggelengkan kepalanya membuat Chelsea yang duduk di samping Argio memasang wajah kecewa. Padahal ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Argio. Jarak tempat tinggal yang cukup jauh membuat Chelsea tidak bisa selalu menemui Argio setiap hari.

"Aku ada urusan. Aldo baru saja mengirimkan pesan, besok aku harus terjun langsung melihat proyek yang sudah rampung," balas Argio.

"Kenapa tidak Aldo saja yang meninjau ke sana?" sahut Arga.

"Tidak bisa, Ayah. Harus aku sendiri yang ke sana. Mungkin lain kali aku menginap di sini."

Caesa tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaan diwajahnya tidak jauh beda dengan Chelsea. Hampir tiga bulan Argio tidak pulang ke rumah dan sekarang datang hanya sekadar mengobrol, makan bersama, dan setelahnya kembali pulang ke kota Jakarta. Sebagai ibu, ia ingin menghabiskan waktu dengan putra semata wayangnya. Bahkan kerinduan beberapa bulan ini belum sepenuhnya terobati.

Argio yang menyadari wajah sang bunda yang tampak suram kini mengulurkan tangannya menggenggam tangan Caesa.

"Aku janji akan kembali lagi ke sini setelah urusan pekerjaan ku sudah selesai, Bunda."

Dengan lemah Caesa mengangguk. Arga mengusap punggung istrinya lembut. Ia tahu apa yang Caesa rasakan sekarang apalagi istrinya sangat menyayangi putra semata wayang mereka berdua. Memang, setelah Argio menyelesaikan kuliahnya Arga langsung meminta putranya untuk terjun mengelola perusahaan.

"Lalu, bagaimana dengan rencana membeli cincin? Membeli gaun dan kemeja? Dua minggu lagi pertunangan kita berdua Argio."

Setelah memilih diam beberapa saat kini Chelsea membuka suara dan tampak protes dengan kesibukan Argio yang menyampingkan urusan pribadi. Apalagi ini menyangkut urusan pertunangan mereka berdua.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang