04: Bertahan Teringat Orang Tersayang

1.3K 45 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan komennya ya, karena itu sangat amat berarti bagi author, terima kasih banyaaakk❤️

"Rasa sakit itu yang membuatmu kuat untuk bertahan sampai sejauh ini, meski terkadang suasana, kondisi hati tidak memungkinkan sekali pun, tapi kamu tetap berusaha untuk tetap kuat menjalani semua ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rasa sakit itu yang membuatmu kuat untuk bertahan sampai sejauh ini, meski terkadang suasana, kondisi hati tidak memungkinkan sekali pun, tapi kamu tetap berusaha untuk tetap kuat menjalani semua ini."
***

Februari baru pulang dari taman, tadi ia diantarkan pulang oleh Oktav. Kini ia berada di dalam kamarnya, setelah merapikan apa yang harusnya dirapikan, ia pun baru saja selesai mandi. Suasana rumah masih terasa sepi, karena kakaknya masih bekerja.

"Abang masih kerja, aku sendirian di sini, rumah ini jadi sepi semenjak nggak ada mama sama papa, aku jadi rindu sama mereka berdua." Februari bergumam, tatapannya tertuju pada bingkai foto yang berada tepat di atas lemari yang berada di samping kasur.

Februari langsung meraih bingkai foto itu, kemudian ia pun melihat gambar keluarganya saat semuanya baik-baik saja, kini keadaan tidak lagi sama. Ini semua bisa menjadi seperti ini, semenjak kepergian Nara dan  Vano, kedua orang tuanya.

"Ma, Pa. Febri kangen banget sama kalian, tenang di surga, ya. Dari sini Febri selalu do'ain mama sama papa. Aku sama abang pasti selalu sayang sama mama dan papa," lirih Februari, setelah lama menatap foto di bingkai itu, Februari langsung memeluk erat bingkai tersebut, disertai kerinduan yang terasa begitu mendalam pada mendiang kedua orang tuanya itu, ia pun seraya mendo'akan yang terbaik.

Jujur, bisa ada di titik kuat sampai saat ini saja merupakan sesuatu yang tak pernah Februari sangka-sangka. Berkali-kali ia mengucapkan terima kasih kepada dirinya sendiri karena sudah bertahan sampai saat ini. Tentu ia juga sangat berterima kasih kepada saudara kandungnya, Bang Tenggara. Selalu sabar menghadapi sikapnya dan selalu menyemangatinya ketika sedang tidak bersemangat, Februari juga merasa beruntung mempunyai kakak sebaik Tenggara, dia selalu ada dalam suka mau pun duka, kakaknya itu pun selalu mendengarkannya saat ia membutuhkan tempat bercerita.

"Aku mau siapin makan malam dulu buat abang, buat nanti kalau udah pulang, laper, makanan udah siap," ucap Februari, lalu ia pun bergegas menuju dapur, memasakan sesuatu makanan yang disukai oleh Tenggara.

Jika kalian bertanya-tanya makanan apa yang disukai oleh Tenggara, itu pasti Februari langsung tertuju pada resep ayam krispi yang diberikan oleh almarhumah Nara, mamanya. Ia masih teringat akan resep tersebut, Tenggara pun sangat menyukai ayam krispi itu, kini Februari memasak dengan penuh semangat. Ketika ia memasak ayam krispi, tiba-tiba saja ia teringat akan almarhumah mamanya, rasa rindu itu semakin menjadi-jadi.

"Bumbu udah sesuai dengan resep, bentar lagi selesai juga nih masaknya, euuum, harumnya juga enak banget. Semoga saja abang bakalan suka, soalnya ini baru yang sekian kalinya aku bikin ayam krispi lagi, biasanya sih masak menu yang lain, hehe," ujar Februari, ia memasak dengan penuh semangat, hingga pada akhirnya ia pun telah selesai memasak ayam krispi, sesuai dengan ekspektasinya.

Setelah selesai memasak ayam krispi itu, Februari memasukkan masakan buatannya itu di atas meja makan, kemudian ia tutupi makanan tersebut menggunakan tudung saji, Februari merasa leluasa karena ia telah selesai menyiapkan semuanya. Kemudian ia pun kembali berjalan menuju kamar, setelah berada di kamar, ia langsung duduk di atas kasurnya yang empuk.

