🥀 Karma Argio?

50.7K 1.9K 197
                                    

Yang tidak ingin menunggu lama update-an cerita ini, bisa baca di aplikasi Good Novel. Di sana sudah aku revisi.









Nayflower adalah toko bunga yang berdiri kokoh di pusat kota. Tiga tahun lalu dibangun dan sekarang berkembang cukup pesat. Nama Nayflower sendiri dicetuskan oleh Naya sendiri sebagai pemilik toko. Bahkan modal usaha untuk membangun toko bunga tersebut sebagian dari Hendrik. Pria paruh baya itu ikut andil dalam membangun bisnis usaha yang Naya geluti sekarang. Bagaimana pun Hendrik ingin kehidupan Naya tercukupi dari hasil usaha toko bunga yang sekarang cukup melambung saat ini.

Setelah melahirkan putranya di Jakarta, Naya memilih kembali ke kota Surabaya dan sudah pasrah bahkan siap dengan rentetan pertanyaan dari sang ibu apalagi ia pulang membawa seorang bayi.

Kecewa? Tentu saja, ibu mana yang tidak kecewa ketika putrinya pulang membawa bayi dari hasil hubungan terlarang dari seorang pria tanpa ada ikatan pernikahan. Bahkan ibu Ani hampir tumbang mendengar pernyataan pahit dari Naya. Bukan hanya semburan kemarahan yang Naya dapatkan tapi tamparan keras.

"Lebih baik ibu mati daripada putri ibu merendahkan harga dirinya pada laki-laki."

Itu kata-kata yang terlontar dari mulut ibu Ani waktu itu. Tapi sekarang, semuanya kembali seperti semula. Bu Ani menerima semuanya walau pedih melihat nasib menyedihkan menimpa Naya yang membesarkan putranya seorang diri tanpa ada sosok suami. Sosok ayah dari Levin selalu dipertanyakan oleh orang-orang sekitar dan menjadi beban untuk Naya sendiri.

Lalu apakah Naya harus berkata jujur? Tentu saja tidak, ia berusaha menutupi semuanya termasuk tentang ayah dari putranya. Naya berusaha menghapus Argio dalam hidupnya dan mengatakan hal bohong pada semua orang tentang Argio demi melindungi putranya dari mulut jahat orang-orang.

kini, Naya tampak serius menatap lembaran kertas dalam map biru. Hasil penjualan bunga ditoko miliknya akhir-akhir ini semakin tinggi dan menciptakan kepuasan dalam hati Naya. Ia bahkan sudah memikirkan jauh-jauh hari ingin membuka cabang toko bunga pertamanya. Bunga yang Naya jual pun sangat berkualitas. Ia belajar banyak dari Monic cara mengelola usaha yang ia geluti sekarang bagaimana pun Monic sangat berjasa.

Naya yang tengah duduk di kursi kerjanya kini menoleh ke arah sosok kecil yang terlihat tertidur pulas di atas kasur. Setelah pulang dari toko dan mandi sore bocah 5 tahun itu langsung tertidur, mungkin kelelahan karna Hendrik mengajak Levin jalan-jalan sebelum pria itu kembali lagi ke Jakarta.

Naya membereskan meja kerjanya lalu bangkit dari tempat duduknya. Ia ikut membaringkan badannya di samping Levin. Tangan lentik Naya membelai lembut pipi berisi kemerahan putranya. Senyuman merekah di bibir Naya. Levin bagai lentara terang yang menerangi kegelapan dalam hidup Naya yang gelap gulita dan ia sangat menyayangi putranya walau Levin hadir karna sebuah kesalahan.

"Mungkin sangat berat untukmu hidup tanpa ayah tapi Mama berjanji akan membuat kamu bahagia tanpa kehadiran sosok ayah," gumam Naya lirih lalu mengecup pipi Levin.

Tidak dipungkiri Levin selalu mempertanyakan keberadaan sang ayah. Bagaimana tidak, saat anak-anak sebayanya bahagia dengan keluarga yang lengkap, Levin hanya diam memperhatikan dengan pertanyaan dalam benaknya.

Kenapa ayah tidak pernah pulang? Ke mana ayah pergi? Pertanyaan itu selalu terlontar dari mulut mungil Levin pada sang mama.

Mata Naya masih memperhatikan wajah Levin. Yaa, wajah Levin memang mirip dengan Argio dan itu yang terkadang membuat Naya sulit melepaskan sosok pria itu dalam ingatannya. Terkadang ia merasa kesal kenapa anaknya mewarisi rupa seperti Argio sedangkan ia yang melahirkan dan merawatnya tapi sekarang ia sadar bahwa Tuhan sangat adil. Dulu Argio meragukan anak yang ia kandung dan mungkin pria itu tidak bisa mengelak lagi bila Levin memang putranya.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang