20: Merelakan Rasa Yang Pernah Ada

721 19 1
                                    

Terimakasih untuk yang diam-diam setia menunggu cerita ini, saya bersyukur bisa mengenal kalian. Sepertinya ini tanda-tanda kalau cerita Janu sama Febri akan segera berakhir, karena nantinya saya akan fokus pada kisah Valendra dan Cendikia di Cowok Cupu Itu Suamiku.

"Sebelum kita menjadi asing seperti ini, rasanya dulu pernah ada cerita indah menimbulkan rasa berupa cinta yang tak akan terlupa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sebelum kita menjadi asing seperti ini, rasanya dulu pernah ada cerita indah menimbulkan rasa berupa cinta yang tak akan terlupa. Kenangan yang ada di dalamnya, apa mungkin akan kembali mempersatukan kita? Meski saat ini salah satu di antara kita tengah berusaha merelakan rasa yang pernah ada."
***

Meski Februari kecewa pada Januari, namun, sejujurnya ia tidak mau jika mereka berdua harus bersikap tidak mengenal satu sama lain seperti ini. Biar bagaimanapun juga Februari pernah mengenal Januari dengan sangat baik, ia jadi berpikir lebih baik ia tidak perlu berlebihan menanggapi segala kekecewaan yang ia rasakan.

"Feb, gue tahu lo kecewa sama gue. Tapi apa harus lo mulai asingin gue kayak gini? Gini, gue tahu gue salah karena gue udah mencintai Maura. Tapi bukan seharusnya lo sebagai sahabat yang baik itu dukung apa pun itu yang membuat gue bahagia? Gue sejujurnya nggak mau ngecewain lo dengan pernyataan ini, tapi justru jika gue nggak jujur tentang perasaan gue sama Maura di depan lo, tentu itu malah buat luka dalam diri lo," ucap Januari apa-adanya, apa yang ingin ia ucapkan memang sudah seperti itu kenyataannya. Ia melakukan ini juga agar Februari tidak terlalu merasakan sakit, kecewa, karena ketidak jujuran.

Februari tidak menyangka, bahwa ia tidak menyadari alasan mengapa Januari menerangkan dengan jujur akan perasaannya selama ini pada Maura dan tentang dirinya yang tidak lagi menyimpan rasa padanya. Jika saja ia bisa menerima ini semuanya dengan lapang dada, mungkin ia tidak akan merasakan sakit dan kecewa. Ia meletakan ponselnya di atas meja, kemudian ia pun fokus menanggapi ucapan yang telah Januari lontarkan.

"Febri nggak sepenuhnya kecewa kok sama Janu," ucap Februari, meski ia berat untuk berkata seperti ini, tapi setidaknya setelah mendengar apa yang Januari ucapkan, ia jadi tidak memiliki alasan untuk asing dengan Januari, karena tidak sepenuhnya kekecewaan ini disebabkan Januari.

Januari kembali bersemangat. "Febri beneran nggak marah lagi 'kan sama Januari? Karena Janu yakin, kalau Febri itu sahabat Janu yang terbaik, makanya Janu nggak akan ragu kalau Febri bakal terus dukung Janu apa pun itu, Janu yakin kalau Febri itu bakal selalu ada buat Janu," balasnya.

"Tadinya Febri emang pengen asing dan cuek aja sama Janu, tapi setelah Febri denger apa yang Janu ucapin barusan, itu ada benarnya. Justru itu yang buat Febri sekarang merasa lebih baikan, karena emang dasarnya kekecewaan itu terjadi sepenuhnya bukan salah Janu. Febri harusnya bisa sadar diri dari jauh-jauh hari, karena kekecewaan itu berasal dari cinta yang Februari tanam sendiri, Januari nggak usah merasa bersalah lagi ya? Jangan khawatir, Februari nggak akan menghindar dari Januari. Itu karena, Februari udah denger sendiri apa pun yang udah terlontar dari mulut Janu." Februari kini telah mengerti, kenapa Januari lebih memilih untuk jujur mengenai perasaannya pada Maura di depan dirinya, memang seharusnya ia tidak marah, kecewa kepada Januari.

Januari Untuk Februari [OPEN PO] Where stories live. Discover now