01: Penantian Tanpa Kepastian

3.2K 99 32
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan komennya ya, karena itu sangat amat berarti bagi author, terima kasih banyaaakk❤️

"Penantian tanpa kepastian itu melelahkan dan tak kunjung mendapatkan jawaban, perasaan diciptakan bukan untuk dipermainkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Penantian tanpa kepastian itu melelahkan dan tak kunjung mendapatkan jawaban, perasaan diciptakan bukan untuk dipermainkan. Tapi, mengapa sampai saat ini selalu saja ada orang yang menyia-nyiakan arti dari sebuah ketulusan?"
***

Kita memang tidak bisa membohongi perasaan, karena untuk apa jika kita harus mencintai orang yang tidak kita cintai dan memaksa untuk menaruh perasaan padanya? Bukankah lebih baik kita tidak memberikan perhatian lebih pada orang tersebut? Tentu saja seharusnya seperti itu. Tapi, berbeda dengan Januari Pradipta, ia tidak bisa membohongi perasaannya yang kini semakin tumbuh pada Maret Khamaura. Tapi di satu sisi ada Februari Naraouvan, perempuan yang selalu menemaninya dalam suka mau pun duka, yang ternyata selama ini diam-diam mencintainya tanpa ia sadari itu, perasaan perempuan itu selalu terabaikan dan tak terbalaskan.

"Aku seneng rasanya, kalau selalu ada di dekat kamu, aku boleh minta satu permintaan nggak sama kamu?? Eum, nggak keberatan sama sekali 'kan?" tanya Maura, ia pun menatap serius laki-laki yang berada di sampingnya.

"Apa pun permintaan lo, gue akan berusaha buat penuhi itu." Januari menanggapi pertanyaan dari Maura dengan senang hati, tentu saja begitu, karena ia begitu menyayangi Maura.

"Tapi, aku mau kamu jangan kaget atau pun nolak permintaan ini, bisa? Aku harus bilang ini sama kamu, biar hati aku tenang," ucap Maura, ia menatap sendu pada kekasihnya itu.

"To the point aja, ya, Ra. Lo kayak ngomong sama siapa aja, padahal gue itu pacar lo," balas Januari, dalam benaknya ia merasakan ada sesuatu yang tidak enak, entah apa, mungkin ia segera mengetahui mengenai itu.

Entah seperti apa tanggapan Januari nantinya jika Maura berkata mengenai permintaan sejujurnya yang ingin diutarakan kepada kekasihnya itu, tapi mau tidak mau suka tidak suka ia harus memberitahukan ini semua dari pada ia harus berteman dengan rasa sakit dan mengorbankan perasaannya.

"Aku mau, kamu menjauh dari Febri."

Januari yang mendengar keinginan Maura pun langsung menatap tajam ke arah perempuan itu, Maura yang melihat tatapan tajam Januari pun menjadi takut dibuatnya. Tetapi mau bagaimana lagi? Ia tak mau menunda kembali kemauannya itu. Ia pun tidak akan membiarkan Februari merebut cinta Januari dari dirinya, meskipun ia tahu bahwa Februari adalah teman atau dikatakan sahabatnya sendiri.

"Ra, lo serius minta ini sama gue?" tanya Januari dengan penuh kecewa.

Maura mengernyit. "Kenapa? Apa itu salah? Kenapa kamu panik kayak gini? Aku cuman pengen kamu jauh dari Febri. Karena semakin kamu deketin dia, semakin banyak pula rasa sakit yang nantinya aku tanggung, Janu! Aku nggak bisa! Aku nggak suka lihat kamu akrab sama dia!" tegasnya, ia tak mampu lagi menahan segala kekesalan yang semakin menjadi-jadi.

Januari Untuk Februari [OPEN PO] Where stories live. Discover now