"Ada apa ini? Kenapa rame banget di grup?" tanya Februari, ia menatap layar ponselnya itu begitu fokus, lalu ternyata saat ia membuka room chat grup itu rupanya berisikan kegabutan dari April dan Maura. Tapi, Februari salah fokus pada pesan Maura yang membahas seseorang yang sedang dekat dengannya, ia jadi penasaran.

Grup Hoa Hoe😭🥰🐣🌞
Mauraaacuu😭, Aprilcuuu🐣, dan kamu.

Mauraaacuu😭: gue mau cerita, gue lagi sama seseorang yang spesiaaaaal bgt di hidup gue.

Aprilcuuu🐣: Jeh elah, siapa si. Spil dong spil siapa orangnya, penasaran.

Aprilcuuu🐣: kalau ngga spil, nggak asik ah, mainnya rahasia-rahasiaan.

Aprilcuuu🐣: Feb, lu nongol napa uy, dari tadi nyimak-nyimak bae, huhu..

Mauraaacuu😭: gue nggak bisa kasih tahu sekarang, intinya sekarang doi lagi sama gue, mas crush gue banget dari dulu, akhirnya gue dapetin dia juga, tapi gue nggak mau kasih tau👻

Aprilcuuu🐣: Feb, jgn ditemenin aja gasii? Licik dia mah, ga aci ah. Nggak mau ngasih tau, uda gausa diajakin.

Anda: aku dari tadi nyimak😭 maaf.

Mauraaacuu😭: kenapa baru nongol sii Feb, aku lagi kesem-sem bgt tauu.

Anda: kenapa sii Raaa, spil dung. Jgn disimpen sendirian teroz, aku sama April jadi ikutan kepo juga ni hahaha.

Mauraaacuu😭: ntar aja ya kapan2

Anda: kapan kapan kita ke Dufan???

Aprilcuuu🐣: nah bener tu, karena Lo nggak mau ngasih tau kita berdua, mendingan Lo traktir gue sama Febri maen ke Dufan, itung-itung PJ yaa🤣

Anda: kalau ini sii aku setuju banget.

Aprilcuuu🐣: habisnya lo ngeselin banget Ra, punya gebetan ga cerita sama kita, diem-diem bae lo ma ah.

Mauraaacuu😭: diam yah kaliaaan berdua, jangan ganggu. Aku tuu lagi seneng banget, pokoknya tu bahagia banget aku malam ini, hujan, terus lagi di kafe bareng sama dia, lucuuu.

Aprilcuuu🐣: lebay Lo ah, ngetik aja bisa, ngasi tahu kagak. Ngeselin bgt.

Anda: eh ges akuu mau beberes dulu ya, kalian berdua lanjut chatan ajaaa.

Aprilcuuu🐣: ia gapapa feb, night ya.

Mauraaacuu😭: cemungut yaa pren!

Anda: okay semua yaaa, thanks yaa🧸

"Mata udah ngantuk banget, pengen tidur tapi masih ada yang dipikirin," gumam Februari, seraya mengukir senyuman tipis dari raut bibirnya itu.

Setelah membalas pesan pada kedua sahabatnya itu, Februari langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia sudah merasakan kantuk yang tak dapat ditahan-tahan lagi. Tiba-tiba saja ia merasa sedih, biasanya setiap malam selalu ada yang mengucapkan selamat malam dan mencium kening nya, yaitu mendiang kedua orang tuanya, tapi kini sudah tidak ada yang seperti itu lagi, ia benar-benar sedih.

"Ma, Pa. Jujur, Febri kangen banget, biasanya tiap malem mama dan papa suka tiba-tiba masuk ke dalam kamar Febri, terus cerita-cerita, beda sama sekarang, Febri kesepian banget," lirih Februari sambil menatap langit-langit kamarnya ia teringat masa-masa saat kedua orang tuanya menemaninya, ia sangat merindukan kenangannya itu.

Selama ini Februari bertahan, karena ia teringat akan pesan dari mendiang kedua orang tuanya, untuk tetap kuat dalam kondisi apa pun. Ketika dulu ia sempat menyerah dengan keadaan, tapi ia selalu teringat akan pesan dari kedua orang tuanya begitu bermakna.

 Ketika dulu ia sempat menyerah dengan keadaan, tapi ia selalu teringat akan pesan dari kedua orang tuanya begitu bermakna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sampai jumpa di next bab ya kawan kawan, apa perasaan kalian setelah membaca bab ini? Main tebak"an aja intinya ya haha. #25hari bersama Janu dan Febri, ada cerita ada makna.

Januari Untuk Februari [OPEN PO] Where stories live. Discover now