🥀Diculik?

54.3K 1.2K 55
                                    


Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen.

See you di part selanjutnya

Tandai bila ada typo


~Happy Reading ~














Ibu Ani membantu Naya berbaring ke kasur. Tubuh wanita muda itu begitu lemas setelah memuntahkan isi dalam perutnya. Bahkan kepalanya sangat pusing.

"Sekarang kamu istirahat, Nak. Ibu akan membuatkan teh jahe untukmu," ucap ibu Tini mengusap penuh kasih sayang kepala Naya.

Wanita itu mengangguk lemah dengan kedua mata terpejam merasakan rasa pusing yang semakin menjadi-jadi. Ia merasa rumah ini seperti berputar-putar. Ibu Ani keluar dari kamar menuju dapur.

"Bila aku terus seperti ini bagaimana bisa bekerja ..." gumam Naya merutuki keadaannya sekarang. Apalagi ia menjadi tulang punggung.

Sekitar beberapa menit ibu Ani kembali masuk ke dalam kamar membawa secangkir teh jahe hangat. Minuman ini sangat cocok untuk masuk angin termasuk meredakan kondisi saluran napas dan hidung tersumbat.

"Ayo minum dulu, Nak." Wanita paruh baya itu membantu Naya bangkit dari kasur lalu memberikan secangkir teh jahe hangat.

"Sebaiknya besok libur saja bekerjanya. Ibu tidak tega melihat kamu bekerja dengan keadaan seperti ini."

Naya meletakkan cangkir yang menyisakan setengah teh jahe di atas meja.

"Aku tidak bisa libur, Bu. Mungkin besok aku akan kembali pulih." Naya tersenyum meyakinkan.

Ibu Ani menghela napas berat."Tapi kondisi kamu sangat mengkhawatirkan. Gejalanya sangat mirip seperti orang hamil."

Uhuk! Uhuk!

Naya tersendak ludahnya sendiri mendengar ucapan yang ibunya lontarkan.

"Naya, kamu tidak apa-apa?" Ibu Ani mengusap-usap dada Naya. Ia kembali memberikan teh jahe pada putrinya

"Aku tidak apa-apa, Bu. Aku ingin istirahat," ucap Naya ketika batuknya mulai mereda. Ketakutan muncul dalam benaknya dengan ucapan sang ibu.

"Ya sudah, sekarang istirahat."

Ibu Ani menutupi setengah tubuh Naya dengan selimut tipis berkarakter Hello Kitty ketika putrinya sudah berbaring. Naya benar-benar bersyukur memiliki orang tua seperti ibunya yang sangat perhatian. Walaupun harus mengorbanan dirinya sendiri untuk memulihkan ibunya dari penyakit yang di derita.

Setelah ibunya keluar dari kamar, Naya menatap atas langit-langit kamar. Menerawang bagaimana ke depannya nanti. Tangannya kembali terulur mengusap perut datarnya. Ia masih tidak menyangka tengah hamil. Seolah semuanya hanya mimpi.

"Apa yang harus aku lakukan pada janin yang aku kandung sekarang? Apa harus digugurkan?"

Ide gila itu terlintas dalam kepala Naya. Apalagi mengingat respon Argio yang tak percaya ia mengandung anak pria itu. Apa ia semurahan itu di mata Argio? Mengingat itu membuat dada Naya terasa panas.


Suara ketukan pintu berkali-kali terus berbunyi di depan pintu. Ibu Ani yang pagi-pagi sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi dan bekal untuk Naya segera membuka pintu.

Wanita paruh baya itu mematung sejenak dengan tatapan bingung melihat tiga pria dengan pakaian formal sudah berdiri di depan pintu.

"Kalian siapa?" tanya bu Ani memperhatikan satu-satu pria di hadapannya.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang