11: Februari Kalah, Maura Pemenangnya

858 27 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan komennya ya, karena itu sangat amat berarti bagi author, terima kasih banyaaakk yaa❤️

"Terkadang orang yang tidak menyukai kita itu ada di dekat kita, bisa itu teman, ataupun orang yang selama ini kamu percaya

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

"Terkadang orang yang tidak menyukai kita itu ada di dekat kita, bisa itu teman, ataupun orang yang selama ini kamu percaya. Februari begitu peduli pada Maura sebagai sahabatnya, bahkan saat Maura membutuhkannya, Februari selalu berusaha ada untuknya sebagai sahabatnya, tapi justru kini Maura sendirilah yang telah merebut apa yang selama ini Februari perjuangkan. Seperti di awal, mengenal cinta, harus siap berkenalan dengan lukanya."
***

Maura tentu saja berharap Februari dan Januari akan berjarak mulai hari ini, tidak saling bertegur sapa lagi. Agar ia bisa dekat dengan Januari tanpa ada hambatan apa pun, ia tidak akan membiarkan Februari merebut Januari darinya, karena dirinya tidak akan pernah rela Februari merebut apa yang sudah menjadi miliknya. Ia menunggu momen di mana Januari dan Februari akan bertengkar karena semua ini, jika itu terjadi ia bahagia.

"Ayo dong. Bertengkar, aku suka itu. Biar kalian nggak saling deket-deket lagi, karena Januari itu hanya milik Maura, bukan Februari," batin Maura, ia sudah tidak sabar menunggu itu akan terjadi, karena tentu saja akan menambah kebahagiaan hidupnya, kenapa? Karena ia senang jika Januari dan Februari saling berjauhan satu sama lain memang itu yang ia tunggu.

Januari membalas ucapan selamat yang dilontarkan oleh Februari. "Maaf aku nggak jujur soal ini, aku berusaha buat tutupin semua ini, tapi akhirnya kamu tahu sendiri. Aku harap kamu juga ikut bahagia tahu akhirnya aku nemuin pilihan hatiku lagi, Feb. Aku sayang sama Maura, setiap aku ada di dekat Maura, aku merasa nyaman."

"Anda aja kamu menyadari perasaan yang aku rasakan selama ini," ujar Februari, tentu saja perkataannya itu mampu membuat Januari bingung dan merasa tersindir pada sesuatu.

"Dari awal aku menyadari semua itu, tapi hati aku nggak bisa bohong lagi, Feb. Aku suka sama Maura bertepatan waktu aku mau ungkapin perasaanku pada kamu yang dulu pernah sempat tumbuh, tetapi sekarang aku lupakan  perasaanku itu, karena di hatiku itu hanya ada Maura," jelas Januari, dari pada ia harus berbohong lagi kepada Februari, lebih baik ia berterus terang saja agar tidak ada yang ditutupi lagi.

"Kalau aja kita bisa tukar posisi, kamu bakal tahu gimana rasanya jatuh cinta sendirian itu menyakitkan! Aku nggak pernah terpikirkan kalau aku bisa jatuh cinta sama kamu, perasaan itu tumbuh seiring berjalannya waktu Januari," lirih Februari, tidak segan ia mengungkapkan unek-uneknya yang selama ini ia rasakan dan ia simpan.

Oktav, Zukorov dan Riko, mereka pun jadi membayangkan bagaimana sakit nya ada di posisi Februari, berharap pada orang yang dicintai tetapi orang itu malah mencintai ke lain hati. Ada di posisi seperti itu benar-benar tidak enak dan tidak mudah, terlebih jika dari awal tak menyadari kenyataan yang sebenarnya telah lama ditutupi.

"Nggak tega gue sama Febri, kasihan. Soalnya dia selama ini baik banget sama Januari, bahkan kalau Januari butuh, Februari selalu ada untuknya. Tapi sekarang? Balasannya? Februari malah dapet sakit hatinya aja," bisik Riko pada Oktav dan Zukorov, jujur ia lebih memihak Februari dari pada Januari, itu karena tidak seharusnya teman dekatnya itu mempermainkan perasaan seorang perempuan. Sedari dulu ia telah berusaha memberikan Januari saran, tapi tak didengarkan.

"Gue juga udah berkali-kali ingetin Janu, tapi Janu nya sama sekali nggak peduli sama perasaan Febri. Terpaksa gue nggak bisa ini itu, yang namanya perasaan itu nggak bisa dipaksakan, semua harus berawal dari kejujuran bukan kebohongan," kata Zukorov, sambil memperhatikan ketiga orang yang sedang berusaha mencari jalan keluar dari perasaan yang dirasakan.

