02: Hujan Dan Kekecewaan

1.9K 68 13
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan komennya ya, karena itu sangat amat berarti bagi author, terima kasih banyaaakk❤️

"Untuk apa mengharapkan perasaan akan terbalaskan dari orang yang kamu cintai, sedangkan kamu hanya mencintainya seorang diri? Dia? Sama sekali tidak pernah mengharapkan cintamu itu, karena di hatinya itu orang lain, bukan kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk apa mengharapkan perasaan akan terbalaskan dari orang yang kamu cintai, sedangkan kamu hanya mencintainya seorang diri? Dia? Sama sekali tidak pernah mengharapkan cintamu itu, karena di hatinya itu orang lain, bukan kamu. Tapi anehnya, kamu malah mengharapkannya, hingga kamu sendiri yang mendapatkan kekecewaannya."
***

Merasa seperti dipermainkan begitu saja, rasanya Februari sudah mulai muak dengan semua ini. Lagi dan lagi Januari mengingkari janjinya, jika satu kali terjadi, mungkin Februari bisa memaklumi itu, tetapi ini? Sudah yang kesekian kalinya Januari telah mengingkari janjinya padanya. Lantas apa ia harus rela menanti yang tidak pasti seperti ini? Andaikan saja bukan Januari yang akan menemuinya pada malam ini, mungkin Februari sudah menolaknya dengan cepat. Tapi ini, Januari, teman yang selama ini dekat dengannya, bahkan hingga saat ini ia masih diam-diam mencintai Januari.

"Segini tuh kamu, kalau bukan kamu aku nggak mau nunggu sesuatu yang nggak ada ujungnya kayak gini. Mama sama papa kamu baik banget sama aku, makanya itu aku juga berusaha kasih feedback yang baik, andaikan aja kamu tahu gimana capeknya aku nyimpen perasaan selama ini sama kamu, Janu. Tapi emang seharusnya aku nggak boleh berharap lebih, tapi yang namanya perasaan nggak bisa dibohongin," tutur Februari, ia masih sabar menanti hadirnya Januari di sini, meskipun langit malam ini sudah terlihat gelap sekali dan ada beberapa cahaya petir, dugaan ternyata tidak meleset, hujan turun pada malam ini.

"Ada apa nih ada apa? Pasti lagi ada mau nya ini mah, kenapa sii Janu? Coba cerita sama Febri, apa yang Janu mau? Karena Febri udah pasti tahu, kalau Janu nyamperin Febri tiba-tiba kayak gini pasti ada sesuatu," tanya Februari pada Januari, kini tatapan nya tertuju pada Januari yang sedang bersandar di pundaknya, padahal ia sedang sibuk mengerjakan tugasnya.

"Cilok. Jangan sibuk nugas mulu dong, gue bosen ni. Nggak ada temen main, diem diem bae gue di tempat duduk gue. Sabi la ajak gue main permainan kertas gunting batu gitu, atau main meji kuhi bi niu, terserah lo, intinya gue beneran gabut nih," ajak Januari pada perempuan yang sedang sibuk dengan tugas, sampai tidak sempat menolehkan pandangan kepadanya.

 Sabi la ajak gue main permainan kertas gunting batu gitu, atau main meji kuhi bi niu, terserah lo, intinya gue beneran gabut nih," ajak Januari pada perempuan yang sedang sibuk dengan tugas, sampai tidak sempat menolehkan pandangan kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Januari Untuk Februari [OPEN PO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang