19: Ada Yang Berbeda Saat Berbincang Dengannya

812 21 8
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan komennya ya, karena itu sangat amat berarti bagi author, terima kasih banyaaakk yaa❤️ Ada beberapa hari ini saya sakit, Alhamdulillah sekarang udah mendingan. Makanya baru bisa update sekarang, insya Allah.. cowok cupu itu suamiku menyusul update, yaa..

"Semua terasa berbeda, dulu kita saling terbuka satu sama lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semua terasa berbeda, dulu kita saling terbuka satu sama lain. Dalam sekejap saja kini kita canggung, seolah-olah tidak saling mengenal dan beranggapan tak pernah dipertemukan. Entah ini hati yang salah, atau memang perasaan kita saja yang sebenarnya tidak searah dan tidak pernah sesuai dengan apa yang sama-sama kita rasakan?"
***

Persoalan hati memang tidak bisa dibohongi, Januari memang telah memilih Maura sebagai kekasihnya. Tetapi bayang-bayang kenangannya bersama Februari masih setia ada di dalam ingatannya, itu terlalu manis rasanya untuk ia lupakan begitu saja.

"Apa ini adalah suatu penyesalan? Tapi gue udah memutuskan untuk melabuhkan hati gue buat Maura atau dia sering gue sebut Maret-nya gue. Tapi satu sisi, Februari nggak bisa lepas dari ingatan gue," gumam Januari, tatapannya sendu menatap ke arah Februari, ia benar-benar bingung dengan perasaannya saat ini.

Semuanya tengah menangis sedih, tidak untuk Januari. Meski memang perpisahan itu akan membawanya pada kenangan yang tak terlupakan, biar bagaimanapun juga itu memang sudah menjadi kenyataan yang harus diterima, bahwa yang namanya setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan hanya tinggal menunggu waktu tiba. Meski air mata tidak tertahankan lagi olehnya, tetapi ia bersikeras untuk tak bersedih dan menganggap ini semua dengan lapang dada dalam menerima.

"Sekarang kalian bakal banyak jam kosongnya, karena semuanya sudah beres. Ujian sudah, praktik pun telah beres semua. Sekarang bapak harap teruntuk kalian yang masih memiliki nilai yang kurang, harap setor kepada guru mapel masing-masing, ya," ujar Pak Karta mengingatkan pada semua muridnya itu, semuanya mengiyakan apa yang ia ingatkan, ia menjadi lega.

"Baik, Pak. Sekali lagi Agus mewakili teman-teman yang lain, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena bapak sudah sabar dan ikhlas dalam membimbing kami. Ilmu dan pembelajaran baik yang bapak beri akan menjadi bekal berharga untuk perjalanan kami, Pak." Kini Agustus mengucapkan perkataannya sambil tidak kuasa menahan tangis, lalu Mei sebagai (wakil ketua murid) pun ikut merasakan hal yang sama dengan apa yang Agustus rasakan. Lalu dia juga berusaha menenangkan Agustus agar tak terlalu berlarut dalam kesedihan.

"Gus. Jangan terlalu berlarut-larut ya sedihnya, kita masih ada waktu buat ukir kenangan sama temen-temen kok hehe. Yuk semangat! Pak Karta pasti bakalan seneng banget ngelihat kita kompak dan kembali semangat! Nah, ada baiknya sekarang kita diskusikan kira-kira buat perpisahan nanti kelas kita setuju memilih opsi yang mana biar nggak ada keraguan lagi," ucap Mei, lalu ia pun memberi saran pada Agustus agar semuanya berjalan baik.

Januari Untuk Februari [OPEN PO] Where stories live. Discover now