"Aku yakin, bagaimanapun keadaan yang lagi nerpa kalian berdua, tapi hati kalian akan tetap bersatu suatu saat nanti, karena kalian sebenarnya sama sama saling mencintai, aku yakin itu, Feb." Oktav membantin, ia sebenarnya mendukung jika Februari dan Januari saling mencintai, tapi ini hanya Februari saja yang mencintai Januari seorang diri, ia tidak mau itu akan menyakiti hati Februari secara terus-menerus, lebih baik Februari mundur dari pada nantinya terpuruk.

Januari dan Februari malah saling memalingkan wajah, Februari sedang berusaha menahan sesal yang ada di dalam hatinya, sedangkan Januari merasa risih dan kesal pada Februari yang terkesan tak belajar melupakan.

"Aku jadi risih sama kamu, Feb. Kamu lupakan aja aku, se simple itu 'kan? Sekarang semuanya udah pada tahu, lebih baik kamu menghindar dari aku dan jangan pernah menyimpan rasa lagi sama aku, kalau itu bikin kamu sakit. Dari awal, aku nggak pernah minta buat kamu suka sama aku, tapi ini semua datang dalam diri kamu sendiri!" tegas Januari, ketika dirinya panjang lebar memberikan penegasan pada Februari, tapi perempuan itu seperti tidak mau mendengarkannya.

Maura mendekat ke arah Januari dan Februari, lalu Maura menggenggam erat telapak tangan kanan Januari, ia berusaha memanas-manasi Februari.

"Kamu denger sendiri 'kan apa yang Janu katakan? Jadi, nggak usah kamu nampilin wajah kamu yang biasa aja itu di depan Janu. Menurutku kamu itu nggak tahu malu, orang jelas-jelas Janu nggak suka sama kamu, tapinya kamu malah maksa suka sama dia, ish mending mundur deh!" sewot Maura, ia memutarkan bola mata malasnya, saat ini ia semakin erat menggenggam telapak tangan Januari, kini ia merasa telah benar-benar menjadi pemenang.

Tanpa disadari oleh Januari, Februari, Maura, Oktav, Zukorov dan Riko. Kini April berada di antara mereka karena tadi ia tidak sengaja melihat mereka semua sedang berkumpul, namun, ia merasa perkumpulan kali ini berbeda dan tidak seperti biasanya. Justru, kali ini pertengkaran yang tengah ia lihat.

"Anjay, sejak kapan lo ada di sini Pril?Kek jurig aja!" celetuk Zukorov, ia tak sadar jika ada April di sampingnya, perempuan itu pun ikut menyaksikan perdebatan antara Januari, Februari dan Maura yang semakin memanas.

"Tadi nggak sengaja lihat kalian, jadi penasaran, gue ngerasa ada yang beda aja kali ini," balas April, kini tatapan matanya makin fokus memerhatikan ketiga temannya itu sedang berdebat.

Riko menghampiri April. "Febri udah tahu, Pril. Kalau ternyata perempuan yang selama ini sering banget Januari ceritain sama dia, itu Maura. Sahabat baiknya sendiri, begitulah," ucapnya.

April membelalak, ia benar-benar tak menyangka, rupanya laki-laki yang  dimaksud oleh Maura adalah Januari. Sedangkan Maura sendiri mengetahui bahwa Februari begitu mencintai Januari, sungguh ia benar-benar tidak menyangka mengetahui ini semua.

"Tuh, pantes aja, gue ada firasat yang nggak enak semalam. Soal chat Maura di grup, ternyata selama ini laki-laki yang dia maksud itu Januari, Februari gue bisa merasakan sesak yang lagi lo rasakan sekarang, rasanya sakit hati banget. Sabar ya, Feb. Namanya juga ngenal cinta, harus siap menerima luka kalau suatu saat ada kenyataan menyakitkannya, tapi kini kenyataan itu udah lo ketahui," gumam April, ia merasakan bagaimana sulitnya ada di posisi Februari, rasanya sakit sekali.

 Namanya juga ngenal cinta, harus siap menerima luka kalau suatu saat ada kenyataan menyakitkannya, tapi kini kenyataan itu udah lo ketahui," gumam April, ia merasakan bagaimana sulitnya ada di posisi Februari, rasanya sakit sekali

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

YTTA AJA SII, JANU dari awal ya gitu.

Sampai jumpa di next bab ya kawan kawan, apa perasaan kalian setelah membaca bab ini? Main tebak"an aja intinya ya haha. #25hari bersama Janu dan Febri, ada cerita ada makna.

Januari Untuk Februari [OPEN PO] Där berättelser lever. Upptäck nu